TUTUP

Epic Arena Itu Seperti Catur Dengan Sistem Card Battle, Serta Senjata Pedang dan Sihir

Platform mobile memang tidak akan kekurangan game, meskipun mayoritas game tersebut merupakan pengulangan dari ide game sebelumnya. Namun ada juga yang memadukan beberapa elemen familiar, seperti Epic Arena.

Platform mobile memang tidak akan kekurangan game. Android dan iOS terus mendapatkan judul baru, meskipun kita juga menyadari mayoritas merupakan pengulangan dari ide atau gameplay game sebelumnya. Namun ada satu saat ada satu game mobile yang unik, menawarkan sesuatu yang baru, atau memadukan beberapa elemen familiar. Epic Arena menjadi salah satunya, dan kami menemukan elemen card, board dan tactical game dalam satu pengalaman bermain. Game yang dikembangkan oleh Shadow Masters dan didistribusikan oleh Travian Games ini pertama kali dikenalkan selama ajang PAX East 2014 lalu. Epic Arena merupakan game strategi online yang menggabungkan kepuasan memainkan board game berbasis taktik, serta kustomisasi sebuah card game, dengan ide cerita fantasy dimana pertikaian mengenai pedang dan kekuatan sihir menjadi tema yang jamak.

Ketika kami memainkannya, justru terlihat seperti catur, dengan kekuatan summon serta power-up karakter yang sepertinya terinspirasi dari Magic the Gathering, disisipi mekanis dengan tujuan penghancuran menara musuh seperti tipikal MOBA. Kalian mengendalikan seorang komandan yang tidak terikat dengan pihak mana pun, dalan membuat keputusan untukbergabung dengan Brotherhood of Order atau Legion of Chaos (mengingatkan kami pada DotA). Setiap pertarungan yang akan dihadapi ritmenya adalah mulai dengan menempatkan unit (seperti bidak catur) di atas kolom segi enam, dan mereka di-summon dari setumpuk kartu yang dikocok secara random. Sebelum musuh mendapatkan gilirannya, kalian bisa beraksi menggerakkan unit. Kartu tersebut bisa saja memberi power up unit kalian, memulihkan mereka juga, atau melancarkan serangan sihir dengan efek yang besar pada musuh. Satu misi yang dijalankan akan usai ketika kalian berhasil menghancurkan artifact (sebutan untuk tower) pihak lawan.
Sebagai game gratisan dengan jatah storage sekitar 40 MB saja (atau 140 MB untuk iOS), jangan harap Epic Arena menyuguhkan grafis berkelas. Tidak ada efek 3D dengan tingkat detail tinggi di sini, atau pun kartu-kartu dalam deck kalian juga dihiasi dengan artwork yang cantik. Setidaknya, kalian tetap tidak akan merasa ketinggalan jaman di sisi visual ketika memainkannya. Sedangkan untuk kontrolnya, semua dibuat dengan kendali touch screen, sentuh, sentuh dan tahan untuk detail kartu dan unit, atau sapukan jari serta mencubit layar untuk sedikit merubah sudut pandang. Yang akan disukai para pemain online, Epic Arena mendukung permainan multiplayer online, player vs. player. Jadi kalian bisa bertarung melawan teman lain yang lokasinya berjauhan, dan bahkan ada Duel Mode yang konsepnya asynchronous, dimana kalian bisa melawan data pengalaman bermain pemain lain, atau untuk tantangan yang lebih tinggi, bisa memainkan Blitz Mode yang berbatas waktu. Epic Arena juga merupakan salah satu dari sedikit game cross-platform, sehingga siapa pun yang memainkannya di Android dan iOS, atau platform asalnya, Facebook, akan bisa melanjutkan progress permainannya. Sebagai game gratis, tentu saja ada in-app purchase untuk membeli salah satu media perdagangan dalam game, yaitu kristal, yang ditawarkan mulai Rp. 23 ribuan untuk 100 Crystal, hingga Rp. 59ribu untuk 265 Crystals. [gallery link="file" ids="157061,157062,157063,157064,157065"]
  • Dapatkan Epic Arena versi iOS melalui Apple App Store. Membutuhkan iOS minimal versi 6.0 dan jatah storage 134 MB.
  • Dapatkan Epic Arena versi Android melalui Goole Play Store. Membutuhkan Android minimal versi 2.3 dan jatah storage 38 MB.
[youtube id="mIFh-OrL23A"] Sumber: Facebook, Shadow Master