Bagaimana caranya menentukan UI dan User Experience yang tepat bagi game mobile-mu? Mari kita belajar dari pakarnya: Toge Productions dan Minimo Studios!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
ki-ka: Moderator, Agung Subagiyo dari Minimo Studios, dan Jonathan Manuel Gunawan dari Toge Productions[/caption] BEKRAF Game Prime 2016, acara kumpul berbagai developer game Indonesia, akhirnya dibuka pada Selasa 29 November kemarin dan Berlangsung hingga Rabu 30 November 2016 ini. Digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, selain dipenuhi booth-booth milik developer lokal acara Game Prime ini juga diramaikan dengan beragam panel dan seminar menarik yang dibawakan figur-figur dari dunia game Indonesia. Salah satunya adalah yang satu ini. User Interface (UI) dan User Experience (UX) merupakan komponen yang tidak boleh disepelekan juga saat mengembangkan suatu game. Sesi diskusi bertajuk, "UI and UX Games Design, Crazy Stories and Implementation" pun berusaha untuk menyampaikan hal tersebut kepada developer-developer game muda yang menghadiri sesi tersebut. Sesi kali ini dibawakan oleh Agung Subagiyo dari Minimo Studios dan Jonathan Manuel Gunawan dari Toge Productions. Nama Agung mungkin kurang akrab di telingamu, karena meski menjdi game mobile dengan pendapatan terbesar nomor dua di Indonesia, game "Mini Racing Adventures" memang tidak jago kandang dan jauh lebih terkenal di luar negeri. Sebelumnya, Agung juga sempat bekerja di Matahari Studios dan membantu pembuatan mobil-mobil untuk Need for Speed Most Wanted dan Carbon. Karena memang penggemar mobil radio kontrol, selanjutnya dia pun menggarap Mini Racing Adventure. Masuk ke pembahasan topik UX, Agung mengaku physics engine merupakan hal yang paling utama dalam pengembangan Mini Racing Adventure. Selain itu, dia juga memastikan kalau pengendalian mobil terasa enak -- dan bahkan memiliki feedback yang terasa seperti aslinya. Semua dilakukan agar "feel user experience-nya" lebih terasa dan jadi enak dimainkan. Sementara untuk Infectonator garapan Toge Productions sendiri Jonathan menjelaskan kalau pengembangan game skala besar macam itu diawali dari "core gameplay," yaitu menyebarkan virus untuk mengubah orang jadi zombie, zombie-nya bisa mengubah orang lain lagi menjadi zombie, dan begitu seterusnya. Baru ditambahkan fitur-fitur lain lagi bila aspek fun-nya sudah didapat. Saat sesi tanya jawab[/caption] Perihal UI, Toge Productions memilih membuat aset UI yang kompatibel baik untuk platform PC dan mobile sehingga tidak perlu banyak adaptasi saat mengeluarkan game di kedua platform tersebut. Namun paling utamanya ditentukan dulu apakah game yang mereka buat akan menjadi game gratisan atau berbayar, agar bisa disesuaikan posisi iklan macam ads banner atau video-nya bila perlu. BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan bentuk evolusi dari Game Developers Gathering (GDG) yang setiap tahun menjadi ajang berkumpulnya para pelaku industri game di Indonesia, menjadi salah satu event business-to-business (B2B) industri game yang terbesar di Asia Tenggara. BEKRAF Game Prime 2016 sendiri merupakan proyek kolaborasi terbesar antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Duniaku Network, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Dicoding, Toge Productions, GCM, dan IndieGames.com. Event ini juga didukung secara penuh oleh Futurist Foundation, Yayasan Futurist Indonesia, GCM Sdn Bhd, KotakGame, Uber, dan Go-Life sebagai partner strategis, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai partner dari pemerintah. BEKRAF Game Prime 2016 disponsori oleh Unity, Biznet, Agate Studio, Touchten Games, Microsoft, Gameloft, Forrest Interactive, Freakout, VMAX, Garena, POKKT, MSI, Megaxus, Krunchisoft, Uber, Samsung, Unipin, LINE dan Tokopedia.