Review Little Hope: Game Horor yang Seru Dimainin Bareng!
Dark Pictures Anthology kembali dengan judul baru
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu tahu Man of Medan dulu? Mungkin kamu pernah main?
Man of Medan adalah bagian dari Dark Pictures Anthology. Sekarang ada judul baru lagi dari seri itu, yaitu Little Hope!
1. Soal apa sih?
Dalam Little Hope, kamu akan memainkan lima orang yang selamat dari kecelakaan bus. Supir bus mereka hilang, dan mereka dihantui oleh kabut tebal ganjil, yang terasa seperti menggiring mereka ke kota Little Hope yang telah lama ditinggalkan.
Lima orang ini pun dihantui oleh keanehan-keanehan di Little Hope. Apakah mereka semua bisa selamat hingga akhir, atau mereka akan mati, tergantung terhadap aksi dan pilihan kamu sepanjang permainan.
Untuk gameplay, aksi-aksi di game ini disajikan lewat quick time events, yang mengharuskan kamu untuk menekan tombol yang tepat di saat yang tepat.
Game juga akan menyajikan berbagai pilihan dialog, yang menentukan karakterisasi tokohmu, dan bahkan apa yang akan terjadi nanti.
Baca Juga: Persona 4 G Sukses di PC, Atlus Ingin Rilis Lebih Banyak Game Remaster
2. Sekali lagi, dari antologi Dark Pictures!
Seperti sudah saya sampaikan di paragraf pembuka, Little Hope masuk ke dalam antologi The Dark Pictures.
Bukan, ini bukan berarti Little Hope adalah sekuel Man of Medan. Kamu bisa main game yang satu ini tanpa pernah menyentuh Man of Medan sama sekali, karena cerita keduanya terpisah.
Tapi, mekanik-mekanik khas Man of Medan masih bakal kamu temui di sini. Demikian juga dengan penyajian ceritanya.
Persamaan itu tentu saja berarti satu hal: aksi-aksi kamu di game ini bakal menentukan ceritanya.
Yep, hidup dan matinya para karakter ada di tangan kamu. Game ini menyajikan banyak pilihan, dan keputusanmu akan menentukan sifat para karakter. Lalu dalam situasi kritis, pilihan kamu atau aksi kamu di quick time event bisa menentukan apakah si karakter atau temannya dapat selamat atau tidak.
Ketegangan ini adalah daya tarik utama Man of Medan. Tapi dari segi cerita dan karakter, saya lebih suka Little Hope ini. Plotnya terasa lebih solid, dan karakternya terasa lebih mudah disukai ketimbang di Man of Medan.
Untuk cerita dan karakter, kelemahan yang bisa saya pikirkan hanya bagian akhir plot. Perjalanan kamu untuk mencapai akhir sih terasa misterius, mendebarkan, dan bikin penasaran.
3. Multiplayer adalah pilihan menarik
Little Hope bisa dimainkan multiplayer? Yep. Seperti Man of Medan, kamu bahkan bisa memainkannya secara offline.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ada lima karakter yang dapat kamu kendalikan. Dengan multiplayer, karakter-karakter itu aksi dan pilihannya bakal dikendalikan oleh pemain berbeda.
Kalau misalnya kamu main hanya berdua, kamu bisa memilih pemain yang mana mengendalikan tokoh yang mana. Kalau misalnya kamu main berlima ya kamu bisa membuat semua karakter dikendalikan pemain beda.
Multiplayer ini bisa jadi pilihan menarik. Kalau satu orang memainkan semua karakter, maka si player itu mungkin akan memiliki tendensi pilihan yang sama. Seperti membuat semua tokohnya bersikap heroik.
Tapi kalau dimainkan oleh lima orang berbeda? Lalu lima-limanya gak tahu ceritanya akan seperti apa? Karakter yang terbentuk pun bisa benar-benar unik dan tak tertebak.
Lho tunggu, kalau misalnya main lima orang offline apakah kamu butuh lima controller? Tidak juga. Sebenarnya kamu bisa ganti-gantian satu controller. Bila ada transisi karakter yang harus dikerahkan, kamu bakal dikasih tahu selanjutnya giliran pemain yang mana, lalu kamu bisa memberikan controller ke dia.
4. Jadi, layak beli gak nih?
Secara keseluruhan, saya sebenarnya menikmati petualangan di Little Hope.
Ceritanya, yang pada dasarnya adalah lima orang terjebak di kota kosong, dikelilingi kabut misterius, dan menemui aktivitas supernatural. Ini mengingatkan saya pada salah satu game horor favorit saya, Silent Hill. Berhubung Silent Hill sudah lama gak ada judul baru, ini jadi terasa sebagai pengisi yang lumayan.
Plot dan karakterisasinya pun terasa lebih solid ketimbang Man of Medan.
Game ini bisa saya tamatkan dalam durasi kurang lebih 8 jam. Saya belum memperoleh semua foto, dan ada beberapa bagian yang saya lewatkan.
Tapi game ini memiliki beberapa variasi ending. Lalu ending-ending ini pun bisa beda sedikit, tergantung apakah kamu menemukan perlengkapan tertentu, atau berapa karakter yang selamat di akhir.
Kamu mungkin bakal tergoda mengulang beberapa scene tertentu untuk melihat cerita penuhnya.
Sebenarnya ada satu konten yang bisa meningkatkan lagi durasi permainan Little Hope, yaitu Curator's Cut. Kalau kamu pre-order game ini, begitu kamu tamat sekali, kamu bisa memainkan cerita dari sudut pandang berbeda yang tak disorot sebelumnya. Pilihan ini bakal terbuka untuk single player maupun multiplayer.
Tapi tampaknya fitur yang ini belum tersedia untuk yang tidak pre-order.
Secara keseluruhan, saya sih bisa memberikan nilai 4/5 untuk Little Hope. Gimana menurut kamu? Sampaikan di kolom komentar!
Baca Juga: Pendaftaran Kompetisi Free Fire Piala KONI 2020 Resmi Dibuka