Review Medieval, Perang Perebutan Kekuasaan di Bohemian
Jan Zizka terlibat dalam perang saudara yang terjadi di Ceko
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jan Zizka merupakan nama yang cukup asing bagi kebanyakan orang. Tetapi sesungguhnya Zizka merupakan pahlawan Ceko yang sangat piawai dalam bertempur. Dia tidak pernah kalah sekalipun dalam pertempuran, dan memiliki banyak taktik non ortodoks yang membuat musuh kebingungan.
Zizka selalu melengkapi pasukannya dengan berbagai senjata yang mereka kuasai secara baik. Hal ini menjadikan pasukan Zizka sangat fleksibel dan luwes ketika menghadapi musuh di perang-perang konvensional.
Medieval merupakan film yang berusaha menggunakan sosok Zizka meskipun pada kenyataannya dia tidak pernah benar-benar mencetuskan konflik di kerajaan Bohemian.
1. Penculikan Lady Katherine
Pada abad ke-14, Wenceslas IV (Karel Roden) adalah raja Bohemia sekaligus kaisar Romawi. Wenceslas telah menerima tahta setelah ayahnya wafat. Tetapi pemerintahannya tidak tegas sehingga perlahan-lahan kerajaan tersebut runtuh dari dalam.
Negara ini sebenarnya diperintah oleh Henry III (Til Schweiger) dari Rosenberg yang merupakan bangsawan paling berkuasa di negara tersebut.
Jan Zizka (Ben Foster) yang merupakan seorang pemimpin tentara bayaran mendapatkan tugas penting. Zizka ditugaskan oleh tuan Boresh (Michael Caine) untuk menculik tunangan Rosenberg, Katherine (Sophie Lowe).
Penculikan tersebut akan memaksa Rosenberg menepati janjinya dan membantu Wenceslas IV untuk dinobatkan sebagai kaisar Kekaisaran Romawi.
Hal ini membuat Zizka terlibat dengan permainan politik tingkat tinggi dan membawanya ke dalam konflik tidak hanya dengan Rosenberg tetapi juga dengan saudara laki-laki Wenceslaus. Raja Sigismund (Matthew Goode) yang mengirimkan tentara yang dipimpin oleh mentor Zizka, Torak (Roland Moller).
Pekerjaan yang semula terlihat sederhana, menjadi sangat rumit ketika Torak membakar rumah Zizka dan membunuh keponakannya.
Baca Juga: Review Doraemon Story of Seasons: Friends of the Great Kingdom
2. Perang yang berdarah-darah
Sudah lama kami tidak melihat adegan perang yang berdarah-darah layaknya perang sungguhan. Walaupun kesannya sangat gore, tetapi itulah yang sebenarnya terjadi di peperangan. Badan yang tercabik-cabik, kepala terpenggal, dan organ dalam yang berhamburan, merupakan tontonan biasa di peperangan maupun bencana alam.
Hal inilah yang dihadirkan dan dijual di Medieval. Hebatnya lagi Petr Jakl menghadirkan adegan-adegan tersebut tanpa tedeng aling-aling. Hanya sensor Indonesialah yang menjadi garis pertahanan terakhir bagi penonton Indonesia. Meskipun tidak sesadis Hellboy (2019), tetapi kami rasa ada beberapa adegan yang sengaja diskip oleh lembaga sensor film. Tidak terlalu terasa, apalagi bila dibandingkan dengan Hellboy tadi.
Perang di film ini juga tidak berlangsung secara kolosal. Menjadikan setiap pertempuran lebih personal dan skala yang sangat kecil. Meskipun begitu beberapa bagian terasa agak membingungkan karena antara pihak bertikai menggunakan baju yang agak mirip.
3. Kesimpulan
Meskipun menggunakan latar belakang yang kolosal, bukan berarti Medieval berhasil mengerahkan seluruh potensinya. Ada beberapa bagian yang sepertinya disia-siakan begitu saja oleh Petr Jakl. Mungkin hal ini terjadi karena kisah di Medieval tidak pernah benar-benar terjadi di dunia nyata.
Walaupun begitu kami tetap bisa menikmati semua muatan yang ditampilkan di hadapan kami. Baik dari sisi drama, kisah, maupun romansa yang terjadi antara Lady Katherine dan Zizka. Karena itu kami masih bisa mengganjar Medieval dengan nilai 3,3 dari 5 bintang review.
Medieval akan segera tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Jadi kalau kamu ingin tahu perang-perang Eropa yang jarang disinggung di Hollywood, kamu bisa memulainya dari Medieval.
Baca Juga: Review Black Panther: Wakanda Forever, Wakanda VS Talocan