Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
Penampilan memukau dari para aktornya.jpeg
The Long Walk (dok. Lionsgate/The Long Walk)

Intinya sih...

  • Kecepatan minimum diturunkan menjadi 3 mph (4,8 km/jam) atas permintaan Stephen King sendiri untuk menjaga ketegangan dan realisme dalam film.

  • Jumlah kontestan dikurangi menjadi 50 orang di film, menciptakan nuansa distopia yang sunyi dan menegangkan.

  • Sejumlah karakter dihapus atau tidak tampil, namun karakteristik mereka tetap diberikan ke karakter lain untuk mempertahankan dinamika dan konflik emosional yang penting.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini mengandung spoiler film dan novel The Long Walk.

The Long Walk resmi tayang di Indonesia hari ini (10/9/2025). Di artikel review saya sudah memujinya dengan memberi nilai 5 dari 5 bintang, mungkin salah satu film adaptasi dari novel Stephen King terbaik.

Namun, seperti adaptasi lainnya, film ini juga menghadirkan sejumlah perbedaan menarik dibanding versi novelnya.

Apa saja perbedaan itu, dan bagaimana perubahan ini memengaruhi pengalaman menonton? Berikut beberapa hal yang paling menarik perhatian saya.

1. Kecepatan minimum diturunkan

Poster The Long Walk. (Dok. Lionsgate/The Long Walk)

Di kontes The Long Walk, para pejalan kaki harus selalu menjaga kecepatan agar tidak turun di bawah batas minimal yang ditetapkan. Jika melambat, mereka akan mendapat peringatan, dan setelah tiga peringatan, maka ketika si pejalan melambat lagi sang kontestan akan dieksekusi.

Di novel, kecepatan minimum ditetapkan 4 mph (6,4 km/jam). Namun di versi film, angka ini diturunkan menjadi 3 mph (4,8 km/jam), dan ini atas permintaan Stephen King sendiri!

Dengan kondisi lomba yang diadaptasi di film, kecepatan 4 mph akan membuat kontes berakhir terlalu cepat. Penurunan ke 3 mph membuat perlombaan tetap menegangkan, realistis, dan memberi ruang bagi karakter serta drama untuk berkembang.

2. Jumlah kontestan dikurangi

The Long Walk (dok. Lionsgate/The Long Walk)

Di novel, jumlah peserta The Long Walk mencapai 100 orang, seperti sudah saya bahas sebelumnya di artikel soal aturan lomba.

Namun di film, jumlah kontestan dikurangi menjadi 50 orang. Kerumunan penonton pun berkurang drastis, sehingga mayoritas adegan menampilkan para Walker berjalan di area rural yang sepi, memberikan nuansa distopia yang sunyi dan menegangkan.

Sutradara Francis Lawrence menjelaskan alasan di balik keputusan ini:

“Kami ingin membuat film ini secara finansial bertanggung jawab, karena ini film yang menantang. Kami membuatnya dengan anggaran terbatas, dan itu langsung menciptakan parameter yang menarik. Bagaimana kami mengurangi kru? Apa efeknya terhadap jumlah bocah? Di buku ada seratus, tapi di film hanya 50. Apa dampaknya pada kerumunan? Kami tidak bisa membuat setiap kota yang mereka lewati dipenuhi orang, karena itu membutuhkan ribuan ekstra yang tidak kami punya. Itu berarti kami harus membangun cerita sehingga kerumunan hanya muncul di akhir.”

3. Sejumlah karakter tidak tampil

The Long Walk (dok. Lionsgate/The Long Walk)

Karena jumlah kontestan di novel mencapai 100, sementara di film hanya 50, sudah pasti ada sejumlah karakter yang dihapus atau tidak tampil.

Salah satu yang paling signifikan adalah Scramm. Di novel, ia dikatakan sebagai unggulan pemenang menurut Las Vegas, pemuda dengan tubuh “seperti rusa” yang tampak tak terkalahkan. Namun, secara mengejutkan, ia tersingkir lebih dini dan bahkan tidak masuk top three karena menderita pneumonia. Menyadari tubuhnya tak akan mampu bertahan lebih lama, Scramm akhirnya memutuskan untuk menyerah.

