Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud sedang menguatkan pusat karier di perguruan tinggi vokasi (PTV) melalui program penguatan Bursa Kerja Khusus (BKK). Unit tersebut memberikan hibah program BKK kepada PTV terpilih di seluruh Indonesia.
“Intinya adalah program tersebut dikhususkan untuk perguruan tinggi vokasi agar dapat meningkatkan pelayanan dan pengelolaan pusat karier. Program itu juga ingin membangun brand image dari pusat karier sehingga menjadi etalase untuk PTV dan industri, dunia usaha, dunia kerja (IDUKA). Kemitraan strategis ini diharapkan menghasilkan timbal balik atau menyiapkan lulusan yang sesuai IDUKA,” kata anggota tim program pengembangan dan penguatan pusat karier Mitras DUDI Kemdikbud, Connie K Wahjoe.
Melalui program penguatan pusat karier, Mitras DUDI mendorong PTV terpilih untuk mampu menghasilkan lulusan siap kerja dan mampu masuk ke industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) ke depannya serta dapat menginspirasi banyak PTV lainnya.
Lalu, apalagi hal-hal yang akan diwujudkan Mitras DUDI lewat pusat karier melalui program penguatan BKK? Berikut ulasan seputar pusat karier yang perlu kamu tahu!
1. Latar belakang pusat karir dan program penguatan BKK
Sub Koordinator Jabatan Fungsional Bidang Penyelarasan, Dit. Mitras DUDI Kemdikbud Suhadi Lili mengatakan bahwa kelembagaan pendidikan tinggi akademik ataupun vokasi diimbau mempunyai pusat karier sesuai nomenklaturnya. PTV yang berakreditasi tinggi pun wajib mempunyai pusat karier.
"Karena secara kelembagaannya itu sudah ada, maka kita menggunakan program penguatan Bursa Kerja Khusus untuk memperkuat pusat karier," tutur Suhadi.
Connie mengatakan, harapannya semua lembaga yang terkait dengan pengelolaan unit-unit organisasi di PTV dapat memulai memperkuat pusat kariernya.
Kenapa? Karena IDUKA merupakan stakeholder utama dari politeknik untuk menerima lulusan di masing-masing bidangnya. Menurut Connie, konsep dasarnya seperti itu. Oleh karena itu, pusat karier harus mempunyai layanan yang efisien, profesional, dan interaksinya positif.
2. Ini peran strategis pusat karier
Perguruan tinggi vokasi memiliki peran strategis menyiapkan orang/lulusan untuk bekerja. PTV pun mempunyai kontribusi pertama berupa angkatan kerja dan kedua berupa inovasi. Dalam rangka memproduksi angkatan kerja itu, kata Suhadi, PTV perlu efektif dan efisien sehingga mereka idealnya terpakai di IDUKA.
"Dalam kaitan itu, kita di pendidikan tinggi umumnya belum kuat fungsi marketing-nya. Supaya lulusannya terpakai, pusat karier berfungsi di marketing supaya lulusannya bisa terserap. Agar terserap, pusat karier juga harus mengukur serapannya untuk dijadikan aksi koreksi. Lalu kita perkuat agar perguruan tinggi vokasi menghasilkan produk yang sesuai dimaui pasar," kata Suhadi
Suhadi menjelaskan, kekuatan dari lulusan PTV di-branding di pusat karir sehingga fungsi marketing-nya berjalan. Pusat karier pun mewakili PTV agar bisa diterima di IDUKA.
3. Nah bagaimana kondisi pusat karier di perguruan tinggi saat ini?
Suhadi memaparkan bahwa saat ini ada pusat karier yang berfungsi baik sesuai harapan dan ada pula yang hanya menjalankan rutinitasnya, seperti menunggu perusahaan membuka lowongan kerja. Dengan kondisi seperti itu, saran Suhadi, fungsi pusat karier harus ditingkatkan.
"Idealnya tentu saja pusat karir bisa mengarahkan prodi/PTV untuk mencetak kompetensi lulusan yang sesuai kebutuhan IDUKA. Bisa membantu lulusannya mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kariernya. Tapi yang jadi sasaran kita di program ini ke pekerjaan dulu. Bagaimana kita bisa membantu lulusannya mendapat pekerjaannya," jelas Suhadi.
4. Pengembangan pusat karier akan menyasar hal-hal ini
Suhadi menjelaskan program penguatan pusat karier harus membuat perubahan. Bersama Mitras DUDI , PTV harus meningkatkan kapabilitas dari pusat karier tersebut. Nah kapabilitas apa yang harus ditingkatkan? Pertama, pengetahuan akan pasar. Dengan begitu, jejaring dengan IDUKA harus ditingkatkan.
"Jadi harus ada perluasan jejaring. Tidak hanya terhubung dengan perusahaan yang biasa merekrut, tetapi juga kepada perusahaan yang selama ini tidak pernah merekrut. Kedua, harus bisa memfungsikan sebagai simbol penjaminan mutu internal. Bahwa mereka mewakili IDUKA untuk menyampaikan kebutuhannnya. Program pusat karir bahkan sampai pada pelatihan yang sifatnya shorter misalnya pelatihan menghadapi wawancara," kata Suhadi.
5. Ternyata PTV mempunyai kendala ketika bekerja sama dengan IDUKA
Suhadi mengatakan bahwa jumlah pekerjaan formal di Indonesia jauh lebih kecil daripada jumlah lulusan. Kondisi tersebut memang menjadi tidak seimbang. Polanya sendiri, jelas Suhadi, lulusan PTV pada tahun-tahun pertama bekerja di perusahaan. Setelah itu, mereka berwirausaha, seperti masuk sektor informal dan UMKM.
