(Dok. XYZ Film/Hound of War)
Tak dapat dipungkiri, Hounds of War menawarkan adegan aksi yang menjadi daya tarik utamanya. Isaac Florentine, yang dikenal dengan keahliannya dalam mengarahkan film aksi, berhasil mengemas pertempuran dengan intensitas yang tinggi. Adegan pembuka yang langsung disuguhi pertempuran sengit memberikan gambaran jelas tentang apa yang akan dihadirkan sepanjang film.
Penggambaran pertarungan tangan kosong yang brutal dalam film ini mungkin akan mengingatkan penonton pada gaya pertarungan dalam film seperti The Raid. Setiap pukulan dan benturan terasa nyata, diperkuat dengan efek suara yang menambah kesan brutal. Aksi-aksi ini menjadi elemen yang membuat Hounds of War layak untuk ditonton oleh para penggemar genre aksi.
Dengan durasi hanya 94 menit, Hounds of War terbilang sebagai film aksi yang ringkas. Ini bisa menjadi keunggulan bagi penonton yang menginginkan hiburan cepat tanpa harus terjebak dalam alur cerita yang rumit. Penceritaan yang sederhana dan to the point menjadikan film ini mudah diikuti. Namun, durasi singkat ini juga menjadi pedang bermata dua.
Pengembangan karakter, terutama pada sosok Ryder, terasa kurang mendalam. Motivasi balas dendam Ryder memang jelas, namun latar belakang emosional yang seharusnya memperkuat koneksi dengan penonton terasa lemah. Alhasil, aksi balas dendam yang dilakukan Ryder tidak memberikan dampak emosional yang cukup kuat. Penonton mungkin akan menikmati adegan aksi, tetapi mereka mungkin juga akan merasa sulit untuk benar-benar peduli dengan apa yang terjadi pada Ryder dan misinya.