Review The Exorcism: Film Horror yang Hanya Jumpscare?

Premis filmnya sebenarnya cukup menarik, kisahkan Anthony Miller (Russell Crowe) sebagai aktor yang karir dan kehidupannya hancur setelah istrinya meninggal dan dia jadi pecandu narkoba, termasuk hubungannya yang rusak dengan putrinya, Lee Miller (Ryan Simpkins).

Namun Tony ingin kembali memperbaiki hidup dan hubungan dengan putrinya dengan menerima tawaran berperan di film bertema exorcist, menggantikan aktor sebelumnya yang mati di lokasi syuting.

Tony mempelajari peran sebagai orang yang mengurus orang kerasukan, namun dia justru kerasukan di set filmnya dan membawa berbagai ancaman bagi kru film dan putrinya, yang padahal hubungan mereka baru mulai membaik.

Premisnya menarik, kisahkan tentang kerasukan dan set film yang terkutuk, di mana hal seperti ini sudah sering menjadi urban legend bagi beberapa film horor populer di dunia nyata.

Namun perkembangan plot-nya terasa tidak jelas dan puncak konflik filmnya juga terasa terburu-buru, tanpa penjelasan apapun di akhir filmnya.

Awal filmnya berjalan lambat, setengah filmnya mendadak super intense, dan akhir filmnya tidak ada penjelasan apapun yang tidak membuat penonton "puas" saat menontonnya, lebih ke arah bingung.

Russell Crowe satu-satunya unsur yang dibuat "menakutkan" di film ini, namun rasanya sulit sekali merasa "takut" ke Russell Crowe.

Meski demikian, Russell Crowe satu-satunya yang menarik dan terasa niat di film ini.

Film The Exorcism gagal menghadirkan adegan horor yang benar-benar membuat penonton takut.

Banyak sekali jumpscare di awal film yang bertujuan untuk memberikan kesan mencekam, namun jumpscare hanya cara receh untuk membuat penonton takut.

Parahnya lagi, jumpscare di film ini memang terasa receh dan berlebihan, sampai adegan meletakan buku dan memilih pakaian saja dibuat jumpscare, tentu tidak ada hantu di adegannya.

Penilaian: 2/5