7 Filmmaker yang Benci Filmnya Sendiri, Hanung Termasuk?
Mereka yang bikin tapi mereka juga yang benci, hahaha.
Sebuah industri film bakal sukses bila mereka memiliki sutradara yang andal. Biasanya kebanyakan orang menyebut sutradara ini sebagai seorang filmmaker. Seorang filmmaker dituntut untuk mempelajari dengan seksama film yang bakal diangkatnya. Selain itu, imajinasi seorang filmmaker juga dituntut luas demi menghasilkan cerita yang menarik.
Sejauh ini sebagai kiblat perfilm-an dunia, hollywood tentu memiliki seabrek filmmaker yang hobi membuat gebrakan. Didukung dengan dana yang melimpah pada akhirnya membuat idealisme para filmmaker hollywood seperti dimanjakan. Film-film dengan skala besar pada akhirnya lahir. Tapi yang namanya manusia tentu tidak ada yang sempurna, termasuk filmmaker.
Meski telah memiliki banyak pengalaman kenyataannya para filmmaker ini pernah melakukan banyak kesalahan yang membuat mereka benci pada film garapan mereka sendiri. Duniaku.net kini sangat tertarik untuk membahas mengenai filmmaker yang benci filmnya sendiri. Memang terkesan sangat aneh karena mereka membenci karyanya sendiri.
Lebih baik daripada basa-basi yang berkepanjangan, langsung saja kita bahas mengenai tujuh filmmaker yang benci filmnya sendiri.
Source: Youtube[/caption]
Filmmaker yang benci filmnya sendiri adalah Ti West, yang merupakan salah satu sutradara terbaik yang banyak berkecimpung di dunia film horor. The Cabin Fever pertama di buat oleh filmmaker bernama Eli Roth dan menjadi salah satu film horor dengan bujet rendah paling keren hingga akhirnya di tahun 2009 West yang memang hobi membuat film horor menelurkan The Cabin Fever 2.
Tapi kenyataannya, The Cabin Fever 2 malah menjadi sesuatu yang dibenci oleh West sendiri. Ia bahkan ingin agar namanya dihapus dari film itu! Menurutnya apa yang ia lihat ketika saat syuting dan ketika filmnya jadi merupakan sesuatu yang berbeda. Bahkan menurutnya banyak perubahan yang membuat film tersebut berbeda dari ide awalnya.
West mengklaim para eksekutif membuat film tersebut gagal pasca-produksi. Film ini akhirnya tidak diterima dengan baik oleh mayoritas para penikmat film.
Film yang satu ini bahkan tidak pernah ditunggu oleh Josh Trank. Bahkan satu hari sebelum rilis, ia memposting Twitter dengan mengatakan bahwa sebenarnya satu tahun sebelum film ini dirilis (2014) ia membuat film ini sangat keren namun orang-orang tidak bakal bisa melihatnya. Memang cuitannya tersebut kemudian dihapus oleh sang filmmaker.
Tapi ternyata sudah banyak orang yang membaca cuitannya dan menyimpulkan bahwa film ini sepertinya benar-benar tidak layak untuk ditonton. Bahkan film ini masuk ke dalam kategori sebagai film superhero terburuk yang pernah dibuat dalam beberapa tahun terakhir. Sama seperti di nomor pertama, alasan yang membuat film ini buruk adalah karena adanya campur tangan dari para eksekutif dalam film ini.
Bahkan tak tanggung-tanggung, para eksekutif ikut campur dalam urusan produksi, menulis ulang naskah asli filmnya, memotong titik plot utama, dan mengubah visinya. Tak heran bila akhirnya Trank menjadi salah satu filmmaker yang benci filmnya sendiri.
Siapa lagi ya filmmaker yang benci filmnya sendiri? Yuk langsung ke halaman selanjutnya!
Mandatory Credit: Photo by Rolex Dela Pena/Epa/REX/Shutterstock[/caption]
Spiderman 3 yang rilis pada tahun 2007 seakan menjadi catatan buruk bagi Sam Raimi. Filmmaker yang satu ini menjadi salah satu filmmaker yang benci filmnya sendiri dalam hal ini adalah Spiderman 3. Bahkan dengan keren Raimi mengakui bahwa banyak elemen di film ketiga yang dieksekusi kurang baik padahal di dua film awal Spiderman, Raimi dianggap cukup sukses.
Hal ini dikarenakan Raimi ditekan untuk menambahkan musuh di film ketiga ini agar skalanya lebih besar dari seri kedua. Hasilnya, film menjadi kabur dari intinya serta ceritanya menjadi sangat rumit. Awalnya Raimi menolak untuk memasukkan Venom sebagai penjahat utama, tapi akhirnya Venom muncul di film tersebut. Sebelum Venom, Raimi sempat memilih Vulture tapi idenya diabaikan.
Hancur leburnya Spiderman 3 ditinju para kritikus membuat Raimi enggan melanjutkan seri keempat. Raimi juga terlibat konflik dengan perusahaan produksi film Spiderman tersebut.
