Seperti apa perbedaan kualitas grafis antara Rise of the Tomb Raider versi Xbox One dan Xbox 360? Lihat detailnya di dalam!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
[read_more id="229799"] Sebulan sebelum dirilis, Crystal Dynamics makin aktif memberikan beberapa informasi baru untuk Rise of the Tomb Raider. Apalagi 9 Oktober kemarin mereka resmi mengabarkan jika status game ini sudah Gone Gold, istilah dalam proses pengembangan game, bahwa game ini sudah selesai pengembangannya. Game ini sendiri bakal mendapatkan kesempatan premiere eksklusif untuk Xbox One dan Xbox 360 10 November 2015 mendatang, dan di Eropa hadir 13 November 2015. Sedangkan versi PC-nya menyusul awal tahun depan, dan terakhir untuk PlayStation 4 bakal kebagian akhir tahun 2016. Mode multiplayer game ini dikerjakan oleh Eidos Montreal, sedangkan port Xbox 360, PC Windows dan PS4 ditangani oleh Nixxes Software. Untuk PC Mac OS X, Crystal Dynamics menyerahkannya pada Feral Interactive. Setelah Sebatas screenshot, belum bisa dirasakan kinerjanya dalam permainan langsung. Melalui screenshot di bawah, kita bisa menilai seperti apa kualitas grafisnya. Jelas ada perbedaan, karena yang digunakan untuk platform last-gen adalah engine dari Tomb Raider reboot untuk Xbox 360 dan Definitive Edition. Versi Xbox One menggunakna engine yang sama, namun dengan berbagai perbaikan. Dan semoga saja perbedaan generasi hardware tersebut tidak sampai menurunkan frame rate dari klaim 30 fps untuk X360 seperti yang pernah dijanjikan Crystal Dynamics dan Square Enix sebelumnya. Meskipun menurut kami screenshot versi X360-nya sudah cukup ok, namun tetap ada perbedaan, terutama di bagian pencahayaan dan partikel, serta detail obyeknya. Kalian tidak akan menyadarinya jika tidak memainkan kedua versi secara berdampingan melalui dua layar. Rise of the Tomb Raider - Launch Trailer
[read_more id="227631"] Sebelumnya, dengan dipastikannya Rise of the Tomb Raider mendapatkan Kami sudah menjelaskan banyak mengenai game ini Dalam Rise of the Tomb Raider, Lara Croft, seakan menegaskan seperti apa seharusnya aksi yang dijalani seorang “tomb raider.” Setting makam yang penuh jebakan, puzzle, butuh bukan sekadar skill menembak jitu di sini, karena musuhnya adalah lingkungan, alam, dan kondisinya yang ekstrem. [read_more id="218712"] Kalian ditantang untuk bisa selamat melawan medan yang berat, ditampilkan begitu sinematik, selama Lara Croft melakukan misi eksplorasi / penjarahan makam pertamanya untuk mencari tahu misteri keabadian. Selain itu, Rise of the Tomb Raider juga ingin mengenalkan kalian seperti apa asal muasal pribadi seorang Lara Croft itu, yang sebelumnya telah terpaku digambarkan sebagai wanita yang sangat tangguh. Jika dalam prekuelnya yang dirilis tahun 2013 lalu Lara Croft diperlihatkan masih lemah, baru belajar, namun kini dalam Rise of the Tomb Raider, dia sudah lebih matang, dengan perlengkapan yang lebih baik, untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, yaitu menjelajahi makam dan juga kondisi alam yang lebih berbahaya. Bagaimana perlengkapannya kini diandalkan untuk menghadapi longsoran salju, sampai juga untuk mendaki puncak es, hal itulah yang menjadi bagian tantangannya selama permainan. Sejauh ini Rise of the Tomb Raider mendapatkan respon yang sangat baik dari penggemar, dan semoga saja juga melanjutkan sukses prekuelnya yang diklaim mampu terjual 1 juta kopi hanya dalam waktu 2 hari saja. Dan hingga saat ini, Tomb Raider reboot yang Maret 2013 lalu itu telah terjual hinga 8.5 juta kopi. Sama sekali tidak buruk untuk sebuah game reboot yang diterbitkan Square Enix. Dan, ya, ini bukan Final Fantasy XV lho, yang proses pengemnangannya seakan tiada akhirnya.