Kisah
Spider-Man: Into the Spider-Verse
bergulir layaknya sebuah pesta gila-gilaan para penulis Marvel yang mabuk sepanjang 117 menit. Ceritanya dibuat berjalan tanpa batasan dan pakem apapun, sehingga bisa menabrak dan menerabas semua tembok yang ada di depannya. Rasanya seperti menyaksikan emak-emak naik motor
matic
yang
ngesen
ke kiri, tapi dia malah nge
drift
ke kanan, sambil melambaikan tangan yang bertato “Tut Wuri Handayani”.

Bisa dibilang
Spider-Man: Into the Spider-Verse
meningkatkan standar kualitas film animasi
superhero
layar lebar melebihi apapun. Kami tidak pernah menemukan film animasi
superhero
dengan kualitas dan konten sebaik ini. Bahkan pada serial animasi DC yang biasanya memiliki kualitas jauh di atas Marvel.
Sebenarnya kualitas tersebut didapatkan karena
Spider-Man: Into the Spider-Verse
memiliki semua elemen yang dibutuhkan sebuah film
superhero
modern. Kamu akan menemukan jalan cerita yang mudah dicerna, perkembangan karakter yang menarik,
twist
yang sangat oke, berbagai lawakan yang mengocok perut, dan animasi yang ciamik. Pokoknya komplit!

Kualitas
voice acting
yang ditawarkan oleh
Spider-Man: Into the Spider-Verse
tergolong sangat oke. Suara Shameik Moore yang mengisikan Miles sudah sangat pas, sementara itu Jake Johnson yang kebagian Peter B. Parker, menyumbangkan suaranya dengan sangat prima. Bahkan hanya dengan mendengarkan nada suara dan intonasinya, kamu bisa merasakan betapa cuek dan malasnya karakter tersebut.