TUTUP

Game Prime 2016 Surabaya, Titik Awal Karir di Industri Game Indonesia

Lebih dari 800 developer muda dari seluruh Indonesia berkumpul selama satu hari penuh. Bagaimana keseruannya?

Industri game Indonesia terus menunjukkan gairah yang meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari banyaknya developer game baru yang bermunculan, hingga game-game yang berhasil meraih kesuksesan baik di lokal maupun global. Untuk semakin meningkatkan antusiasme industri game dalam negeri, maka acara tahunan Game Prime 2016 pun digelar pada tanggal 22 Oktober 2016 kemarin di Gedung Pasca Sarjana Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Event ini berhasil mendatangkan kurang lebih 800 peserta, baik dari kalangan mahasiswa, fresh graduate, maupun dari developer game itu sendiri. Tujuan utama dari Game Prime 2016 Surabaya sendiri adalah untuk menumbuhkan talenta-talenta baru industri game dari Indonesia bagian timur yang selama ini gaungnya masih kalah jika dibandingkan dengan di barat, seperti Bandung dan Jakarta. Oleh karena itu, materi-materi yang disampaikan baik dalam sesi sharing ataupun workshop pun didesain sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh mereka yang baru dan akan masuk ke industri ini. Peserta berjubel untuk registrasi ulang![/caption] Game Prime 2016 Surabaya sendiri terbagi menjadi beberapa rangkaian acara. Di Auditorium utama yang berkapasitas lebih dari 500 peserta, tersaji berbagai materi yang dibagikan langsung oleh para veteran di industri game. Beberapa materi yang disampaikan dalam sesi sharing ini antara lain.

  1. Nurturing Board Game Industry in Indonesia, yang akan dibawakan oleh Adhicipta Wirawan (Mechanimotion), Andre Dubari (Manikmaya Games) dan Timothy Istianto (kreator Monas Rush). Moderator: Timothy Istianto (kreator Monas Rush)
  2. Regional Gamedev Scene & Movement, yang akan dibawakan oleh beberapa pentolan komunitas berbagai kota di Indonesia seperti Frida Dwi (Gamelan, Yogyakarta) dan Adam Ardisasmita (GDB, Bandung), Orlando Nandito (Gamedev Bali), Dalih Sugih (GDM, Malang) dan Ramadhany Candra (GADAS, Surabaya).
  3. Surviving Mobile Games Market. Bagi yang ingin menjamah pasar mobile, jangan lewatkan materi yang akan dibawakan oleh Eldwin Viriya (Own Games), Anton Soeharyo (Touchten Games), Steve Lie (Game5Mobile) dan Michael Sinulingga (Niji Games).
  4. Girls in Game Development. Siapa bilang dunia game developer di Indonesia hanya didominasi pria? Simak kisah seru dari para wanita yang berkecimpung di industri ini bersama Vania Marita (Wisageni), Estu Galih (Agate Jogja), Brigitta Rena (Mojiken Studio), Restya Winda (Agate Studio) dan Shellya Febriana (Alkemis Games).
  5. Steam 101, yang mengupas seluk beluk mengembangkan dan mempublikasikan game PC di Steam. Akan menghadirkan beberapa developer yang sukses di platform game PC tersebut seperti Rahmad Imron (Digital Happiness), Kris Antoni (Toge Productions) dan Cipto Adiguno (Ekuator Games).
Dan masih banyak lagi! Sejak awal rangkaian acara di Auditorium utama ini dibuka pukul 09.00 hingga berakhir pukul 18.00, hampir selalu penuh sesak dengan peserta. Bahkan, ada beberapa peserta yang terpaksa harus berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk. Materi-materi yang disajikan dalam sesi sharing ini pun bermanfaat bagi mereka yang akan masuk ke industri game untuk mengetahui bagaimana kondisinya saat ini, dan juga peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan.

Showcase yang Tidak Pernah Sepi

Peserta bukan hanya menimba ilmu dari para veteran saja. Di luar Auditorium utama sudah berjejer beberapa booth dari komunitas developer game masing-masing kota yang memamerkan karya mereka, antara lain dari GADAS (Surabaya), Gamelan (Yogyakarta), GDM (Malang), GDB (Bali) dan Gamerang (Semarang). Mereka membawa game-game hasil karya mereka untuk dicicipi oleh para peserta. Bukan hanya itu, arena showcase juga semakin semarak dengan kehadiran booth Gameloft yang membagikan banyak hadiah jika peserta berhasil melakukan tantangan dengan baik. Selain itu, ada juga booth dari FreakOut yang memberikan pengenalan kepada peserta mengenai native ads dan juga bagaimana penerapannya di dalam game yang tengah dibuat. Bukan hanya di luar Auditorium lantai 6 saja yang meriah. Turun satu lantai ke lantai 5, peserta pun disambut dengan berbagai hiburan. Bagi yang lelah setelah berkeliling bisa merasakan pijat gratis selama 10 menit dari Go Massage. Puas dengan bermain game digital dan pijat, peserta bisa meneruskan "petualangan" ke Board Game Alley yang tidak kalah ramai. Di area bermain board game ini, peserta bisa mencicipi berbagai macam board game, baik buatan lokal seperti Waroong Wars dan Monas Rush, maupun yang dari luar negeri. Meja board game pun hampir tidak pernah sepi. Bahkan saking ramainya, banyak peserta yang bermain board game di lantai!

Empat Kelas Workshop untuk Mengasah Skill

Selain sesi sharing di Auditorium utama, Game Prime 2016 Surabaya juga menggelar empat tema workshop berbeda di empat kelas terpisah dan berjalan secara paralel. Keempat workshop ini didesain sedemikian rupa agar bisa diikuti mereka yang baru terjun ke industri game atau bahkan masih awam sama sekali dengan dunia pengembangan game. Empat kelas ini antara lain kelas Programming (membuat game dengan Construct 2), Game Asset, Game Music dan Project Management yang dibawakan oleh Gameloft. Tujuan dengan adanya workshop ini adalah para peserta bisa menyelesaikan satu portofolio perdana mereka di sore hari setelah workshop selesai. Tentu saja, harapannya setelah mengikuti workshop ini, para peserta sudah siap berkarya lebih jauh di industri game, entah itu membuat karya sendiri untuk dipasarkan, atau berkolaborasi dengan developer lain dan membentuk studio game baru. Gelaran Game Prime 2016 akan berlanjut pada tanggal 29 dan 30 November 2016 mendatang di Balai Kartini, Jakarta. Berbeda dengan Game Prime 2016 Surabaya yang banyak mengandung muatan teknis dan menyasar para developer baru, Game Prime 2016 Jakarta akan lebih banyak mengupas mengenai sisi bisnis dan kolaborasi dalam industri game. Sampai jumpa di Game Prime 2016 Jakarta!