Ant-Man and the Wasp: Quantumania sayangnya kurang bisa memaksimalkan potensi Kang dengan style ikonik seri film ini. (Entertainment Weekly)
Ketika varian Kang bernama He Who Remains muncul di akhir musim pertama Loki, banyak penonton langsung terpikat. Sosoknya misterius, tenang, dan penuh teka-teki, dengan ancaman yang lebih banyak tersirat daripada eksplisit. Ia adalah figur yang berhasil mengakhiri perang multiverse, menjadikan Alioth, entitas pemangsa waktu yang tak bisa dilawan, sebagai senjata, dan bahkan mampu melihat setiap peristiwa sebelum terjadi, membuat semua serangan Sylvie percuma sebelum multiverse mulai bercabang.
Lebih dari itu, ketika dia akhirnya dibunuh, ia tidak menunjukkan rasa takut, justru menebar ancaman halus: bahwa varian dirinya yang lain jauh lebih berbahaya.
Dari sinilah hype tentang Kang dibangun. Marvel tampaknya sedang mempersiapkan sosok yang bisa menjadi ancaman skala Thanos berikutnya. Sosok yang punya kendali atas waktu, multiverse, dan kehancuran.
Namun ekspektasi itu hancur begitu saja di Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Film yang seharusnya jadi panggung unjuk kekuatan Kang justru menjadi titik awal keruntuhannya. Bukannya memperlihatkan betapa mengerikannya seorang penakluk multiverse, kita malah disuguhkan Kang yang... terdesak oleh semut.
Ia tidak menciptakan momen ikonik atau menimbulkan korban besar. Alih-alih mengukir teror seperti Thanos di Infinity War, Kang justru dibuat kewalahan oleh pasukan semut super. Dan di klimaks film, dia dikalahkan oleh Ant-Man dan Wasp, dua pahlawan yang secara skala kekuatan maupun reputasi kalah jauh di bawah nama-nama besar seperti Thor atau Captain Marvel.
Penonton pun mulai bertanya-tanya:
“Cuma gini toh penakluk multiverse yang katanya mengalahkan banyak varian Avengers?”