Program ini juga akan menginisiasi penelitian ilmiah esports medicine & science mengenai lanskap kesehatan para gamers di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi dasar studi ilmiah pertama di Indonesia dalam bidang esport.
“Kami berharap melalui penelitian dan program yang kami lakukan, kami dapat memberikan rekomendasi serta mengedukasi publik mengenai bagaimana bermain game secara sehat, aman, seimbang, dan produktif”, ujar Rurie Wuryandari, Direktur Hubungan Eksternal Coda Indonesia.
Data dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO mencatat 10 besar keluhan cedera terbanyak
yang dialami oleh pemain esports antara lain keluhan di jari, tangan, pundak, leher.
Peningkatan keluhan sakit di antara pemain esports dikarenakan kesalahan postur dan
intensitas permainan. Dalam program #MainSehatBarengCoda”, dr. Andi telah menyusun
serangkaian rekomendasi kegiatan agar pemain game dan esports dapat meminimalisir
cedera dan potensi kerusakan saraf di masa mendatang.
Coda Indonesia juga menggandeng Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya khususnya
Sport Medicine, Injury, and Recovery Center (SMIRC) yang akan menjadi tempat pelatihan/
pemulihan pengujian untuk 5 atlet esports yang mengalami cedera serta menjadi rujukan
untuk cedera yang berhubungan dengan esports.