Review Hounds of War, Balas Dendam Tentara Gaya Hollywood
Sebuah film aksi dengan gaya bercerita kuno dan membosankan
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
GENRE: Action
ACTORS: Rhona Mitra, Robert Patrick, Frank Grillo
DIRECTOR: Isaac Florentine
RELEASE DATE: 30 August 2024
RATING: 2,5/5
Di tengah deretan film aksi yang rilis pada akhir Agustus 2024, Hounds of War hadir sebagai tontonan yang menggabungkan elemen balas dendam dengan aksi brutal. Disutradarai oleh Isaac Florentine, film ini menampilkan Frank Grillo sebagai tokoh utama yang memerankan Ryder, seorang prajurit yang terjebak dalam misi yang berakhir tragis.
Namun, meskipun Hounds of War berhasil menyajikan adegan aksi yang memukau, kekurangan dalam pengembangan karakter dan alur cerita membuatnya terasa kurang menggigit.
1. Kisah Balas Dendam di Tengah Kekacauan
Cerita Hounds of War berpusat pada Ryder, seorang anggota tim militer Amerika Serikat yang ditugaskan untuk mengeksekusi pemimpin kelompok radikal di Timur Tengah. Namun, misi yang seharusnya berjalan mulus itu ternyata adalah sebuah jebakan yang dirancang oleh pihak yang memperkerjakan mereka.
Akibatnya, hampir seluruh tim Ryder tewas, meninggalkan Ryder sebagai satu-satunya yang selamat. Bertekad untuk membalas dendam, Ryder melancarkan misi pribadi untuk menghancurkan mereka yang bertanggung jawab atas kematian rekan-rekannya.
Film ini menggunakan alur maju-mundur untuk menceritakan kisah Ryder. Penonton diajak untuk melihat kilas balik bagaimana operasi itu berjalan, serta bagaimana Ryder merencanakan dan melaksanakan balas dendamnya. Meskipun pendekatan ini memberikan sedikit dinamika pada narasi, sayangnya, eksekusinya tidak memberikan dampak emosional yang kuat.
Baca Juga: Review Victory, Film yang Dibintangi oleh Hyeri!
2. Intensi dan Brutal
Tak dapat dipungkiri, Hounds of War menawarkan adegan aksi yang menjadi daya tarik utamanya. Isaac Florentine, yang dikenal dengan keahliannya dalam mengarahkan film aksi, berhasil mengemas pertempuran dengan intensitas yang tinggi. Adegan pembuka yang langsung disuguhi pertempuran sengit memberikan gambaran jelas tentang apa yang akan dihadirkan sepanjang film.
Penggambaran pertarungan tangan kosong yang brutal dalam film ini mungkin akan mengingatkan penonton pada gaya pertarungan dalam film seperti The Raid. Setiap pukulan dan benturan terasa nyata, diperkuat dengan efek suara yang menambah kesan brutal. Aksi-aksi ini menjadi elemen yang membuat Hounds of War layak untuk ditonton oleh para penggemar genre aksi.
Dengan durasi hanya 94 menit, Hounds of War terbilang sebagai film aksi yang ringkas. Ini bisa menjadi keunggulan bagi penonton yang menginginkan hiburan cepat tanpa harus terjebak dalam alur cerita yang rumit. Penceritaan yang sederhana dan to the point menjadikan film ini mudah diikuti. Namun, durasi singkat ini juga menjadi pedang bermata dua.
Pengembangan karakter, terutama pada sosok Ryder, terasa kurang mendalam. Motivasi balas dendam Ryder memang jelas, namun latar belakang emosional yang seharusnya memperkuat koneksi dengan penonton terasa lemah. Alhasil, aksi balas dendam yang dilakukan Ryder tidak memberikan dampak emosional yang cukup kuat. Penonton mungkin akan menikmati adegan aksi, tetapi mereka mungkin juga akan merasa sulit untuk benar-benar peduli dengan apa yang terjadi pada Ryder dan misinya.
3. Frank Grillo yang Keras, Tapi Kurang Terasah
Frank Grillo sebagai Ryder berhasil menampilkan sosok prajurit yang keras dan penuh determinasi. Namun, skrip yang diberikan kepadanya tidak cukup untuk menggali lebih dalam tentang karakter yang ia mainkan. Dialog-dialog yang sederhana dan fokus yang terlalu besar pada aksi membuat karakter Ryder terasa satu dimensi. Penonton hanya diperlihatkan sisi keras Ryder tanpa memahami lebih jauh apa yang ada di balik motivasinya.
Robert Patrick yang turut bermain dalam film ini juga mengalami nasib serupa. Meskipun ia adalah aktor berpengalaman yang bisa memberikan kedalaman pada karakternya, perannya dalam Hounds of War terasa kurang signifikan. Karakternya lebih berfungsi sebagai elemen plot daripada sebagai individu dengan motivasi yang kompleks.
4. Kesimpulan
Hounds of War adalah film yang mengandalkan intensitas adegan aksi untuk menarik penonton. Bagi mereka yang mencari tontonan cepat dengan pertarungan brutal dan alur cerita yang sederhana, film ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, bagi penonton yang menginginkan lebih dari sekadar aksi, seperti pengembangan karakter yang dalam atau alur cerita yang kompleks, Hounds of War mungkin akan terasa kurang memuaskan.
Isaac Florentine telah berhasil menciptakan film aksi yang ringkas dan menegangkan, tetapi sayangnya, kurangnya kedalaman pada karakter dan cerita membuat film ini sulit untuk diingat dalam jangka panjang. Meskipun Hounds of War dapat dinikmati sebagai hiburan sejenak, film ini kemungkinan tidak akan meninggalkan kesan yang bertahan lama bagi penontonnya.
Baca Juga: Review Harold and the Purple Crayon, Adaptasi Buku Anak Legendaris