Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App

Sejak pertama kali dirilisnya

God Eater

pada Playstation Portable,

franchise

berburu monster ini hidup di bayangan

Monster Hunter

. Pemburu dengan kekuatan super mengayunkan pedang raksasa menjadi ciri khas utama dari game berburu monster.

Namun Bandai Namco mengabil arah yang berbeda dari

Monster Hunter

. Grafik cel-shaded anime,

waifu

, senjata

hybrid

dan Aragami yang bervariasi membuat seri

God Eater

berbeda dengan seri tetangga.

Ingin tahu gimana ulasan tentang

God Eater 3

? Simak

review God Eater 3

dibawah ini!

Alur Cerita yang hmm...oke

God Eater 3

Dalam game tentang pemburu monster, tentunya hal yang diutamakan adalah kegiatan berburu bukan? Namun jika kamu menginginkan sedikit alur cerita,

well,

kurang lebih

God Eater 3

punya alur cerita kok.

Alur cerita berprogres tiap kali pemain menyelesaikan misi dan berbicara dengan tiap karakter yang memiliki bubble dialog diatas kepala mereka. Kebanyakan karakter terkesan mudah sekali dilupakan, dengan dialog dan interaksi yang membosankan.

Kalahkan Aragami dengan Gaya

Review God Eater 3

lanjutkan ke Aragami. Berbagai Aragami memiliki tubuh yang kuat dan membutuhkan senjata yang sama kuatnya untuk mengalahkan. Game berburu monster terkenal dengan gerakan yang terbatas dan terkesan gak

stylish,

disinilah God Eater 3 menjadi bintang.

Mirip dengan Blood Arts pada

God Eater 2 Rage Burst,

Burst Art merupakan teknik yang meningkatkan kekuatan serangan selama kamu punya burst. Kamu dapat menggunakan 3 macam Burst Art, ground, dash dan aerial. Tiap macam Burst Art akan menambah kekuatan serangan pemain dalam kondisi tersebut.

Burst Art menjadikan

combat God Eater 3

semakin dalam dan kompleks. Kalau kamu pemain yang cuma ingin

button mashing,

tak apa, namun kombinasi antara penggunaan Burst Arts, air dash dan Accel Trigger sangat penting untuk memaksimalkan kombinasi serangan.

Palu, Pisau dan Senapan Laser

Para God Eater melawan dengan senjata yang disebut God Arc, senjata ini memiliki berbagai wujud seperti pedang, palu dan senjata baru heavy moon. Tiap God Arc memiliki 3 wujud, jarak dekat, senapan jarak jauh dan perisai.

Beberapa jenis senjata dalam

God Eater 3

terasa kurang memiliki "karakter" yang kuat, senjata seperti knife, long blade, dual blade, dan variant scythe terasa sama. Senjata-senjata tersebut memiliki playstyle yang hampir sama

Meskipun demikian, mode senapan dan mode pedang tiap God Arc tak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Sistem

custom bullet creator

untuk senapan menjadikan tiap God Arc memiliki keunikan masing masing. Kamu dapat dengan bebas mengatur peluru apa yang digunakan mode senapanmu. Laser beracun? Shotgun yang menembakkan laser? Atau bahkan machine gun yang menembakkan peluru 360 derajat?

Custom bullet creator

menjadikan segala kreatifitas gila mu terwujud.

Desain Aragami yang Unik

Jika Monster Hunter memiliki naga, dinosaurus atau gabungan keduanya, Aragami memiliki wujud yang lebih bervariasi. Tak ingin memiliki monster yang menyerupai

Monster Hunter : World

, desain Aragami

God Eater 3

lebih mengarah ke "monster" ketimbang hewan atau makhluk mitos.

Beberapa Aragami memiliki bentuk yang kreatif, seerti gabungan antara tank dan gajah, kepompong terbang dan Aragami yang dapat menggunakan teknik devour. Tiap macam Aragami ini nantinya akan memiliki versi yang berbeda semakin rank kita meningkat, pola gerakan dan kekuatan Aragami tersebut juga tentunya berbeda dengan versi normal.

Kesimpulan

Berapa penilaian untuk

review

God

Eater 3?

Gim ini mencoba menghadirkan gim tentang berburu monster dengan sensasi yang berbeda, mulai dari setting hingga gaya permainan. Namun salah satu hal yang menjadi masalah utama game ini adalah karakter dan alur cerita. Skenario yang dimiliki game ini terkesan linear dan generik. Progresi cerita ditengah-tengah misi juga membosankan dan mudah dilupakan.

Namun tak bisa dipungkiri,

God Eater 3

memiliki gameplay yang menarik dan memiliki banyak perkembangan dari seri sebelumnya.

Score : 7,8/10

Editorial Team