Review M3GAN, Boneka Pembunuh yang Beda Dari Boneka Lainnya

Kisah robot pembunuh berbasiskan AI yang cukup unik

Review M3GAN, Boneka Pembunuh yang Beda Dari Boneka Lainnya

Genre boneka pembunuh atau killer toy adalah sebuah genre usang yang sudah digunakan oleh Hollywood dari tahun 30-an. Genre ini kerap diperbarui dengan berbagai macam gimmick hingga akhirnya kita mengenal adanya Chucky di Child’s Play atau Annabelle yang mengambil kisah boneka terkutuk sungguhan.

Nah, M3GAN merupakan salah satu upgrade terbaru dari genre killer toy, yang melibatkan teknologi canggih di dalamnya. Ketimbang melibatkan roh pembunuh berantai atau iblis yang haus darah, M3GAN memanfaatkan AI yang melakukan self learning dengan sangat serampangan, tanpa protokol pembatas apapun. Simak review M3gan selengkapnya berikut.

1. Model 3 Generative Android

Review M3GAN, Boneka Pembunuh yang Beda Dari Boneka LainnyaDok. Universal

Gemma (Allison Wlliam) seorang ahli robotik di sebuah perusahaan mainan, menggunakan kecerdasan buatan untuk mengembangkan M3GAN (kependekan dari Model 3 Generative Android). M3GAN adalah sebuah boneka hidup yang diprogram untuk menjadi pendamping terbaik anak dan sekutu terbaik orang tua. 

Setelah secara tak terduga mendapatkan hak asuh atas keponakannya Cady (Violet McGraw), Gemma memutuskan untuk mengatifkan prototipe M3GAN. Sebuah keputusan yang memiliki konsekuensi mengerikan, terutama ketika boneka tersebut memiliki kesadaran dan terlalu protektif terhadap Cady.

Otoritasnya dalam melindungi Cady membuatnya membunuh siapapun yang dianggap menyakiti Cady. Dia juga bisa menyingkirkan siapa pun yang dianggap menghalangi tugasnya dalam "melindungi" Cady dan Gemma.

Baca Juga: Review Shotgun Wedding, Jennifer Lopez VS Perampok Pesta Pernikahan

2. Antagonis yang unik

Review M3GAN, Boneka Pembunuh yang Beda Dari Boneka LainnyaDok. Universal

Sebagai sebuah film horor M3GAN memiliki caranya sendiri untuk menakut-nakuti penontonnya. Ketimbang menampilkan aksi brutal yang mengerikan M3GAN lebih sering menyuguhkan berbagai ekspresi dan gerakan yang membuatnya tampak seperti robot sungguhan.

Ekspresi ini memancing rasa ngeri tersendiri, walaupun kebanyakan terlihat konyol dan bikin ketawa. Tapi tetap saja, kengerian ini terasa sangat fresh, apalagi bila dibandingkan film killer toy lainnya. Kami tahu kalau M3GAN adalah produk CGI, tetapi gerakan yang diambil dari Amie Donald dan suara dari Jenna Davis, mampu menghidupkan M3GAN dengan sangat baik. 

Hal ini menjadikan M3GAN sebagai antagonis yang cukup unik dan likeable. Apalagi ketika kita mengetahui kalau M3GAN belajar tentang berbagai keburukan manusia. Seperti misalnya kebiasaan manusia untuk menyakiti sesama untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Hasilnya, kami jadi sedikit paham apa yang dilakukan M3GAN untuk melindungi Cady dan Gemma adalah sebuah langkah ekstrim dari seorang AI yang bingung dalam menghadapi perilaku manusia.

3. Film horor yang tidak horor

Review M3GAN, Boneka Pembunuh yang Beda Dari Boneka LainnyaDok. Universal

Gerard Johnstone sepertinya keasyikan dalam membangun elemen fiksi ilmiah dalam ceritanya. Sebab pada akhirnya genre horor yang seharusnya menjadi genre utama film ini hadir belakangan dan ringan sekali. 

Kengerian M3GAN sebagai antagonis utama diperlihatkan di sepertiga akhir film. Itupun masih ditambah dengan adegan joget di lorong kantor yang membuat penonton salah fokus dan tertawa cekikikan. Adegan joget tersebut langsung viral, menyebabkan banyak calon penonton yang mempertanyakan kualitas horor dari M3GAN.

Well, kalau kamu yang berekspektasi kalau film ini akan penuh dengan momen jumpscare dan gore seperti film killer toy lainnya, mungkin kamu akan sedikit kecewa. Namun, bagi kamu yang menyukai cerita ketimbang elemen horor, maka M3GAN akan terasa seperti film sci-fi dengan bonus adegan horor. Untuk itulah kami bisa memberikan nilai 3,7 dari 5 bintang review untuk film M3gan.

Kalau kamu berminat, M3GAN bisa kamu saksikan lewat sejumlah bioskop Indonesia mulai 6 Januari 2023.

https://www.youtube.com/embed/BRb4U99OU80

Baca Juga: Review Puss in Boots: The Last Wish, Kisah si Kucing Oren

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU