Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini industri game harus diakui masih dikuasai oleh pengembang-pengembang besar. Maklum saja, dana yang fantastis serta sumber daya yang banyak tersedia membuat para pengembang besar ini leluasa mengeksplorasi apa yang ingin mereka buat dan kerjakan. Meskipun merugi, para pengembang besar ini masih memiliki cukup modal yang digunakan untuk membuat game, dengan harapan game tersebut bisa mendongkrak kembali bisnis mereka.
Tapi kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat para pengembang besar ini pada akhirnya harus bersaing ketat dengan para pengembang kecil-kecilan. Kita bisa menyebut mereka sebagai developer indie. Developer indie ini pada kenyataannya memiliki resource yang jauh lebih terbatas baik dari sisi sumber daya maupun dari sisi finansial. Mereka hanya bisa mengeluarkan modal yang tidak banyak untuk membuat game.
Tapi keterbatasan yang ada ini berhasil disingkirkan oleh beberapa developer game indie. Mereka pada akhirnya sukses menciptakan game dengan kualitas terbaik dari keterbatasan yang mereka miliki. Nah, sejauh ini ada beberapa developer game indie terbaik yang ada di industri game. Duniaku.net kali ini sangat tertarik untuk membahas satu per satu developer game indie terbaik. Yuk, tanpa basa-basi, langsung saja kita bahas mengenai developer game indie terbaik yang ada di industri game. Cekidot!
Di tahun 2014 kita dikejutkan dengan pemberitaan bahwa salah satu game buatan Indonesia akan masuk ke Steam. Game tersebut berjudul Dreadout yang merupakan game survival horor besutan Digital Happiness. Game tersebut bisa dibilang laku keras di Steam dengan guyuran review positif. Meskipun kita tidak menemukan mekanisme baru di dalam game ini (karena sedikit mirip dengan Fatal Frame), tapi pengalaman untuk mengalahkan hantu versi Indonesia patut diacungi jempol.
Bahkan game ini dimainkan oleh salah satu Youtuber ternama, Pewdiepie lho. Sebagai sebuah developer game indie yang penuh dengan keterbatasan, Dreadout bisa dibilang dieksekusi dengan sangat baik. Grafis yang mantap serta suasana yang dibangun dengan sangat mencekam membuat Digital Happiness wajib mendapatkan apresiasi.
Developer game yang terletak di Bandung, Jawa Barat ini membuat Dreadout dengan bujet yang cukup minim serta sumber daya manusia yang sedikit lho. Namun meski demikian, game yang satu ini mendapatkan satu juta unduhan di semua platform! Tentu prestasi ini luar biasa keren, terlebih lagi game ini buatan anak Indonesia.
Yang tak kalah keren adalah visi dari Digital Happiness itu sendiri yakni menginginkan game buatan mereka diingat di hati para gamer untuk waktu yang lama. Selain itu visi mereka juga didukung oleh sistem keuangan yang sehat, lingkungan kerja yang sehat serta karyawan yang bahagia. Adapun misi dari Digital Happiness adalah untuk mengembangkan dan mempublikasikan IP video game yang menawan dan sukses di multiplaftorm yang berbeda.
Selain itu misi mereka juga untuk mendongkrak teknologi serta tren di dunia game, menambah konsep keragaman lokal di dalam game mereka, serta membuat nilai yang lebih besar di pasar global.
Bagi para penggemar survival horor, pasti kalian sudah tahu kan game Outlast Series? Game yang satu ini tampil begitu memukau dan mendapatkan sambutan hangat dari para gamer karena memang menawarkan kengerian yang maksimal. Teror dari developer yang satu ini berlanjut di tahun 2017 ketika mereka menelurkan satu buah seri lanjutan yakni Outlast 2. Di seri kedua, game ini tampil lebih sempurna di segala sisi.
Bagi kalian yang berpikir bahwa game ini dibuat oleh developer besar, kalian sepertinya harus menariknya kembali karena game yang satu ini ternyata dibuat oleh developer indie asal Kanada dan merupakan salah satu developer indie terbaik, Red Barrels. Ya, Red Barrels merupakan sebuah developer indie dari Kanada yang terletak di Quebec. Developer ini didirikan oleh David Chateauneuf, Hugo Dallaire dan Philippe Morin, pada bulan Juni 2011.
