Seperti menghidupkan orang yang sudah mati, mustahil! Berikut adalah kisah perjalanan kami dalam mengembangkan game Ascender.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Seperti menghidupkan orang yang sudah mati: mustahil! Berikut adalah sisi emosional selama dua tahun pengembangan game Ascender.
Setelah sebelumnya saya
Kami menang![/caption] Mengapa GameChanger membuat
Ascender? Pertama, saya mau menjelaskan dulu tentang GameChanger. Selama ini saya dan Dodick lebih dikenal sebagai Gambreng Games yang mengembangkan game kasual untuk
platform mobile. Namun sejak kami berdua keluar dari pekerjaan tetap kami di akhir tahun 2014 dan
full time di studio, kami berpikir keras untuk membuat game yang menghasilkan banyak uang. Maka, kami melakukan riset dan mengambil keputusan untuk meninggalkan sejenak dunia game
mobile untuk beralih ke
platform PC dan kami memilih GameChanger sebagai nama studionya.
Ascender adalah game
puzzle platformer dimana player berperan sebagai Sky, robot kecil nan unik, yang harus menyelesaikan berbagai
quest untuk mendapatkan metal legendaris yang dibutuhkan Ocean, sahabatnya. Ocean merupakan anak angkat Prof. Toro yang terlahir tanpa memiliki kedua tangan dan kakinya. Kondisi lingkungan Goa yang berada di bawah tanah tidak memungkinkan Prof. Toro untuk menjelajahinya demi mendapatkan metal legendaris tersebut. Oleh karena itu, Sky diciptakan Prof. Toro untuk menjalankan misi tersebut.
Serius gak serius kerja[/caption] [duniaku_adsense] Untuk mewujudkan hal tersebut kami mulai mengajak orang-orang terdekat untuk bergabung. Terbentuklah sebuah tim lengkap mulai dari produser, desainer,
story writer, programmer, visual artist dan
sound engineer. Setiap orang sesuai perannya mulai membuat perencanaan.
Art Director kami yang bernama Rizal mulai bereksperimen dengan menggambar berlembar-lembar
environment ataupun karakter untuk mendapatkan
concept art terbaik. Saya, Bonar (
story writer) dan Dodick (game desainer) menghabiskan bermalam-malam untuk merancang cerita terkait Prof. Toro, Ocean dan Sky. Kami sepakat mengambil latar daerah pegunungan Himalaya sebagai inspirasi tempat.
Tanpa memiliki pengalaman dengan game sebesar dan sekompleks
Ascender, setiap orang tetap berusaha mengerjakan bagiannya dengan baik. Dalam upaya mempercepat langkah, kami mulai merekrut tambahan orang yaitu 2
artist, 1
programmer dan 1
music director. Empat mahasiswa magang juga terlibat dalam game ini. Jadi, total ada 14 orang yang terlibat di
Ascender. Kami pun mengumpulkan sebanyak mungkin uang dari kantong kami sendiri untuk membiayai pembuatan game ini. Kami juga mendapatkan dana tambahan dari kompetisi game yang kami ikuti.
Sebagian tim Ascender[/caption] [read_more id="301501"] Di tengah perjalanan menyelesaikan
Ascender yang rencananya dirilis Maret tahun lalu, berbagai kenyataan pahit datang silih berganti. Sejak
Hingga bulan Juli 2016 kami belum mendapatkan
publisher dan uang yang ada hanya cukup bertahan untuk sebulan lagi. Maka, pada bulan September, saya mengumpulkan ke-10 kru untuk mengatakan kabar terburuk yang pernah saya sampaikan yaitu GameChanger Studio akan dibubarkan dan kami tidak akan pernah merilis
Ascender. [duniaku_baca_juga] Momen ini adalah yang terberat dan tidak akan terlupakan seumur hidup saya. Kami terdiam cukup lama. Akhirnya sesuatu yang mencengangkan terjadi. Seluruh teman yang
full time mengatakan akan tetap meneruskan pengembangan
Ascender walaupun tidak digaji. Akhirnya saya, Dodick (game desainer) dan Bonar (penulis cerita) menyisihkan sebagian uang kami agar bisa membayar gaji teman-teman
full time meskipun tidak penuh.
[duniaku_adsense] Beberapa rekan juga akhirnya harus mundur karena meneruskan pendidikan
master atas permintaan orang tua, meneruskan usaha keluarga dan mencari penghasilan yang lebih baik. Kami sangat memahami alasan teman-teman tersebut dan hingga hari ini kami masih saling menyemangati dan menjaga persahabatan kami. Dalam kondisi putus asa dan hampir menyerah, kami memutar otak sedemikian rupa dan akhirnya kami memutuskan untuk mengembangkan
Ritual sebelum makan[/caption] Demi mempercepat proses rilis
Ascender, saya pun nekat meninggalkan pekerjaan tetap saya Januari 2017 lalu dan mulai melewati pagi, siang, sore, malam hingga pagi lagi di studio. Bersama dengan 5 orang lainnya yang tertinggal (1 game desainer, 2
programmer, dan 2
artist) kami sama-sama berkomitmen dan bertekad merilis
Ascender secepatnya. [read_more id="301493"] Tidaklah terlalu berlebihan jika mengumpamakan perjalanan dengan
Ascender yang kami alami sama mustahilnya dengan membangkitkan orang mati. Namun, kami berhasil melaluinya dan membawa game ini sampai ke tanganmu. Selamat menikmatinya dan terima kasih telah meluangkan waktu membaca kisah nyata kami.
Download Ascender: Steam – Rp79.999 Diedit oleh Febrianto Nur Anwari