Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbekal konsep yang tergolong baru, PlayStation 1 atau PS1 dalam waktu singkat langsung menjadi primadona di kalangan para gamer.
Bagi generasi 90-an, tentu saja mengenal konsol fenomenal milik Sony, PlayStation 1. Konsol buatan Sony ini dengan sangat super power mampu menghempaskan perlawanan Nintendo 64 kala itu.
Berbekal konsep yang tergolong baru, PlayStation 1 dalam waktu singkat langsung menjadi primadona di kalangan para gamer, apalagi saat itu PS1 sudah menggunakan media penyimpanan game yang bagus, yakni sebuah CD.
CD memiliki harga yang tergolong murah dan memiliki penyimpanan data yang lumayan banyak, yakni 700MB. Keleluasaaan itulah yang membuat para pengembang game mampu melakukan eksplorasi lebih jauh di konsol PS1 sehingga munculah beberapa game yang kita kenal hingga saat ini.
Bagi anak yang mampu membeli PS1, mereka pasti akan langsung terkenal di tongkrongannya. Maklum saja, saat itu uang sebanyak 1 jutaan rupiah adalah angka yang sangat banyak. Bahkan pada masanya, banyak anak kecil yang rela dikhitan hanya demi mendapatkan angpao untuk membeli PS1.
Penulis sendiri memiliki tipe PS1 slim kala itu. Anehnya, penulis sempat tidak percaya bahwa barang kecil yang slim itu merupakan sebuah PS1 karena pada umumnya PS1 berukuran besar, apalagi yang digunakan rental saat itu ya ukuran PS1 besar. Maklum lah ya namanya juga anak-anak.
Tentunya banyak suka duka yang dilewati. Tapi menurut penulis, sukanya lebih banyak sih daripada dukanya. Meski saat ini sering memainkan PlayStation 4, tapi tetap saja rasanya berbeda seperti ketika penulis memainkan PS1.
Mungkin artikel ini akan cocok untuk generasi 90-an, tapi juga bukan berarti tidak cocok untuk generasi 2000-an. Mungkin untuk anak-anak yang tidak sempat mencoba PS1, kalian punya gambaran seperti apakah masa-masa PS1 itu melalui artikel ini.
[page_break no="1" title="Gak Pernah Kesepian saat akhir pekan"]
Bagi para pemilik PS1, pasti hidup kalian akan ramai dan bahagia ketika memasuki akhir pekan. Bagaimana tidak, jika sudah memasuki akhir pekan, rumah pemilik PS1 tersebut pasti akan didatangi oleh teman-teman yang biasanya lebih dari dua orang.
Setelah itu, kalian pasti akan bermain bersama menghabiskan hari hingga lupa waktu. Penulis pribadi juga seperti itu, maklum saja, kala itu yang punya PS1 dikomplek cuman saya, hahahah.
Bermain ke rumah teman yang memiliki PS1 memiliki kelebihan tersendiri karena kita tidak perlu buang-buang uang seperti saat kita menyewa PS di rental. Paling tidak, kita cukup membawa memory card (perangkat keras untuk melakukan save data) agar kita bisa berduel dengan teman di dalam game yang sama.
Itu semua bisa terjadi karena sistem multiplayer PS1 masih langsung tanpa menggunakan koneksi internet seperti saat ini.
[page_break no="2" title="Kaset Pak Tani Mudah Didapatkan"]
Yang namanya anak kecil, pasti akan mencari barang yang harganya paling murah terlebih lagi mereka belum tahu soal barang bajakan atau original. Saya sendiri baru tahu bahwa kaset PS1 yang selama ini saya beli ternyata bajakan.
Berbekal uang lima ribu rupiah, kita sudah bisa dapat game kesayangan kita. Yang lebih menyenangkan adalah tokonya sangat mudah dicapai dan memang saat itu persebaran kaset PS1 bajakan sangat masif.
Saya masih ingat ketika membeli Final Fantasy IX saya hanya cukup mengeluarkan uang 20 ribu rupiah untuk empat keping disc. Padahal bila membeli kaset originalnya, saya pasti sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak.
Bahkan para penjual juga berani untuk menghadiahkan lima atau 10 kaset gratis bila kita membeli PS1.
Coba sekarang, beli PS4 kita hanya bisa dapat 1 buah game dan bila ingin memiliki game lainnya kita harus bayar mahal. Sekeping blueray biasanya dibanderol dengan harga sekitar 500 ribuan.
