TUTUP

Preorder Nintendo Switch Indonesia Ditutup, Ada Apakah Gerangan?

"Ini bukan masalah produksi tetapi kegagalan manajemen mengeksekusi, yang telah terjadi lagi dan lagi."

Sud-ah ditutup, mamma mia![/caption]

Preorder Nintendo Switch di Indonesia berhenti mendadak dan sekarang sudah ditutup, gamers! Apa yang terjadi ya?

[read_more id="294831"] Setelah beberapa saat lalu gamer hardcore dari seluruh penjuru Indonesia akhirnya bisa mulai memesan konsol terbaru Nintendo dan berharap bisa langsung mencoba saat rilis nanti di tanggal 3 Maret 2017, harapan mereka harus kandas karena beberapa toko game lokal sudah menutup -- dan bahkan memotong -- pemesanan preorder Nintendo Switch. Pemberitahuan ini pertama kali terlihat oleh tim Duniaku.net keluar dari toko game BerakGame, yang pada hari Kamis, 10 Februari kemarin, mengatakan kalau mereka memotong hingga setengah jumlah pemesanan Nintendo Switch yang sudah mereka terima. https://www.facebook.com/berak.keren.54/posts/1627403690900425 Toko game online Play, Inc. pun mengeluarkan pernyataan serupa keesokan harinya. Mereka memberitahukan lebih lengkap, kalau pemotongan dan penutupan preorder ternyata dikarenakan keputusan dari supplier. Untungnya, buat yang nantinya nggak kebagian, uang mukanya masih akan diberikan kembali. https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154981121452528&set=a.10152166012757528.1073741827.803157527&type=3 Wilayah utama penjualan Nintendo, Amerika Serikat dan Jepang sendiri, mengalami kekurangan stok di mana-mana. Di Amerika Serikat, Nintendo sempat membuka "preorder terbatas" dan langsung kehabisan pada 48 jam pertama sejak dibuka (walau akhirnya toko-toko retail bisa membuka preorder lagi). Kasus semacam ini bukan hal baru di industri gaming dan banyak yang menduga dilakukan dengan sengaja. Ini juga bukanlah pertama kalinya Nintendo "sengaja" membatasi suplai produk mereka. Sebelumnya, Wii, NES Classic, dan Wii U pun pernah diduga diluncurkan dengan persediaan yang terbatas. "Nintendo kerap mengelola saluran distribusi untuk menghasilkan semacam persepsi bahwa [konsol] mereka diminati," bilang Colin Sebastian dari badan analisis R.W. Baird mengutip  CNBC. "Kamu akan menginginkan kombinasi sebanyak mungkin unit [dipesan], tetapi juga terlihat memiliki suplai terbatas, namun kamu tidak akan ingin terlihat tidak mampu menyediakan pasokan ke pasar sehingga membuat orang pergi dan membeli barang lain." Tapi Sebastian juga menambahkan kalau "kelangkaan buatan" bukanlah pertanda bahwa Nintendo melakukan langkah ini karena nekat ingin terlihat laku di pasaran. "Saya rasa ... ini bukanlah indikasi negatif. Ini entah bersifat netral atau sedikit positif, tapi tidak bisa disimpulkan." Keterbatasan suplai Nintendo Switch sendiri membuat banyak pihak merasa was-was. Dan bukan kamu-kamu saja yang mungkin sedih tidak bisa menjadi salah satu orang pertama yang mencicipi konsol hibrida unik ini, namun juga membuat kritik, analis, dan investor khawatir. Salah satu yang mengungkapkannya adalah Atul Goyal, analis dari firma Jefferies. "Mengingat betapa buruk Nintendo mengelola pasokan untuk produk-produknya, kami tidak yakin apakah mereka dapat memasok 8-10 juta Switch pada tahun fiskal ini sampai Maret 2018," mengutip dari Financial Times. Tahun fiskal Nintendo saat ini dimulai pada April 2016 hingga Maret 2017 mendatang. "Jika ternyata Switch merupakan kisah kegagalan lain Nintendo dalam memenuhi permintaan produk dan menyebabkan kelangkaan, nyata atau direkayasa, itu tidak akan memberikan prasangka baik yang dibutuhkan bagi perusahaan tersebut untuk bisa kembali sukses," tulis kontributor Forbes Paul Tassi senada dengan kekhawatiran tersebut. "Ini bukan masalah produksi tetapi kegagalan manajemen mengeksekusi, yang telah terjadi lagi dan lagi," tutup Goyal mengacu pada kasus NES Classic dan konsol-konsol Nintendo sebelumnya. Sumber: TIME[/caption] [duniaku_adsense] Di sisi lain Tatsumi Kimishima, presiden perusahaan mainan asal Kyoto yang sudah berdiri sejak tahun 1889 tersebut, meyakinkan bahwa mereka dapat dan akan meningkatkan produksi, dengan telah mempersiapkan sistem suplai agar bisa melanjutkan pengiriman Nintendo Switch lebih banyak setelah meluncur di pasaran pada tanggal yang telah ditentukan, yakni 3 Maret 2017. Sebelumnya pihak Nintendo sendiri menarget produksi konsol hibrida Nintendo Switch hanya sebesar dua juta unit saja. Kazunori Ito, analis pasar modal senior dari Ibbotson Associates Japan juga tidak khawatir dan mengatakan pada CNBC kalau tahun fiskal ini hanya merupakan masa transisi dari kegagalan Wii U dan kesuksesan Nintendo Switch di pasar saat rilis nanti. "Sebagaimana laba Nintendo akan pulih dari penjualan Nintendo Switch yang solid, saya pikir pasar akan melihat bahwa tahun fiskal ini hanya masa transisi karena kekuatan Nintendo - [kekayaan intelektualnya]-nya - tidak berubah," bilang Ito yang juga yakin kalau mereka akan meningkatkan produksi melebihi rencana awal. [duniaku_baca_juga] Anehnya, tidak seperti kasus bundling Nintendo Switch kemarin, meski sudah lewat empat hari dari pengumuman pertama di Indonesia, sama sekali tidak ada kabar lanjutan bahwa kejadian serupa menimpa negara-negara tetangga di daerah Asia Tenggara. Apakah ini menandakan pemotongan preorder Nintendo Switch hanya terjadi di Indonesia saja? Diedit oleh Febrianto Nur Anwari