Harga Nintendo Switch di Indonesia diperkirakan mencapai 6,1-6,5 juta Rupiah! Masih tertarik?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kabar gembira perihal Nintendo Switch preorder dibuka di Indonesia harus diikuti dengan kabar buruk. Pasalnya...
[read_more id="289906"] Pengumuman
konsol hibrida Nintendo Switch keluaran pencipta
Mario dan
Pokemon ini memang membuat banyak kalangan gamer antusias karena menjanjikan pengalaman bermain konsol lengkap namun dengan portabilitas sekelas tablet. Seperti Suli contohnya, karyawan perusahaan
startup yang membuka cabangnya di Indonesia, memutuskan langsung memesan saat Nintendo Switch
preorder sudah dibuka. "Kalo dilihat dari barangnya, kayaknya [Nintendo Switch] ini banyak game
co-op. Gua pikir Switch bisa memuaskan kebutuhan gua [untuk bermain game kooperatif]," ungkapnya. Walau Nintendo dan para developer pihak ketiga belum mengungkapkan seluruh
line-up Nintendo Switch tahun ini, sejauh ini banyak game kooperatif yang akan hadir seperti game tinju
ARMS, Super Bomberman R, dan paket mini-game
1-2 Switch; termasuk Capcom yang memasukkan fitur kooperatif 1 vs 2 "Dramatic Battle" di
Ultra Street Fighter II: The Final Challengers.
Namun tampaknya pelepasan hasrat
gamer seperti Suli untuk bermain game ramai-ramai dalam satu layar harus tertunda, karena perkiraan harga konsol Nintendo Switch di Indonesia naik sampai 35 persen, dari 4,5 juta (seperti
harga PS4 baru saat ini) mencapai 6,1-6,5 juta Rupiah. Salah satu toko game lokal PS Enterprise menyampaikan kabar ini melalui postingan dari halaman Facebook-nya, termasuk adanya penambahan uang muka menjadi sebesar Rp1.500.000 -- saat sebelumnya hanya sebesar Rp200.000. Mereka pun membuka pembatalan dan pengembalian uang Nintendo Switch
preorder selama seminggu; dari tanggal 6 hingga 13 Februari 2017. Hal ini terjadi karena pembelian konsol diwajibkan bundel dengan dua game:
The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan
1-2 Switch. Padahal di Indonesia sendiri harga PS4 baru sudah ada di
kisaran 4,5 juta Rupiah, yang notabene punya
spesifikasi lebih gahar dibandingkan konsol terbaru Nintendo tersebut. https://www.facebook.com/psegameshop/photos/a.177496649119951.1073741828.177491452453804/561940407342238/?type=3 [duniaku_adsense] Peningkatan biaya yang sama sekali nggak bisa dibilang murah ini tentunya mendapat kecaman keras dari kalangan
gamer dan akhirnya banyak yang memutuskan untuk membatalkan
preorder mereka. "Gua kurang demen aja kalo harus 'dipaksa' makan dua game. Harganya masih fluktuatif dan belum jelas juga pula," ungkap netizen dengan nama Mr_sheen di salah satu thread Kaskus. Kekecewaan senada juga dibunyikan oleh pengguna bernama zackme, "Beh, Nintendo Switch + [
The Legend of Zelda: Breath of The Wild] +
1-2 Switch, perkiraan harganya 6,1 juta dan wajib beli satu
bundle, mantep dah makan nasi kecap garam." Ada juga yang kelihatannya tidak terima karena tidak menginginkan satu dari dua game keluaran Nintendo tersebut, "Males banget... Kesel.
1-2 Switch-nya itu lho," tulis rewatched. Namun hal ini tidak terjadi di Indonesia saja. Karena tampaknya distributor resmi produk-produk Nintendo, Maxsoft, menerapkan kebijakan serupa untuk toko-toko di sebagian wilayah Asia Tenggara, seperti yang terungkap dari pesan yang disebarkan oleh toko game Singapura PLAYe kepada para pelanggannya. Bahkan hal serupa juga terjadi di Hong Kong.
Sumber: GameAxis Singapore[/caption] Belakangan ini perusahaan mainan asal Kyoto ini sebenarnya sudah mulai semakin terbuka ke pasar yang lebih luas, termasuk Asia dan sekitarnya melalui perilisan game
mobile memakai
beragam kekayaan intelektual mereka yang sebelumnya "eksklusif" konsol Nintendo saja. Sikap eksklusif mereka demi mendorong penjualan konsol memang tidak terlalu merugikan konsumen Amerika Serikat dan Jepang. Walau harga Nintendo Switch di sana sama-sama lebih mahal dari PS4 dan Xbox One; kedua konsol tersebut mencapai titik terendah
$250 saat Black Friday; tapi label harga $299 jelas tidak berbeda begitu jauh dan masih cukup atraktif. Apalagi iklim gamer di Jepang yang cenderung
mobile, jelas kemampuan bermain game kualitas konsol rumahan "kapan pun dan di mana pun" menjadi daya jual yang sangat tinggi. Namun kukuh akan eksklusifitas tampaknya membuat Nintendo masih
out-of-touch, merasa menang kandang, dan belum benar-benar berniat menjamah pasar
gaming Asia Tenggara yang potensial -- diperkirakan akan tumbuh hingga 3,3 trilliun dolar Amerika pada 2020.
Entah apakah ini sesuatu yang diwajibkan langsung oleh Nintendo sendiri atau dipaksakan dari pihak distributor saja, tapi yang jelas, kegagalan ini menyurutkan niat kaum
gamer fanatik untuk mengadopsi Nintendo Switch di awal-awal peluncurannya. Apa lagi orang-orang awam. [duniaku_baca_juga] "Penasaran sih, pingin tahu
user experience-nya seperti apa. Tapi harganya 6,1 [juta Rupiah]. Batal deh," tutur Suli kecewa saat ditanyakan mengapa dia membatalkan Nintendo Switch
preorder-nya.
Diedit oleh Febrianto Nur Anwari