Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bermain game tentu saja menjadi sesuatu yang sangat mengasyikan, apalagi bila dimainkan bersama teman-teman. Dulu, ketika saya masih kecil, bermain game selalu menjadi saat yang ditunggu-tunggu, maklum saja, karena dulu saya hanya bermain game seminggu dua kali yaitu di hari Sabtu dan Minggu.
Ada banyak alasan yang membuat ngegame di zaman dulu, khususnya di era 90-an lebih yahud dan memorable. Salah satunya karena belum ada walkthrough yang banyak seperti sekarang guys. Selain itu ada banyak faktor lagi yang membuat ngegame di era 90-an lebih yahud!
Tapi sabar dulu karena Duniaku.net bakal membahasnya satu per satu untuk kalian. Artikel ini juga bisa dibuat untuk arena nostalgia kalian para gamer tahun 90-an ya. Langsung saja yuk kita bahas satu per satu mengenai tujuh alasan ngegame di era 90-an lebih yahud, cekidot!
Zaman dulu, menemukan sebuah walkthrough merupakan sebuah keajaiban guys, apalagi walkthrough di internet ya, kalian pasti sudah dianggap seperti seorang alien yang datang dari masa depan. Maklum saja, zaman dulu teknologi internet masih sangat kurang di Indonesia sehingga pengetahuan kita soal game masih sangat minim.
Hal itu membuat kita harus susah payah untuk menamatkan sebuah game satu per satu dengan bermodalkan eksplorasi. Tapi, hal tersebut yang akhirnya membuat kita sebagai gamer merasa tertantang atau sangat bangga apabila menemukan sesuatu yang langka di dalam game tersebut.
Dulu, saya menamatkan game Final Fantasy paling tidak sekitar tiga sampai enam bulanan lho. Bermodalkan eksplorasi dan kesabaran akhirnya bisa sampai menamatkan game yang di zamannya sangat sulit itu. Yang tidak lupa, membeli sebuah walkthrough buku berarti kalian adalah orang yang mapan lho.
Berlangganan majalah game kenamaan tentu merogoh kocek yang cukup dalam begitu juga membeli walkthrough khusus. Oleh sebab itu dulu satu-satunya walkthrough yang saya miliki hanya Harvest Moon, itu juga modal melakukan foto kopi milik rekan saya.
Percayalah, tanpa walkthrough dan internet, ngegame di era 90-an lebih yahud!
Apa yang membuat ngegame di era 90-an lebih yahud? Jawabannya adalah pada masa itu kita tidak mengenal downloadable content atau DLC. Koneksi internet yang masih sangat butut kala itu membuat para developer tidak mungkin membuat sesuatu yang bisa dapat diunggah oleh orang-orang.
Oleh sebab itu, untuk memperpanjang usia game yang gamer mainkan, para developer membuat sebuah expansion yang biasanya terdapat di dalam game yang kita beli. Artinya, game inti dengan ekspansi tadi berada dalam satu disc.
Dulu developer menggunakan sebuah keping CD yang mampu menampung data sekitar 700mb dan untuk membuatnya penuh, mereka menambahkan ekspansi. Kerennya, ekspansi ini digarap dengan sangat serius seperti game intinya dan tentu saja berbeda dengan DLC yang lebih digunakan sebagai alat pengeruk uang instan oleh kebanyakan developer saat ini karena kontennya yang buluk.
Apakah kalian pernah main dingdong atau arcade console? Bila iya, pasti kalian bakalan ketawa-ketawa sendiri. Dingdong harus diakui menjadi salah satu alasan ngegame di era 90-an lebih yahud.
Sebagai sebuah konsol anyar raksasa pada saat itu, dingdong memuat banyak sekali game dengan berbagai macam genre mulai dari fighting, balapan, hingga petualangan lho. Tak heran bila di zaman dulu, dingdong merupakan tempat para developer melakukan banyak inovasi.
Game-game yang sudah jadi dirilis untuk dingdong sehingga kalian banyak menemukan pilihan game. Setelah itu, game yang ada di dingdong di port ke konsol seperti N64 atau SEGA. Di era dingdong, uang recehan sangat berharga lho. Tidak percaya? Tanyakan langsung sama orang yang pernah merasakannya.
Ada apalagi ya alasan ngegame di era 90-an lebih yahud? Yuk langsung kita melaju ke halaman selanjutnya.
Zaman sekarang memang konsol memiliki penyimpanan yang sangat keren dan modern bernama hardisk. Dengan ukuran yang sangat banyak dan bisa menampung berbagai macam file, hardisk menjadi solusi bagi produsen konsol untuk memperkuat konsol rakitan mereka.
