Jujur saja, kami sangat senang dengan seluruh penyegaran yang dihadirkan oleh F. Gary Grey. Di tangan dirinya
Men in Black: International
tampil lebih modern dengan beberapa elemen yang sebelumnya tidak ada di tiga
MIB
sebelumnya.

Salah satu contohnya adalah, perubahan fokus cerita dan perkembangan karakter. Ketimbang repot-repot mengeksplorasi alien-alien aneh yang biasanya “baru” muncul,
Men in Black: International
lebih mengedepankan hubungan para karakter manusianya dan sedikit meminggirkan para “alien” yang biasanya menjadi bintang utama
MIB
.
Kamu memang masih menemukan alien mungil bernama Pawny yang suaranya diisikan oleh Kumail Nanjiani. Tapi fungsi alien mungil ini tidak lebih sebagai karakter penghibur yang mengisi fungsi Frank the Pug (Tim Blaney) yang sempat hadir dalam dua film sebelumnya.
Format lama dari
Men in Black: International
sangat terlihat pada aliran cerita dan plotnya yang terasa sangat familiar. Dua orang agen beda pengalaman, harus saling bahu-membahu untuk menyelamatkan Bumi dari incaran alien jahat. Pada akhir cerita, keduanya akan berhadapan dengan alien super jahat yang nyaris tidak terkalahkan dan seterusnya.

Hemsworth dan Tess berhasil membawakan peran mereka dengan baik. Ada banyak momen yang menumbuhkan
chemistry
mereka sebagai rekan satu tim sedikit demi sedikit. Walaupun pada awalnya hubungan ini terasa ganjil, tapi seiring jalan cerita keduanya akan semakin menyatu dengan baik.
Sementara itu kami harus mengacungi jempol pada Rafe Spall yang menjadi agen C pada film ini. Walaupun mendapatkan durasi yang tidak banyak, aktingnya yang sangat meyakinkan membuat kami gemas sendiri sepanjang film.
Lalu bagaimana dengan akting Liam Neeson?
Well
, sang Jedi, dewa, dan
assassin
ini memerankan agen High T dengan sangat baik. Memang tidak ada yang menonjol pada kualitas akting Liam, tapi rasanya sulit menerima sosok petinggi MIB UK diperankan orang lain. Kalau kami boleh memilih, paling kami hanya menyodorkan nama Samuel L. Jackson sebagai agen High T.