[page_break no="3" title="Sparepart yang Mudah Ditemukan"]
Stik rusak, memory card rusak, atau kabel-kabel rusak? Tidak usah khawatir, karena jaman dulu itu semua mudah didapatkan! Mulai dari original hingga bajakan semua mudah didapatkan, apalagi itu semua dijual dengan harga yang tergolong pas untuk kantong pelajar.
Penulis pribadi tidak pernah cemas atau takut bila mengalami kerusakan karena part-part tersebut bisa ditemukan dengan mudah. Bahkan bila optik pembaca disc rusak, banyak toko-toko yang bisa langsung menyervisnya dengan waktu yang singkat.
Bila stik PS4 yang rusak, penulis mungkin bisa guling-gulingan karena harga yang sangat mahal bahkan untuk ukuran orang yang sudah bekerja, hahahaha.
Lanjut ke halaman 2!
[page_break no="4" title="Tancap Kaset, langsung main"]
PS1 mungkin menjadi konsol yang penggunaannya paling mudah, selain PS2 tentunya. Bagi orang awam, PS1 akan mudah digunakan karena kita hanya cukup memasukkan kaset dan langsung bermain game.
DLC di PS1 juga tergolong unik karena DLC tersebut akan langsung ada di dalam game dan kita cukup melakukan misi tertentu atau menamatkan game tersebut untuk mendapatkan DLC.
Berbeda dengan PS3 dan PS4, koneksi internet menjadi hal yang sangat vital karena biasanya game-game di konsol tersebut akan mendapatkan update yang lumayan besar apalagi bila game tersebut tidak berjalan optimal.
[page_break no="5" title="Buntu? Ada Gameshark Kok!"]
Semua pecandu PS1 pasti tahu disc andalan kita semua bila sudah buntu atau tidak mampu menghadapi lawan sulit terutama di game RPG. ya, disc itu adalah Gameshark. sekali tancap, kita akan menemukan begitu banyak cheat yang bisa disematkan ke dalam game yang kita mainkan.
Bila berhasil, kita akan dapat keuntungan tapi tak jarang juga kita menemukan kegagalan dan membuat game yang kita mainkan justru eror atau gagal total.
Coba di konsol next gen, kita tidak akan menemukan hal ini meski pada akhirnya PS4 Bakal Dapatkan “Gameshark”-nya Sendiri!.
[page_break no="6" title="Cape Bulak-Balik PS kalo Eror"]
Ini hal yang mungkin cukup menjengkelkan ketika punya PS1, bermodalkan mitos yang berseliweran, kita akan membalik-balikkan PlayStation 1 yang kita punya saat game yang kita mainkan rusak atau discnya tidak terbaca.
Ini cukup melelahkan karena kita harus berjongkok atau bolak-balik dari tempat duduk kita untuk memastikan cara ini berhasil.
[page_break no="7" title="Kaset rusak"]
Sudah merawatnya secara apik, bersih, dan kinclong, tapi kaset tetap rusak. Mungkin itulah hal yang paling menjengkelkan dari PS1. CD memang media yang baik namun rentan rusak apalagi bila kaset PS1 yang kita beli bajakan.
Lebih parahnya lagi, kita baru saja beli kaset itu beberapa jam yang lalu tapi saat dicoba, kasetnya rusak. Bila tempat belinya dekat, kita akan langsung menukarkannya tapi bila jauh, "yaelah yaudah deh ni kaset gue diemin aja," itulah hal yang mungkin kita ucapkan.
Tapi itu sih belum parah, karena ada beberapa kaset PlayStation 1 yang terdiri dari 4 disc. Nah, bila salah satu disk tersebut rusak, kita tidak bisa membeli ketengan dan harus membeli keseluruhan 4 disc. Dari keempat disc itu yang bisa dicoba hanya disc 1 karena disc 2,3, dan 4 baru bisa terbuka bila kita sudah menyelesaikan disc sebelum-sebelumnya.
[page_break no="8" title="Memory Card Penuh"]
Nah, ini dia salah satu duka yang sering melanda para pengguna PS1, MMC atau Memory Card penuh. MMC PS1 memang hanya memiliki kapasitas yang kecil dan akan cepat penuh dan solusi satu-satunya adalah menghapus salah satu game yang kita simpan.
Masalahnya adalah bila di dalam MMC itu semua game penting, kita pasti akan keberatan menghapusnya dan solusi terbaik adalah membeli dua sampai tiga MMC agar kita lebih leluasa, hahaha.
Itulah mungkin suka duka punya PlayStation 1, pasti masing-masing orang akan berbeda pengalaman. Kalian boleh share juga pengalaman suka duka punya PlayStation 1 di kolom komentar ya.
Diedit oleh Snow