Ketiga orang tersebut pada awalnya bekerja di perusahaan game ternama lho seperti Ubisoft Montreal dan EA Montreal. Tapi pada akhirnya ketiganya memutuskan untuk keluar dan mengembangkan Outlast. Oiya, kesuksesan mereka di Outlast pertama membuat mereka seperti mendapatkan durian runtuh lho.
Keuntungan yang mereka raih sangat banyak sehingga pada akhirnya mereka mampu mengembangkan Outlast 2 dengan dana yang lebih besar sehingga hasilnya menjadi sangat maksimal. Yang paling kentara tentu saja kualitas grafis di Outlast 2 jauh lebih baik dibandingkan seri pertama lho.
Nah, ada perusahaan apalagi ya yang dianggap sebagai developer game indie terbaik? Yuk meluncur ke halaman selanjutnya.
Developer game indie terbaik selanjutnya adalah Ninja Theory. Developer yang satu ini memang jarang terdengar namanya, tapi di antara dua developer indie di atas, Ninja Theory mungkin menjadi yang paling mapan. Maklum, dari segi didirikannya perusahaan, Ninja Theory lebih lama karena didirikan sekitar tahun 2000-an. Developer yang satu ini telah membuat beberapa game ternama seperti DmC: Devil May Cry dan Hellblade: Senua's Sacrifice yang berhasil mendapatkan banyak atensi dari gamer di tahun 2017.
Meski tergolong sebagai developer game indie yang mapan, tapi tetap saja Ninja Theory tidak bisa disamakan dengan pengembang besar. Tapi keterbatasan yang ada berhasil dibuktikan tidak menghalangi kreatifitas untuk membuat game berkualitas. Kita tengok saja Hellblade: Senua's Sacrifice yang berhasil tampil memukau dengan Unreal Engine 4.
Mereka juga tergolong sukses menghadirkan mekanisme permainan cepat dan brutal di DmC. Tentu saja itu merupakan hal yang baik, terlebih lagi Ninja Theory merupakan developer indie. Khusus untuk Hellblade, game tersebut mendapatkan banjir review positif di berbagai forum, salah satunya adalah Steam.
Apakah kalian pernah memainkan game dengan judul Inside atau Limbo? Bila pernah, apakah kalian merasa senang memainkan game ini? Saya pribadi sih senang dan merasa tertantang ketika memainkan dua game ini. Meskipun menampilkan grafis yang biasa saja, tapi gameplay yang disuguhkan oleh kedua game ini mampu membuat kita penasaran. Uniknya, kedua game ini tidak menceritakan cerita di dalam game tersebut secara jelas.
Kita hanya bisa menafsirkan apa yang ada di sepanjang game dan itu tentunya sangat menarik karena kita bisa bebas berpikir soal apa yang terjadi di dalam game tersebut. Yang tidak lupa, game yang satu ini dibuat oleh developer indie dari Denmark yang berbasis di Copenhagen, PlayDead. Developer indie ini diciptakan oleh Arnt Jensen dan Dino Christian Patti.
Meski baru membuat dua buah game, tapi keduanya mampu mendapatkan pujian yang luar biasa dari para kritikus. Limbo tampil begitu maksimal dengan berbagai macam puzzle serta misterinya dan Inside sendiri sukses menciptakan situasi yang bisa membuat jantung berdebar karena gameplaynya yang menegangkan.
Thagamecompany merupakan sebuah perusahaan pengembangan permainan video independen Amerika yang didirikan oleh para pelajar University of Southern California Jenova Chen dan Kellee Santiago pada 2006. Developer yang satu ini merupakan pengembang untuk Sony Computer Entertainment yang dikontrak untuk membuat tiga permainan unduhan untuk layanan PlayStation Network dari PlayStation 3, dan sejak itu memakai pendanaan independen.
Developer yang satu ini terkenal setelah mereka menelurkan sebuah game unik dengan judul Journey. Sejak saat itu popularitas game yang satu ini meningkat tajam. Selain Journey, developer indie yang satu ini juga menciptakan game lain seperti Flower, Flow, dan Cloud. Progres dari developer ini terus meningkat bahkan diakui menjadi salah satu yang terbaik.
Nah, itulah lima developer game indie terbaik. Kelima developer itu harus diakui mampu membuktikan bahwa bujet yang minim serta sumber daya yang terbatas tidak terlalu mempengaruhi kualitas game yang mereka buat. Di tengah keterbatasan itu, kelima developer tersebut mampu membuat karya yang setara dengan para developer besar.
Diedit oleh Doni Jaelani