Mortal Engines
merupakan kuratet novel buah karya Christian River yang memiliki cerita terputus-putus di setiap bukunya. Cerita yang terpotong-potong ini akan sangat berguna ketika Peter Jackson memutuskan untuk membuat lagi sekuelnya atau tidak. Sebab, walaupun diputus begitu saja
Mortal Engines
akan tetap menampilkan babakan-babakan penting si karakter utama dengan baik.

Masih ada sedikit perbedaan di sana-sini dengan versi novelnya, tetapi semua perbedaan tersebut lagi-lagi ditempuh karena faktor durasi dan perbedaan format media yang digunakan. Untunglah perbedaan tersebut tidak mengacaukan alur cerita dan
twist
yang ada di
Mortal Engines
.
Kritik paling besar kami datang pada bagian penulisan cerita dan kualitas akting para pemeran
Mortal Engines
. Entah mengapa Hera Hilmar dan Robert Sheehan tidak mampu menunjukkan kelasnya sebagai karakter utama. Sementara itu Jihae yang berperan sebagai Anna Fang tidak mendapatkan porsi yang cukup untuk mengembangkan karakternya yang penuh dengan potensi.

Kharisma yang paling besar justru datang dari Hugo Weaving yang memang kerap memerankan karakter antagonis di film-film besar seperti di trilogi
The Matrix
atau
Captain America: The First Avenger
. Di tangan Hugo, kami bisa merasakan kebengisan Thaddeus Valentine, hanya dalam satu adegan penting.
ami curiga kalau masalah di atas timbul karena penulisan dialog yang kurang rapi atau dibuat pendek agar menghemat durasi. Pasalnya kami kerap menemukan beberapa bagian yang terasa melompat-lompat untuk urusan dialog antar karakter. Terutama pada karakter Shrike (Stephen Lang) yang tiba-tiba langsung melompat masuk begitu saja ke dalam hubungan Hester dan Tom yang hadir tanpa
chemistry
.