Sedangkan di zaman dulu kita hanya mengenal memory card yang ukurannya sangat kecil dan hanya bisa menampung file-file save game saja. Tapi keduanya punya perbedaan kontras yakni memory card bisa kalian bawa ke mana saja. Kalian yang hobi bermain di rental bisa membeli memory card sendiri dan mengamankan progres save game kalian.
Sedangkan hardisk memang bisa di transfer menggunakan USB, tapi sensasi menggunakan hardisk dan memory card sangat beda tentunya. Di era PlayStation 1 ada banyak game multiplayer yang mengharuskan kalian membawa memory card sendiri-sendiri lho. Sensasi memindahkan memory card dari satu konsol ke konsol lain membuat ngegame di era 90-an lebih yahud tentunya.
Ngegame di era 90-an lebih yahud karena di era itu para developer benar-benar telah memastikan game besutan mereka itu hadir tanpa masalah. Memang selama saya bermain game di era tersebut, saya sangat jarang menemukan sebuah masalah misalnya bug atau hal-hal yang sering terjadi di era sekarang ini.
Ketiadaan internet agar developer bisa melakukan patch membuat mereka benar-benar ketat dalam menyaring kualitas game yang bakal diluncurkan. Bandingkan dengan sekarang, developer terkadang melakukan patch hingga puluhan giga hanya untuk memperbaiki sebuah bug atau hal lainnya.
Zaman dulu sangat simpel dan jauh lebih simpel tentunya. Tidak ada patch, gamer tetap bisa dibuat senang oleh para developer tentunya.
Harus diakui bahwa zaman dulu kontroler permainan jauh lebih awet dibandingkan sekarang. Bahkan masih banyak sekali kontroler SEGA Genesis atau Super Nintendo yang masih berjalan dengan baik, padahal usianya sudah 25 tahun.
Kontroler PlayStation zaman dulu juga sangat tahan lama bahkan ketika kita sudah memakainya berjam-jam. Lebih enaknya, banyak produsen pihak ketiga yang punya lisensi resmi untuk menjual kontroler tersebut dan membuat kita mendapatkan harga kontroler lebih murah tapi dengan kualitas yang sudah teruji.
Saat ini kontroler lebih rapuh dan memiliki harga yang sangat mahal. Sparepartnya juga tidak bisa diganti begitu saja secara sembarangan, maklum saja kontroler zaman sekarang memiliki teknologi yang sangat canggih sehingga membuatnya lebih kompleks bila rusak.
Di halaman terakhir ada satu lagi nih alasan mengapa ngegame di era 90an lebih yahud!
Alasan terakhir mengapa ngegame di era 90-an lebih yahud adalah konsol itu sendiri benar-benar diproyeksikan sebagai alat untuk bermain game saja. Tidak ada yang bisa dilakukan dengan konsol selain bermain game tapi kemudian ketika alat penyimpanan game menjadi CD-ROM, perlahan tapi pasti, fungsi konsol juga turut berubah.
Kini konsol menjadi alat multimedia! Kalian bisa menonton film melalui konsol, menyimpan musik, atau melakukan hal lainnya kecuali bekerja. Bagi sebagian orang, fungsi multimedia di dalam konsol dianggap terlalu berlebihan. Konsol masa kini juga dianggap terlalu ribet karena harus terhubung dengan internet agar fungsinya bisa maksimal.
Padahal di zaman dulu, gamer hanya plug and play tanpa internet atau hal-hal lainnya untuk bisa menikmati game secara maksimal. Mungkin bila konsol masa kini lebih dibuat simpel, para gamer bakalan senang. Oiya, dulu bila bermain multiplayer, televisi gamer atau dibuat split screen. Sekarang? Itu tidak bakal terjadi!
Mungkin itulah tujuh alasan kenapa ngegame di era 90-an lebih yahud. Intinya, dari ketujuh hal ini, kesimpelan adalah hal utama karena sesuatu yang simpel berarti mempermudah gamer. Gamer tak harus repot-repot memikirkan banyak hal untuk bisa memainkan gamenya dengan sensasi sempurna.
Sumber: Whatculture
Mau dapat PS4 dan Nintendo Switch? Kunjungi BEKRAF Game Prime 2018, event industri game terbesar se-Indonesia pada tanggal 13-15 Juli 2018 di Balai Kartini, Jakarta! Kunjungi laman ini untuk mendaftarkan dirimu GRATIS!
Diedit oleh Doni Jaelani