"Makanya banyak juga mereka yang lulusan PTV masuk bekerja tapi tidak seumur hidup. Hanya lima tahun kemudian keluar membuka usaha sendiri. Kira-kira semacam itu polanya. Itu kesulitan pertama. Karena memang lulusan banyak, tapi serapan kecil," tutur Suhadi.
Kesulitan kedua, kata Suhadi, lulusan yang bekerja sesuai bidangnya tidak terlalu tinggi atau terserap kecil tidak sampai 80 persen. Ketiga, ada pusat karier yang tidak terbiasa mengenali kebutuhan pasar. Mereka hanya menjalankan rutinitas dan kurang aktif.
"Jadi struktur pusat karier sebagai tugas tambahan, maka mereka bukan fulltimer sebenarnya. Kita di program itu gak hanya meningkatkan kompetensi dan komitmen, tapi mereka akan bekerja dengan strategi. Jadi output dari program ini kapabilitas membuat strategi," kata Suhadi.
6. PTV harus melakukan ini agar kompetensi lulusan selaras kebutuhan IDUKA
Menjawab hal itu, Suhadi menjelaskan bahwa terlebih dahulu sebelum menjadi mahasiswa kita harus realistis mana peluang kerja yang masih terbuka. Ia pun menyarankan jangan ramai-ramai masuk ke bidang yang sudah jenuh.
Sebelum jadi mahasiwa, menurutnya, kita harus pandai memilih dulu. Kalau sudah telanjur masuk, Suhadi menjelaskan, kita harus melihat apa yang menjadi kebutuhan di dunia kerja.
"Kompetensi apa yang harus ditumbuhkan? Pengetahuan itu dapat dari mana? Dari pusat karier. Kompetensi apa yang dibutuhkan dunia kerja? Ya pusat karier harus mencari dan memberikan informasi itu ke mahasiswanya. Makanya harus di bantu dengan pusat karier," jelas Suhadi.
7. Kamu harus mempunyai kemampuan ini untuk menunjang kompetensi
Pada eranya disruptif ini, dunia bergerak cepat. Oleh karena itu, seseorang harus punya kemampuan untuk menghadapi perubahan.
Untuk diketahui, di negara-negara maju, kemampuan untuk menghadapi perubahan itu merupakan kemampuan utama dari kompetensi yang dimiliki lulusan. Selain itu, Suhadi mengatakan saat ini tingkat kepentingan softskill naik.
"4C: Critical thinking, creativity, communication, colaboration ini jadi softskill yang bernilai tinggi. Ini jadi prioritas. Pemupukan 4C ini panjang. Di Indonesia sendiri, softskill ini dibutuhkan. Bekerja tuntas, bisa kerja sama dengan tim, tanggung jawab, kecermatan mempertimbangkan dan mengambil risiko, itu kemampuan yang tidak kelihatan dalam kurikulum tapi dibutuhkan, di samping kompetensi yang ada di kurikulum. Makanya softskill harus dipupuk," papar Suhadi.
8. Pusat karier wajib memiliki kapasitas ini
Suhadi menjelaskan, karena fungsi pusat karier marketing, perannya adalah meningkatkan relevansi. Lulusan PTV dapat mengisi kekosongan yang merupakan relevansinya.
"Relevansi itu di kita bukan sesuatu yg sulit untuk dimunculkan atau ditingkatkan. Nah, aspek relevansi ini yang akan dibantu ditingkatkan dengan adanya pusat karier di PTV," kata Suhadi.
9. Bagaimana pusat karier dapat up to date dengan dunia kerja?
Suhadi pun mengatakan pusat karier wajib up to date dengan IDUKA melalui pengumpulan informasi terus-menerus, menghimpun tracer study, dan menganalisis datanya. Selain itu, pusat karier dapat mengamati lulusan. Misalnya kenapa ada yang diterima dan kenapa ada yang ditolak IDUKA.
"Itu harus jadi bahan pembelajaran terus-menerus. Mereka analisisnya harus jalan terus-menerus supaya bisa up to date," kata Suhadi.
Nah hal itu akan didukung Mitras DUDI dan IDUKA melalui kerja sama yang dilakukan. Kerja sama tersebut biasanya meningkatkan kemitraaan di pendidikan vokasi dengan IDUKA. Menurut Suhadi, untuk ke sana kita harus kerja sama dengan IDUKA supaya ini lebih mudah dihubungkan dengan satuan pendidikan.
10. Pusat karier akan go digital
Perihal pusat karier ke depan, Suhadi menjelaskan bahwa pusat karier akan memainkan strategi digital. Melalui digital, informasi tenaga kerja vokasi bisa terinput secara nasional. Nantinya IDUKA dapat terhubung dan terkumpul secara nasional dalam satu marketplace.
"Mereka (IDUKA) dimudahkan dalam hal merekrut. Nah, efisiensi tenaga kerjanya akan meningkat serapannya. Pusat karier digital ini akan jadi penghubung," kata Suhadi.
Dengan terkumpul secara digital, Mitras DUDI berharap orang bisa berkumpul di situ, membentuk pasar kerja atau pasar karier. Mitras DUDI pun menargetkan pusat karier digital mendapat partisipasi publik dari PTV, alumni, dan IDUKA sebesar 40 persen.
Itulah penjelasan terkait Mitras DUDI buat kalian anak vokasi! Bantuan besar untuk mendapatkan kerja ya!