Review Smile, Teror Pembunuhan Berantai yang Melibatkan Senyuman
Dr. Rose Cotter menghadapi situasi menakutkan
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada tahun 2022 Parker Finn merilis sebuah film pendek yang berjudul Laura Hasn't Slept. Plot film pendek tersebut bercerita mengenai seorang therapist yang mengalami kegilaan setelah menyaksikan salah satu pasiennya bunuh diri dengan cara yang mengerikan.
Smile merupakan adaptasi layar lebar dari film tersebut. Dibintangi oleh Sosie Bacon, Jessie T. Usher, Kyle Gallner, Caitlin Stasey, Kal Penn, dan Rob Morgan. Parker Finn berusaha memperpanjang segala kegilaan yang ada di Laura Hasn't Slept, melalui film Smile.
Film horor dengan budget kecil ini menghadirkan berbagai jumpscare yang intense meskipun beberapa di antaranya cukup mudah ditebak. Penasaran seperti apa kisahnya? Simak di bawah ini.
1. Entitas yang digerakan oleh trauma
Dr. Rose Cotter (Sosie Bacon) adalah seorang therapist yang baru saja menyaksikan pasiennya bunuh diri dengan cara yang sangat mengerikan. Sejak saat itu dia jadi mendengar dan merasakan teror yang belum pernah dilihat sebelumnya. Teror tersebut hanya bisa dilihat oleh dirinya, sedangkan orang lain tidak bisa melihat sama sekali.
Rose sebenarnya memiliki masalah kejiwaan yang menyebabkan dirinya diawasi oleh psikolog lain yang bisa mengeluarkan surat penangkapan bila dibutuhkan. Dalam kondisi terus diteror, Rose akhirnya menceritakan kisahnya pada Joel (Kyle Gallner) yang merupakan seorang polisi daerah.
Joel yang melacak benang merah kasus bunuh diri tersebut melihat kalau Rose bukan satu-satunya orang yang menyaksikan bunuh diri mengerikan tersebut. Ada beberapa kasus serupa di masa lalu yang berakhir dengan bunuh diri.
Hanya ada satu orang yang berhasil mematahkan kutukan atau teror ini. Dan orang tersebut berada di dalam penjara karena melakukan pembunuhan tingkat pertama. Joel dan Rose akhirnya menemui orang tersebut dengan harapan bisa mematahkan kutukan yang selama ini menghantui Rose.
Baca Juga: Review Jeepers Creepers Reborn, Kebangkitan Pemburu Abadi di Amerika
2. Horor sederhana dengan jumpscare yang padat
Smile merupakan film yang tidak akan memberikanmu waktu yang cukup untuk berpikir. Sebab sepanjang film akan dipenuhi dengan berbagai jumpscare yang cukup padat. Ada beberapa poin yang berhasil kami tebak, tapi juga ada beberapa poin yang kami kecolongan. Pada intinya kamu harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan.
Suara menjadi elemen utama di Smile. Melalui suara kita diberitahu kalau adegan tersebut memiliki jumpscare atau tidak. Tetapi terkadang Finn menipu kita juga dengan suara, hasilnya kamu akan berkali-kali teralihkan oleh suara yang seharusnya menampilkan jumpscare, tetapi nyatanya tidak atau hanya sebuah pop-up kecil yang tidak penting.
Selain itu, visual film ini juga enggak terasa nyaman ketika penonton melihatnya. Film Smile memang menghadirkan banyak adegan gore yang berdarah-darah. Tetapi pada beberapa kesempatan sebuah adegan terasa terlalu dekat diambil gambarnya. Sehingga terasa kurang nyaman untuk dilihat.
3. Kesimpulan
Secara garis besar, Smile menjadi sebuah film horor yang sukses bikin penonton kaget berkali-kali dan merasa tak nyaman terlepas dari ceritanya yang sangat sederhana.
Kami bisa mengganjar film ini dengan nilai 3,5 dari 5 bintang review karena banyaknya momen jumpscare yang digarap dengan apik dan berkesan. Entitas yang meneror Rose tidak dijelaskan jenis, asal, atau tujuannya, menjadikan Smile sebagai horor yang penuh misteri.
Bila kamu tertarik menyaksikan Smile, film ini sudah tersedia pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 28 September 2022.
Baca Juga: Review One Piece Film: Red: Film yang Seru Tapi Rasa Konser