TUTUP

Seminar BEKRAF Game Prime: Tips Kerja Sama dengan Penerbit Game Luar!

Kenapa kerja sama dengan penerbit game luar bisa menguntungkan? Panel dari hari kedua BEKRAF Game Prime 2016 ini memberi jawabannya!

Adakah tips untuk kerja sama dengan penerbit game luar? Panel dari hari kedua BEKRAF Game Prime 2016 ini memberi jawabannya!

Dengan Jonathan Manuel Gunawan dari Toge Productions dan Mega Denditya dari Chocoarts sebagai pembicara, panel BEKRAF Game Prime 2016 ini membahas topik "How to Deal With International Publishers." Tapi apakah kerja sama dengan penerbit game luar memang perlu? Kenapa tidak langsung saja merilis gamenya sendiri ke pasar internasional? Bukankah sekarang sudah ada bantuan dari platform seperti Steam, Google Play, dan Apps Store? Menurut Mega, bagian penerbitan game bukan hanya membuat karya sekedar bisa diakses oleh publik saja. Harus ada bagian promosi dan marketing yang wajib dipikirkan untuk menghindari gamenya menjadi flop. Mega mengakui kalau dia pernah mencoba self publish namun hasilnya gagal. Penerbit game luar sudah lebih paham cara menerbitkan yang baik dan benar, terutama untuk target pasar internasional. Selain itu, penerbit game luar juga tentunya lebih paham dengan hal-hal seperti kultur dari negara yang dituju. Mereka bisa memberi saran [read_more id="282255"] Tapi bagaimana caranya untuk kerja sama dengan penerbit game luar? Apakah hanya tinggal menghubungi via surel atau bahkan Facebook chat? Ternyata menurut para pembicara terkadang memang hanya itu yang diperlukan. Biar bagaimanapun, penerbit game memang selalu mencari konten untuk diterbitkan. Jadi mengontak mereka langsung bisa memberi hasil yang baik pula untuk yang mencoba. Cara lain adalah dengan datang ke event-event game. Bila kamu mengunjungi event seperti TGS atau E3, sudah tentu akan mudah untuk berbicara langsung dengan penerbit-penerbit game besar. Bahkan terkadang ada juga pihak game luar yang berkunjung untuk event-event besar di Indonesia, seperti di Game Prime 2016 kemarin. Namun tentunya ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan agar pihak penerbit tidak sekedar membaca pesan kita, tapi juga menindaklanjuti hingga terjadi kesepakatan. Apa yang harus dilakukan? Mega menyampaikan kalau pembuat game harus berpikir secara eksternal dan internal. Untuk eksternal, lihat pola game-game yang diterbitkan oleh sebuah penerbit. Jika penerbit itu memiliki genre favorit, berarti bisa diincar membuat game serupa. Tentunya juga harus memperhatikan sisi internal: apakah pihak pembuat game benar-benar bisa menciptakan game seperti itu? Kalau tidak sebaiknya jangan. Kalau bisa maka itu adalah kesempatan yang sebaiknya dikejar. Tentunya, kalau ini pertama kalinya kamu hendak mengontak sebuah penerbit, maka tidak dianjurkan yang kamu bawa hanya ide. Kamu harus setidaknya menunjukkan video gameplay dan build sehingga penerbit bisa mengetahui dengan jelas gambaran mengenai proyek yang kamu kerjakan. Ada juga pertanyaan menarik dalam sesi panel ini: mana yang lebih sulit diajak bekerja sama? Perusahaan Amerika atau Jepang? Amerika dan Eropa, menurut para pembicara, tidak terlalu sulit. Mereka bahkan bisa mengabaikan kalau studio game yang mereka ajak kerja sama belum berbadan hukum. Lain dengan perusahaan Jepang. Saat mereka berminat, maka perusahaan ini akan meneliti dalam-dalam pihak studio game, terutama apakah mereka berbadan hukum atau tidak. Jelas, ini juga harus dijadikan bahan pertimbangan saat menentukan ingin mendekati penerbit negara mana. Jadi, apakah kamu sekarang punya niatan yang lebih besar untuk membuat game bersama penerbit luar?