Selama di STGCC 2017, perwakilan Duniaku.net sempat mencoba sejumlah game menarik. Turtle Pop ini adalah salah satunya! Seperti apa?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Selama di STGCC 2017, perwakilan Duniaku.net sempat mencoba sejumlah game menarik. Turtle Pop ini adalah salah satunya! Seperti apa?
[duniaku_baca_juga] Penulis, sebagai perwakilan
Duniaku.net, bertanggung jawab menilai sejumlah game
indie yang dipamerkan di GGXP.
Turtle Pop adalah salah satu dari game tersebut. Versi yang tersedia di GGXP adalah untuk Nintendo Switch. [read_more id="329300"] Game yang dipamerkan di
booth DigiPen Game Studios ini bergenre
platform-puzzle action. Visual dan
gameplay-nya mengingatkan penulis pada game Jepang seperti Mario dan Sonic. Tapi di versi yang dimainkan penulis ini ada beberapa mekanik unik yang membuat
Turtle Pop memikat.
[duniaku_adsense] Di game ini, kamu mengendalikan seekor kura-kura. Kamu harus membantu si kura-kura ini dan teman-temannya untuk bisa sampai ke akhir level. Setiap kura-kura juga memiliki makanan favorit, misalnya semangka. Menyantap makanan favorit ini membuat si kura-kura bisa bergerak lebih cepat dan melompat lebih tinggi, sehingga kamu dapat menjangkau dataran yang mungkin terlalu tinggi atau jauh dari posisimu. Dengan jumlah level yang luar biasa banyak, dan beberapa level memiliki bagian rahasia yang hanya dapat diakses dengan cara tertentu, game ini memang terasa sangat
fun dan adiktif. Kalau tidak ada kewajiban menilai game lain, dan pertimbangan adanya orang lain yang ingin mencoba main, penulis mungkin bisa bertahan berjam-jam mencoba versi Switch
Turtle Pop yang dipamerkan di GGXP.
Dengan
gameplay yang fun, adiktif, dan didukung juga dengan
mode alternatif seperti
multiplayer dan
co-op, Turtle Pop terasa sebagai game yang sangat matang dan menarik untuk dimainkan. Tak heran game ini pantas menjadi
runner-up dari Good Game Awards-nya STGCC. Penulis sendiri sempat diberi kesempatan untuk wawancara dengan tim di balik pembuatan
Turtle Pop. Termasuk Andrew Carter dan Holger Liebnitz,
founder dan
co-founder dari Zengami.
Penulis (kanan) bersama Andrew Carter[/caption] Tim produksi menjawab beberapa rasa ingin tahu penulis terhadap game ini. Terutama: kenapa dari semua hewan yang bisa dipilih,
Turtle Pop memilih kura-kura sebagai tokoh utama. Liebnitz menyampaikan kalau timnya sudah memikirkan berbagai hewan untuk dijadikan sebagai tokoh utama, termasuk hewan seperti rakun. Namun beberapa hewan itu justru membuat pemainnya memikirkan tokoh dari game lain. Akhirnya, pilihan pun jatuh kepada kura-kura. Terutama, menurut Liebnitz, karena semua orang menyukai kura-kura. Harus diakui, penggunaan kura-kura memang membuat game ini lebih unik. Untuk game ini sendiri, tim produksi mengincar
experience yang
fun dan bisa dinikmati oleh semua keluarga. Karenanya ada fitur
multiplayer dan
co-op yang bisa dimainkan di Switch-mu.
Robin Choo, desainer utama game ini, menyampaikan kalau dia menyusun gamenya agar mudah untuk dipahami namun sulit untuk dikuasai. Kira-kira persis seperti game
platformer klasik, yang dapat kamu pahami dalam hitungan detik tapi sulit untuk ditamatkan. Kita lihat saja kapan para gamer di Indonesia dapat menyicipi
platformer-puzzle action yang satu ini.