Dragon Nest Rebirth of Legend. (Dok. Lulin Games/Dragon Nest Rebirth of Legend)
Mungkin karena saya masuk game ini dengan skeptis setelah begitu banyak masalahya, ekspektasi saya soal game-nya sudah lebih rendah dari seharusnya.
Tapi ternyata... ini mungkin bukan sekedar nostalgia murahan.
Yang pertama langsung terasa adalah atmosfer khas Dragon Nest versi PC, dan bukan cuma dari tampilan antarmukanya. Dunia Altera, suara skill, desain karakter, bahkan bos-bos seperti Minotaur dan Cerberus... semuanya seperti diangkat langsung dari versi klasik, tapi kini bisa dimainkan dari genggaman tangan.
Walau memang, ada sejumlah perbedaan yang masih terasa terutama dalam aspek ekonomi.
Yang membuat saya merasa ini bukan port asal-asalan sih saat saya mulai bertarung.
Game ini menggunakan sistem 3D combat tanpa auto-target, persis seperti versi PC. Artinya, setiap dodge, counter, dan chain combo benar-benar bergantung pada refleks dan posisi kita. Serangan terasa berat dan responsif, dan efek hit-nya memuaskan—membuat tiap pertempuran punya bobot tersendiri. Bukan tap-tap kosong, tapi aksi nyata.
Untuk kelas, kita kembali disambut dengan empat kelas utama: Warrior, Archer, Mage, dan Cleric. Masing-masing punya gaya bertarung yang unik, dan semuanya terasa punya peran penting.
Misalnya ketika mencoba Archer, dan efek panah bertubi-tubi plus skill area-nya memberi sensasi damage dealer sejati. Tapi melihat Mage mengacak-acak musuh dengan AoE besar atau Cleric yang menyelamatkan rekan satu tim di PvP... jelas game ini serius soal peran dan kerjasama.
Fitur PvP juga layak mendapat sorotan. Alih-alih sekadar adu angka, sistem PvP di sini menuntut refleks, timing, dan positioning. Kita bisa duel satu lawan satu, atau coba mode peringkat yang kompetitif, dan hasilnya... cukup bikin deg-degan. Gaya PvP seperti ini pasti bikin para veteran Dragon Nest tersenyum puas.
Saat masuk ke Nest lawas seperti Sea Dragon atau Manticore, nostalgia langsung menyergap. Tapi jangan salah: mereka bukan sekadar penghias. Serangan mereka tetap mematikan, dan kerja sama tim jadi kunci. Ini bukan PvE santai, ini nostalgia dengan tantangan.
Game ini menyampaikan dalam deskripsinya bahwa ini adalah reproduksi 1:1 dari aslinya.
Meski mungkin ada beberapa aspek yang kurang terasa, tapi dari aspek gameplay, pertempuran, dan terutama nostalgia, Dragon Nest: Rebirth of Legends terasa kuat.