Meski karakternya dihapus, karakteristik Scramm tetap diberikan ke dua karakter lain:

  • Olson mewarisi aspek pejalan kaki yang sudah memiliki istri, latar belakang yang sebelumnya tidak ada di novel.

  • Stebbins mewarisi aspek pejalan kaki kuat yang mendadak sakit dan akhirnya harus mengalah meski sempat bertahan lebih lama dari perkiraan. Hal ini membuat Stebbins tampil lebih simpatik dan emosional di versi film.

4. Perbedaan situasi top three

The Long Walk (dok. Lionsgate/The Long Walk)

Di film, tiga besar tetap sama seperti di novel: Stebbins, McVries, dan Garraty. Namun, alur kejadian mereka berbeda secara signifikan.

Di novel, McVries memilih untuk berhenti berjalan dan duduk, menanti nasibnya. Lalu di puncak pertandingan Garraty, yang hampir menyerah, tiba-tiba menjadi pemenang karena Stebbins meninggal terlebih dahulu.

Di film, ada twist besar: Stebbins tidak lagi menjadi runner-up. Kematiannya mirip dengan Scramm, setelah menyadari tubuhnya terlalu lemah untuk bertahan lebih lama, Stebbins berhenti berjalan dan membiarkan dirinya dieksekusi.

Dua besar di film akhirnya adalah McVries dan Garraty. Ketika McVries hendak duduk, seperti versi novel, Garraty meminta McVries tetap berjalan bersamanya lebih lama. Namun, Garraty yang sudah menerima tiga peringatan justru sengaja melambat, sehingga McVries menjadi pemenang.

Twist ini berhasil mengejutkan bahkan pembaca setia The Long Walk, karena mengubah dinamika akhir yang sudah familiar sekaligus tetap memunculkan ketegangan emosional yang tinggi.

5. Perbedaan ending

cuplikan film The Long Walk (dok.Lionsgate Movie/The Long Walk)

Yah, berhubung pemenangnya McVries dan bukan Garraty saya rasa sudah jelas endingnya beda.

Tapi perbedaannya bukan hanya itu.

Di novel, Garraty yang menang tak terduga karena Stebbins mati duluan terus berjalan. Dia bahkan mengabaikan Major yang mendekatinya, karena dia melihat ada sosok gelap di depannya. Dia memutuskan untuk terus berjalan dan bahkan kata narasi "menemukan kekuatan untuk lari."

Stephen King memang terkenal sering memberi ending yang bisa terasa menggantung atau ambigu. Ending novel ini bisa diinterpretasikan Garraty yang sudah hampir menyerah sebelum Stebbins mati telah kehilangan akalnya hingga dia merasa masih ada pejalan lain, atau dia berlari ke pencabut nyawa, menegaskan bahkan pemenang Long Walk pun tak akan berumur panjang.

Di film, situasinya berbeda. Major secara personal mengeksekusi runner-up, dan McVries, yang berduka atas kematian Garraty (sosok yang sudah ia anggap seperti saudara) langkahnya langsung terhenti. Interaksi McVries dengan Major menjadi momen penting: ia meminta carbine dari prajurit jaga, lalu menembak Major.

Namun, ambiguitas tetap hadir seperti di novel. Setelah McVries menembak, kota yang semula ramai oleh penonton akhir Walk mendadak sunyi. Ia melangkah lagi, momen yang membangkitkan interpretasi mirip novel, bahwa sang pemenang mungkin telah kehilangan akal atau tidak akan bertahan hidup lebih lama. Logikanya memang, McVries tidak akan berumur panjang setelah menembak Major di depan prajurit yang masih mengawasinya.

Ending ini, dengan perbedaan signifikan tapi tetap ambigu, berhasil mempertahankan ketegangan dan rasa tidak pasti yang menjadi ciri khas The Long Walk.

Nah itu perbedaan menarik The Long Walk film dengan novel.

Menurutmu gimana?

Sampaikan di kolom komentar!

Editorial Team