Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tetris memang permainan sederhana yang menyenangkan. Dengan menyusun balok-balok yang turun dari atas dalam waktu yang semakin cepat membuat pemain harus berpikir cepat dan tepat. Beberapa professor yang mencoba meneliti permainan ini mengatakan kalau bermain ini akan membuatmu melupakan keinginan yang kamu mau.
Tetris merupakan permainan buatan orang Rusia yang sudah ada sejak tahun 1987. Sampai sekarang pun, permainan ini masih eksis dan menjadi permainan sederhana yang sering dimainkan. Dengan visual gambar dan efek yang bagus mendukung permainan ini lebih baik. Permainan sederhana ini akhir-akhir ini menjadi [outbound_link text="objek penelitian" link="http://www.ibnlive.com/news/tech/playing-tetris-for-3-minutes-could-reduce-your-worst-cravings-1040200.html/"] oleh sekelompok psikolog dari Plymouth University dan Queensland University of Technology di Inggris tentang kecanduan apa yang diberikan oleh
game ini. Tampaknya memang permainan ini sangat sederhana. Pemain cukup menyusun balok-balok yang berbentuk simetris dengan berbagai macam model simetris ke tempat yang kosong. Nggak cuma meletakkan balok-balok itu di dalam tempat yang kosong, pemain harus menyamakan warna untuk balok-balok yang baru saja turun dari atas. Dengan begitu, skor yang didapat oleh pemain akan bertambah, juga mengurangi balok-balok yang bertumpuk semakin tinggi yang terus menerus akan menurunkan balok-balok baru dari atas. Tetapi, dengan bermain seperti itu, kita ditantang untuk melakukan respon yang cepat dan tepat supaya tidak salah meletakkan. Kalau salah, balok tidak bisa dipindahkan lagi dan kamu akan kalah. Karena itu, permainan ini bisa membuat kamu kecanduan dan cenderung untuk tidak melakukan apapun.
Peneliti mengatakan kalau bermain Tetris akan membuat pemain kehilangan hasrat untuk makan, melakukan kegiatan, dan obata-obatan. Dimana yang dimaksudkan obat-obatan adalah seperti kopi, rokok, minuman beralkohol. Para peneliti menguji penelitian ini kepada 31 pelajar yang berusia berkisar 18-27 tahun. Meski hanya 31 pelajar yang mau berpartisipasi dalam penelitian tersebut, hal ini tidak menjadi masalah yang terlalu merepotkan. Dari 31 pelajar itu, 15 diantaranya diminta untuk memainkan permainan Tetris dengan menggunakan iPod. Sementara sisanya tidak diperbolehkan bermain Tetris supaya menjadi perbedaan yang membuat permainan ini berpengaruh pada 15 anak ini. Lalu mereka diuji hampir selama seminggu. Setiap keinginan yang mereka mau dilaporkan dalam bentuk tulisan. Dengan hal ini peneliti dapat memantau tingkat keinginan yang bermain dan yang tidak.
Seminggu kemudian, akhirnya para professor ini menyimpulkan bahwa permainan ini cukup kuat untuk mengurangi kegiatan dan keinginan 15 anak yang bermain Tetris ini. Para pelajar ini memainkan 40 kali dan dampaknya tidak berubah seperti hipotesis mereka yaitu 15 pelajar ini tidak menginginkan kegiatan atau memakan apapun. Keinginan yang tadinya 70% menurun menjadi 56% karena bermain permainan ini. “Bahkan, mereka malah terus ingin bermain Tetris selama tujuh hari,” kata Profesor Mei dari Plymouth University. “Efek Tetris terjadi karena keinginan untuk membayangkan pengalaman mengkonsumsi zat tertentu atau terlibat dalam kegiatan tertentu. Bermain permainan visual menarik seperti ini menempati proses mental yang mendukung. Dan agak sulit untuk membayangkan sesuatu dengan jelas pada saat bermain Tetris secara bersamaan,” ungkap dari [outbound_link text="Profesor Jackie Andrade" link="http://www.geek.com/science/play-tetris-to-alleviate-cravings-researchers-say-1631077/"] dari Insititute Psikologi dan Kognisi di Plymouth University. Para peneliti ini membuktikan kalau sebenarnya permainan Tetris cukup aman bagi orang-orang yang sudah melakukan kecanduan seperti memakan permen atau minum alkohol, keinginan ngemil. Namun mereka tidak menutup kemungkinan kalau dengan bermain ini orang-orang akan lupa waktu. Siapa tahu, Tetris bisa digunakan sebagai media pengobatan yang baik dalam hal kecanduan. Akan tetapi, kalau diingat permainan ini pernah menyebabkan seseorang kehilangan ibu jarinya akibat terlalu banyak memainkan permainan ini. Ngeri, ya? Jangan sampai ketika bermain ini kita jadi kecanduan yang berlebihan. Karena banyak bukti kalau dimainkan terus menerus akan mengurangi keinginan kita untuk melakukan apapun selain bermain
game balok ini.