Peluncuran perdana Roblox pada 2006 lalu telah disertai dengan Roblox Studio. Itu merupakan perangkat lunak yang memungkinkan penggunanya menciptakan game atau pengalaman virtual sendiri menggunakan bahasa pemrograman Lua.
Saat itu, tampilan Roblox masih sangat sederhana. Namun, platform ini justru hadir sebagai peluang bagi pengguna yang hendak berkreasi dengan mengembangkan game sendiri. Pada 2008, Roblox Corporation berhenti membuat game sehingga platform ini sepenuhnya bergantung pada game buatan pengguna.
Dari yang mulanya hanya memiliki puluhan pemain sebagai penguji game, Roblox terus mengalami perkembangan hingga ke tahun-tahun berikutnya. Bahkan, Roblox pernah dinobatkan sebagai situs hiburan anak terpopuler kedua pada 2011. Hal itu ditandai dengan jumlah pengguna aktif Roblox setiap bulannya yang mencapai 6,8 juta.
Tentu saja, peningkatan popularitas Roblox selalu dibarengi dengan berbagai pembaruan. Mereka mulai mengembangkan versi Roblox untuk macam-macam perangkat, atau menambahkan fitur-fitur serta penyesuaian lainnya guna meningkatkan pengalaman bermain para penggunanya.
Puncak pertumbuhan Roblox yang paling pesat bisa dibilang terjadi selama pandemi Covid-19, terutama karena ditetapkannya lockdown. Alhasil, puluhan juta anak memilih Roblox sebagai sarana komunikasi mereka.
Roblox pun mulai memperkenalkan sistem baru berupa ruang khusus yang memungkinkan para penggunanya mengadakan pertemuan dan acara, contohnya konser virtual. Di sisi lain, beberapa fitur juga telah dihapus demi meningkatkan efisiensi.
Seiring waktu, Roblox mulai menargetkan audiens yang usianya lebih dewasa. Untuk itu, diperkenalkanlah pengalaman virtual dengan rating usia 13+ hingga 17+. Roblox juga merombak sistem Parental Control guna meningkatkan keamanan bagi pemain di bawah usia 13 tahun.
Kini, Roblox telah menjadi platform game online yang tak hanya populer di kalangan anak-anak, tapi juga orang dewasa. Per Februari 2025, tercatat bahwa ada lebih dari 85,3 juta pengguna aktif harian yang mengakses platform Roblox.