Sumber: Pinterest[/caption]
Sekilas tak ada masalah mengenai penokohan dari masing-masing aktor. Will Smith mampu menunjukan karakter pesimistik setelah dihadapkan pada kenyataan busuknya dunia kepolisian yang dimasukinya. Sementara Joel Edgerton sukses menampilkan sosok monster yang ironisnya lebih manusiawi daripada manusia di sekitarnya.
Dua protagonis yang saling bertolak belakang ini tentu saja lebih menarik daripada tokoh generik pada umumnya. Mengenai para tokoh lain, tak banyak yang penulis bisa komentari kecuali bahwa mereka muncul sebagai plot device semata. Tanpa semua tokoh ini, cerita tak akan berjalan.
Akan tetapi, tak ada yang bisa digali lebih banyak dari mereka. Motivasinya, moralnya, dan pandangan terhadap orang lain di sekitarnya tak banyak ditemui kecuali pada dua tokoh utama tadi.
[read_more id="357408"]
Kehadiran mereka hanya sebatas menunjukan bahwa orang berhati buruk bisa ditemukan di lembaga hukum. Di sisi lain, rasa kekeluargaan dan hutang budi juga dimiliki oleh makhluk yang katanya merupakan penghasil kriminal terbesar. Gambaran kontradiksional ini yang membuat penulis merasa "terikat" karena situasi seperti ini juga ada di dunia nyata.
Sayangnya, hanya para antagonis utamanya justru kurang mendapat sorotan. Mereka hanya diceritakan sebagai pengikut yang mendambakan kedatangan juru selamat mereka. Selebihnya hanya aksi pembantaian yang selama ini mewarnai kemunculan mereka.
Selain beberapa kekurangan yang dijabarkan, ada juga kelebihan yang patut dibanggakan dari Bright. Penasaran? Klik halaman selanjutnya!