Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Awal September 2013 lalu, 505 Games dan developer Starbreeze Studios (yang memberikan kita game FPS Payday 2) merilis Brothers: A Tale of Two Sons, sebuah game digital yang memadukan antara puzzle dan unsur action platformer untuk PlayStation Network, Xbox LIVE Arcade, dan PC. Game tersebut sukses memikat gamer, dan banyak yang mengganjarnya sebagai salah satugame digital terbaik. Apa yang menarik adalah konsepnya, dimana kalian mengendalikan dua bersaudara yang melakukan perjalanan, serta saling bergantung sama lain agar bisa selamat, dengan tujuan menemukan dan memberikan “Water of Life” untuk memulihkan ayah mereka yang sekarat. Di sepanjang perjalanan, bukan hanya aspek emosional antara keduanya saja yang dibangun karena saling bergantung, namun mereka juga bakal membantu banyak pihak lain, seperti misalnya, mencegah seseorang bunuh diri. Apa yang paling bersinar dari Brothers: A Tale of Two Sons adalah gameplay-nya. Disorot dari sudut pandang third-person, kalian bisa mengendalikan kedua karakter secara individu menggunakan kedua thumbstick pada kontroler. Sembari mengendalikan mereka dengan masing-masing analog stick, dan masing-masing tombol trigger pada kontroler tersebut bisa membuat mereka berinteraksi dengan sekitarnya, seperti bicara dengan non-player character, atau meraih obyek -- yah semacam permainan co-op, namun ini kalian mengendalikan kedua karakter bersamaan. Naia, sang kakak, lebih kuat fisiknya, sehingga bisa menarik lever atau mendorong adiknya untuk meraih tempat tinggi. Sedangkan Naiee, karena tubuhnya yang kecil, dengan mudah melalui jalan yang kecil. Kalian bisa melanjutkan perjalan dengan membuat mereka bekerjasama, mengendalikannya bersamaan, untuk menuelesaikan puzzle, terkadan memerlukan kalian memanipulasi kedua brother untuk melakukan gerakan yang berbeda. Misalnya, salah satu mengalihkan perhatian NPC, dan yang lain menyelinap saat NPC tidak menyadari kehadirannya. Dan ya, mungkin juga membuat kami sedikit teringat dengan Journey, semua dialognya disampaikan dalam bahasa fantasi yang tidak diterjemahkan artinya, sehingga cerita disampaikan melalui aksi, gerakan tubuh, dan juga ekspresi karakter. Grafisnya yang dibangun menggunakan engine Unreal 3 membantu mewujudkan hal itu, mengingat karakter dan lingkungan sekelilingnya juga kaya akan detail dalam game ini. Kabar terbaru, awal Juni 2015 lalu sudah tersiar kabar jika game digital ini bakal di-port untuk PS4 dan XOne, dengan rencana rilis pertengahan tahun ini. Menyusul kemudian iOS, Android, dan Windows Phones bakal mendapatkan versi mobile-nya akhir tahun mendatang. Untuk versi konsol now-gen, bakal mendapatkan tambahan mode permainan plus komentar sutradara, soundtrack, dan juga galeri berisi concept art. Untuk harganya, kemungkinan besar nanti bakal dijual US $19.99, atau sekitar Rp. 265 ribuan untuk semua platform baru tersebut. Dan jika kalian mau berhemat, versi PC game ini saat ini sedang diskon 80%, bisa dibeli dengan harga hanya Rp. 24 ribu saja [outbound_link text="melalui Steam" link="http://store.steampowered.com/app/225080/"]. Harga yang sangat worth-it untuk game yang menurut kami memadukan konsep Ico, Limbo dalam dunia yang mengingatkan kami pada serial Fable-nya Microsoft.