Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, beredar rumor di Tiongkok bahwa game mobile Girls' Frontline akan berkolaborasi dengan developer game raksasa Ubisoft. Dalam sebuah posting media sosial yang membahas kolaborasi game GFL di masa lalu, tiba-tiba muncul komentar dari akun media sosial resmi Ubisoft.
Meskipun rumor ini sangat tidak kuat keabsahannya, tentunya menarik sekali jika nantinya Ubisoft membuat game 3D bertema Girls' Frontline. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa Ubisoft akan mengerjakan game GFL 3D, yang mana kepastian tentang game 3D Girls' Frontline 2 akan diumumkan di event Girls' Frontline Expo Shanghai di tanggal 2 Mei nanti.
Karena itu, mari kita membayangkan 5 konsep game yang menggabungkan premis game GFL dengan beberapa game aksi terkenal Ubisoft.
1. Girls' Frontline x Rainbow Six
Rainbow Six jadi salah satu seri andalan Ubisoft saat ini, dengan Siege menjadi game tactical FPS dan game esports terpopuler mereka saat ini.
Jika GFL digabungkan dengan R6 Siege, gamer bisa memilih salah satu karakter GFL dengan skill uniknya masing-masing. Para gamer dibagi ke dalam dua tim dan harus menyelesaikan misi sebagai tim penyerang dan bertahan.
Elemen strategi juga bisa dimasukkan jika game GFL ini justru mengambil inspirasi dari game Rainbow Six lama. Layaknya game GFL original, kamu akan diminta menyiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menyelesaikan misi. Kemudian, kamu bisa mengendalikan pasukan itu secara manual untuk melaksanakan strategi yang sudah dibuat.
2. Girls' Frontline x Ghost Recon
Buat saya, konsep Ghost Recon jauh lebih cocok untuk sebuah game 3D Girls' Frontline. Game GFL sendiri menggunakan latar medan perang berukuran luas dan memiliki variasi lingkungan beragam seperti hutan, gurun, dan perkotaan.
Bayangkan kamu memimpin satu unit pasukan dan kamu punya kontrol penuh untuk memerintah 4 anggota tim lain. Kamu bisa menjelajahi open world untuk menjalankan berbagai misi mulai dari misi penyelamatan T-Doll hingga misi sabotase fasilitas Sangvis Ferri. Manfaatkan berbagai jenis kendaraan untuk menyelesaikan misi, entah itu truk transport hingga tank KCCO.
3. Girls' Frontline x The Division
Dunia Girls' Frontline digambarkan hancur akibat peperangan dan merebaknya wabah ELID. Nuansa yang sama pun bisa kita temukan di game The Division, dimana tatanan masyarakat yang kita kenal sudah runtuh.
Kamu dan teman kamu bisa bekerja sama untuk menyapu bersih kantong-kantong persembunyian Sangvis Ferri. Jika kalian berani, kalian juga bisa masuk ke Dark Zone yang mengandung konsentrasi tinggi unit SF dan virus Parapluie.
Baca Juga: Senjata PUBG Mobile Jadi Cewek Cakep? Ini 15 Gadis PUBG dari Girls Frontline!
4. Girls' Frontline x Watch Dogs
Kombinasi Girls' Frontline dengan Watch Dogs memang kedengaran kurang cocok. Namun keduanya memiliki satu kesamaan, yaitu hacking.
Sistem combat untuk game 3D Girls' Frontline bisa menganut game-game lain, namun berbagai fitur hacking dari Watch Dogs bisa digunakan. Misalkan jika kamu memainkan AK-12, kamu bisa menggunakan skill-nya untuk melakukan hacking pada unit musuh. Mereka bisa dikendalikan untuk menolong kamu dalam pertarungan.
5. Girls' Frontline x Far Cry
Nah kalau yang satu ini konsepnya pemuas fantasi banget. Dalam Far Cry, kamu bisa menjadi seorang superhero yang mampu membabat habis markas musuh sendirian.
Dengan plot game GFL yang makin kompleks serta fantastis, rasanya sah-sah saja mengaplikasikan konsep Far Cry ke game GFL. Bayangkan bermain sebagai M4 dengan upgrade Mod 3, menjarah markas Sangvis Ferri dan membombardirnya dengan meriam portabelnya. Seram...
6. Konsep game lainnya
Di luar game-game Ubisoft di atas, masih banyak konsep game 3D GFL yang terinspirasi dari game besar lain. Bayangkan game strategi GFL ala XCOM, Jagged Alliance, Valkyria Chronicles, atau Fire Emblem: Three Houses. Game FPS lain seperti Battlefield dan Call of Duty pun bisa!
Menurut kamu, konsep game apa yang cocok untuk game 3D Girls' Frontline?
Baca Juga: Kenapa Major Event di Girls' Frontline "Ditakuti"? Ini 5 Alasannya