Stephen King merupakan salah satu filmmaker paling terdahsyat yang pernah ada di industri film. Idenya selalu membuat penonton terkejut dan filmnya selalu disambut dengan baik. Tapi yang tak disangka adalah King menjadi salah satu filmmaker yang benci filmnya sendiri. Ya, King benci dengan film Maximum Overdrive.
Saking kecewanya, King bahkan menjadikan film ini sebagai film terburuk yang pernah dibuatnya. Film yang dibuat tahun 1986 ini dibintangi oleh Emilio Estevez. Film ini terinspirasi dari cerita pendek karangan King sendiri berjudul Trucks. Ia mengakui saat mengerjakan film itu sambil meminum Kokain, hasilnya adalah ia tak paham apa yang sedang dilakukannya serta berdampak pada film itu sendiri pada akhirnya.
Bahkan ketika menggarap film ini beberapa kecelakaan terjadi yang menyebabkan King harus menyelesaikan masalah ini di pengadilan.
Di halaman ketiga masih ada tiga lagi nih filmmaker yang benci filmnya sendiri, apa aja ya?
Mandatory Credit: Photo by Joanne Davidson/Silverhub/REX/Shutterstock[/caption]
David Fincher menjadi salah satu filmmaker yang benci dengan filmnya sendiri juga lho. Film tersebut adalah Alien 3 bro. Film ini memang bukan dipegang dari awal oleh Fincher karena Fincher yang tadinya bertugas dalam hal musik di film ini disuruh untuk menggantikan Vincent Ward sebagai kepala dari proyek Alien 3
Sialnya, para eksekutif malah ikut campur terlalu dalam dengan proyek ini. Beberapa anggota kru banyak yang diberhentikan dan Fincher sendiri mengakui ingin sekali mengendalikan proyek tersebut tapi para eksekutif tidak menghiraukannya sama sekali. Hingga akhirnya Fincher berdebat dengan perusahaan produksi mengenai anggaran serta tenggat waktu.
Film tersebut memang rampung, tapi Fincher mengklaim bahwa ia membenci Alien 3 lebih dari siapapun!
Source: 25 Year Later[/caption]
Di tahun 1981, David Lynch pernah melakukan pilihan yang mungkin dianggapnya keliru yakni memilih antara membesut film Dune atau Star Wars Episode IV: The Return of Jedi. Tapi kemudian Lynch memilih untuk mengerjakan proyek Dune. Ketika mengerjakan proyek ini Lynch sama sekali tak membaca cerita aslinya karena ketidak tertarikannya dengan genre Sci-fi secara umum.
Ketika proyek ini dibuat, beberapa penulis mengundurkan diri karena beda pemikiran. Ketika sudah hampir rampung, durasi Dune berada di angka tiga jam. Tapi Universal Studios hanya menginginkan Dune punya durasi dua jam saja. Artinya, pemotongan besar durasi harus dilakukan. Banyak adegan dihapus serta adegan yang dipersingkat. Campur tangan para eksekutif juga membuatnya merasa tertekan.
Film ini akhirnya sama sekali tak mencerminkan visinya sama sekali. Dia bahkan tidak mengakui film itu dan mengganti namanya dengan Alan Smithee atau Judas Booth dalam berbagai versi.
Source: Fanpop[/caption]
Kaye sebelum diplot menjadi filmmaker American History X merupakan seorang direktur iklan di Amerika. Diplot sebagai sutradara film American History X, Kaye sangat senang apalagi film ini merupakan film pertamanya. Di awal film ini dibuat semuanya masih kompak hingga akhirnya studio dan rekan kerjanya, Edward Norton memberikan masukan untuk mengubah beberapa hal di film ini.
Tak terprediksi, ternyata Kaye tidak menerima masukan-masukan tersebut. Hasilnya studio ikut campur bahkan memberikan otoritas pada Norton untuk melakukan editing di film tersebut. Film Kaye akhirnya diubah menjadi film yang berbeda sama sekali. Kaye marah bahkan ia sampai memutuskan tangannya sendiri setelah memukul tembok!
Versi terakhir film ini berbeda dengan apa yang dikerjakan Kaye pada awalnya. Ketidak setujuannya membuat ia sama sekali tidak ingin muncul di dalam kredit film tersebut bahkan menjadikan namanya sebagai Humpty Dumpty pada kredit film.
Sepertinya itulah tujuh filmmaker yang benci filmnya sendiri. Ketujuh filmmaker tersebut memang punya banyak potensi tapi faktor di luar membuat mereka akhirnya bekerja tak maksimal. Tapi kembali lagi, semua pekerjaan memiliki risiko bukan?
Mau dapat PS4 dan Nintendo Switch? Kunjungi BEKRAF Game Prime 2018, event industri game terbesar se-Indonesia pada tanggal 13-15 Juli 2018 di Balai Kartini, Jakarta! Kunjungi laman ini untuk mendaftarkan dirimu GRATIS!