Review Werewolves, Teror Massal Manusia Serigala

Werewolves tidak membuang waktu untuk membangun ketegangan. Cerita dimulai dengan warga kota yang sibuk menutup rumah dan laboratorium tempat eksperimen vaksin dilakukan. Namun, upaya melawan mutasi ini justru menciptakan bencana baru ketika para sukarelawan berubah menjadi serigala ganas. Adegan-adegan aksi yang intens dan konflik cepat menjadikan film ini pilihan yang cocok bagi penonton yang menyukai cerita dengan tempo cepat.

Sayangnya, plot yang serba cepat ini ini justru menjadi pedang bermata dua. Beberapa momen kehilangan kedalaman emosional karena alurnya terlalu tergesa-gesa. Penonton juga dibiarkan bertanya-tanya tentang skala global bencana ini, karena film hanya berfokus pada satu lokasi kecil.

Keberhasilan Werewolves sebagian besar ditopang oleh karakter-karakternya, terutama Wesley (Frank Grillo), Lucy (Ilfenesh Hadera), dan Emma (Kamdynn Gary). Wesley menjadi sosok pemimpin yang tegas, Lucy adalah ibu tunggal yang kuat, dan Emma, meski masih kecil, menunjukkan keberanian luar biasa.

Namun, karakter pendukung seperti pasangan dokter Amy dan Miles Chen terasa kurang tergali. Padahal, dinamika hubungan mereka berpotensi menambah kedalaman cerita. Dengan durasi yang lebih panjang, film ini seharusnya bisa memberikan ruang bagi eksplorasi lebih banyak karakter.

Werewolves adalah film horor bencana dengan premis menarik dan ketegangan yang terjaga. Meskipun efek visualnya terasa kuno dan pengembangan cerita tidak selalu mulus, film ini tetap menawarkan hiburan yang seru, terutama bagi penonton yang tidak ingin terlalu banyak berpikir.

Jika kamu mencari film yang langsung ke inti persoalan dengan sentuhan aksi dan horor, Werewolves bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jangan berharap sesuatu yang revolusioner—film ini lebih seperti nostalgia akan horor klasik daripada inovasi modern.