Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App

Anies Baswedan, Mendikbud Indonesia[/caption]

Pendidikan game bakal semakin mudah jika Indonesia memiliki sistem rating sendiri

Dalam sebuah seminar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Indonesia, Anies Baswedan sempat mengungkapkan adanya [outbound_link text="efek negatif dari

video game

" link="http://news.detik.com/read/2015/03/01/042725/2845880/10/soal-fenomena-begal-mendikbud-soroti-efek-negatif-video-game"] yang memicu banyaknya aksi pembegalan di berbagai daerah Indonesia. Pernyataan tersebut sedikit bertolak belakang dengan sebuah penelitian yang sudah kami bahas sebelumnya, dimana meningkatnya popularitas sebuah game, terutama yang bertema kekerasan justru membuat aksi kekerasan di dunia nyata berkurang.

[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/03/01/prof-anies-begal-bisa-berkurang-berkat-video-game-kekerasan/" title="Prof Anies, Begal Bisa Berkurang Berkat Video Game Kekerasan"]

Akan tetapi, Anies Baswedan pun memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai pernyataannya tersebut. Dikutip dari sebuah [outbound_link text="artikel" link="http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3873"] di halaman resmi Kemdikbud, Anies menjelaskan bahwa

video game

yang tepat dapat memberikan dampak positif pada anak, bahkan juga bisa digunakan secara khusus sebagai media pembelajaran kognitif, motorik, maupun sosial emosional. Bagaimana caranya? Anies menjelaskan bahwa di sinilah peran sistem

rating

dalam game seharusnya bisa bekerja dengan baik.

[read_more link="http://www.duniaku.net/2013/07/26/kuliah-om-jas-apa-itu-rating-game/" title="Kuliah Om Jas: Apa itu Rating Game?"]

Sistem

rating

berperan untuk memberikan peringatan tentang kecocokan konten dalam game untuk dimainkan usia tertentu. Ada banyak sistem rating yang diimplementasikan di berbagai negara dunia, seperti ESRB (Amerika), CERO (Jepang) dan PEGI (Eropa). Contohnya dalam ESRB, terdapat enam kategori rating disesuaikan dengan konten game-nya, antara lain

Early Childhood

(cocok untuk anak di bawah lima tahun),

Everyone

(untuk semua umur),

Everyone 10+

(untuk usia 10 tahun ke atas),

Teen

(untuk usia 13 tahun ke atas atau remaja),

Mature

(untuk usia 17 tahun ke atas) dan

Adults Only

(untuk dewasa), serta satu kategori

Rating Pending

yang artinya game tersebut belum mendapatkan

rating

.

Sistem rating ESRB yang banyak digunakan di dunia, termasuk Indonesia[/caption]

Namun, di Indonesia sendiri implementasi dari sistem

rating

ini belum sepenuhnya bisa berjalan dengan baik, karena adanya perbedaan kultur dan kebudayaan antara Indonesia dengan negara asal sistem

rating

tersebut. Untuk itu memang dibutuhkan sistem

rating

yang lebih sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia. Beberapa bulan terakhir, sistem

rating

khusus untuk Indonesia yang disebut dengan Indonesia Game Rating System (IGRS) tengah digodok oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama para pelaku industri game di Indonesia. Tujuannya tentu saja, untuk memberikan panduan dan edukasi kepada orang tua ataupun

gamer

itu sendiri mengenai game apa yang cocok untuk mereka mainkan.

[read_more link="http://www.duniaku.net/2014/04/25/liputan-diskusi-membahas-sistem-rating-game-di-indonesia-bersama-kemenkominfo/" title="Liputan: Diskusi Membahas Sistem Rating Game di Indonesia Bersama Kemenkominfo"]

Dari

draft

awal yang pernah diperkenalkan Kemkominfo, sistem rating di Indonesia sendiri nantinya akan dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain U (ditujukan untuk semua umur), B (Balita, usia 1-5 tahun yang membutuhkan pendampingan orang tua), A (Anak, usia 6-10 tahun yang membutuhkan bimbingan orang tua), R (Remaja, usia 13 tahun ke atas dan masih membutuhkan bimbingan orang tua), D (Dewasa, usia 17 tahun ke atas) dan X (Lebih Dewasa, 21 tahun ke atas). Sistem ini statusnya tentatif dan masih digodok untuk mencari komposisi yang pas. Ke depannya saat diimplementasikan nanti, sistem rating ini bisa berperan dalam pendidikan game untuk masyarakat.

Mendikbud menjelaskan, pemahaman sistem

rating

ini sangat penting karena masih banyak anak dan orangtua yang masih awam dan membeli game tanpa memperhatikan kategori

rating

-nya, atau mungkin belum paham dengan logo dan huruf

rating

yang ada di

cover

sebuah game. Mendikbud juga berharap orangtua bisa menyadari klasifikasi rating game ini, serta membimbing dan terlibat bersama anak-anaknya untuk memilih game yang cocok sesuai dengan usia mereka. Harapan Mendikbud tersebut tentunya akan lebih mudah tercapai jika Indonesia memiliki sistem

rating

sendiri seperti IGRS nantinya, dengan logo dan penjelasan yang lebih mudah dipahami orang awam dibandingkan sistem rating seperti ESRB, CERO atau PEGI.

Semoga IGRS bisa secepatnya diimplementasikan, dan benar-benar bisa mempermudah pendidikan game seperti harapan Kemendikbud.

[Sumber: [outbound_link text="Kemdikbud" link="http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3873"]]

Topics

Editorial Team