
Penulis sudah menyaksikan film Marvel Cinematic Universe sejak
Iron Man 1
. Sisi negatif dari ini adalah sekarang saya dapat melihat pola dari semua film Marvel.
Jangan salah, ini pola yang sudah terbukti berhasil. Film-film Marvel pun selalu sukses menghibur. Meski begitu mungkin ada yang khawatir kalau bahkan
Infinity War
yang merupakan film pamungkas pun masih mengikuti pola seperti
Ant-Man, Age of Ultron,
atau
Black Panther
.
Tapi ternyata tidak.
Mungkin aneh, tapi karena pembaca
Duniaku.net
juga banyak yang pembaca
One Piece
, izinkan penulis menggunakan manga itu sebagai analogi.
Kamu tahu betapa sakitnya kematian Portgas D. Ace di
One Piece
? Salah satu penyebab fan benar-benar syok dengan kejadian itu adalah karena Eiichiro Oda selaku mangaka memiliki pola dalam bercerita. Salah satunya adalah dia tidak pernah membunuh tokoh penting selain di kilas balik.
Kematian Ace merusak pola itu.
Kejutan-kejutan serupa akan kamu temui sepanjang
Infinity War
. Tokoh yang kamu kira tak akan gugur bisa jadi mati dengan mendadak, menohok kamu dengan telak. Korban jiwa di film ini juga banyak sekali. Lalu ada satu pola khas film Marvel yang benar-benar dirusak oleh Russo Bersaudara untuk menuturkan kisah di film ini.
Jangan salah, Russo Bersaudara tetap memasukkan komedi ke dalam film ini. Namun ketimbang seperti
Thor: Ragnarok
(di mana saat kamu keluar bioskop yang teringat kemungkinan besar lawakannya), film ini lebih mirip
The Winter Soldier
. Saat kamu keluar bioskop, yang akan kamu ingat adalah betapa kelamnya sebenarnya kisah ini.
Winter Soldier
punya komedi.
Civil War
juga. Namun, kecuali beberapa kasus, bukan komedinya yang paling kamu ingat. Russo Bersaudara masih memperlihatkan kepiawaian
Lanjutan
review Infinity War
dapat kamu cek di halaman kedua!