Dari Rudyard Kipling (The Jungle Book) hingga Bernard Waber (The House on East 88th Street, Lyle, Lyle, Crocodile), dunia film kerap menceritakan kisah-kisah hewan yang bisa berbicara. Beberapa kisah tersebut berhasil menuai kesuksesan secara kritik dan komersil, sementara sisanya mendapatkan nilai yang biasa-biasa saja atau sekadar "oke" untuk ukuran film keluarga.
Lyle, Lyle, Crocodile memilih cara yang agak berbeda dari The Jungle Book. Ketimbang berbicara, Waber lebih suka menceritakan kalau sang buaya bisa bernyanyi dengan suara yang sangat merdu dan menggugah jiwa. Semangat ini lah yang berusaha ditangkap oleh Will Speck dan Josh Gordon melalui adaptasi Lyle, Lyle, Crocodile ke layar lebar.
Masalahnya apakah adaptasi ini sanggup menyampaikan pesan-pesan sederhana yang ada di Lyle, Lyle, Crocodile? Simak review filmnya di bawah ini.
