Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sinetron “Anak Jalanan” tampaknya tengah menjadi primadona dan memiliki banyak penggemar di tanah air. Mendapatkan antusiasme besar dan banyak penggemar, sudah seharusnya membuat sinetron ini memberi pesan positif dalam alur ceritanya. Namun pada kenyataannya justru tidak demikian. Banyak netizen menilai sinetron Anak Jalanan RCTI tidak mendidik dan justru merusak proses pembentukan karakter bangsa. Kami mengumpulkan beberapa alasan yang kerap dilontarkan netizen ketika membahas kenapa sinetron Anak Jalanan dianggap tidak mendidik dan layak tonton.
[page_break no="1" title="Balapan Liar Bukan Masalah"]
Bayangkan saja jika sinetron ini kemudian ditiru oleh remaja atau anak anak muda yang tidak bertanggung jawab. Balapan ilegal akan marak dijalanan dan membahayakan nyawa orang lain dan dirinya sendiri.
Ada adegan dalam sinetron dimana tokoh utama memiliki masalah dengan salah satu geng motor yang kemudian berimbas perkelahian dan di selesaikan dengan balapan liar. Duh, coba bayangkan jika anak-anak SMA berkelahi dan melakukan balapan liar di jalanan perkotaan yang ramai penduduk seperti yang ada dalam sinetron tentunya akan sangat berbahaya.
Geng Black Cobra , geng Bang Kobar, geng Menteng, geng Warrior, geng Serigala merupakan sebagian kecil nama-nama geng motor yang ada dalam sinetron tersebut. Geng motor digambarkan dengan anggota berseragam dengan motor yang bagus. Sinetron ini menunjukan bahwa keberadaan geng motor merupakan suatu hal yang keren dan dapat membuat seseorang lebih diakui.
Sebagaimana kita ketahui pihak kepolisian tentu sudah berupaya keras memberantas geng motor yang menjamur. Geng motor yang identik dengan balapan liar dan dilegkapi senjata tajam lambat laun sudah mulai terkikis eksistensinya. Namun dengan munculnya sinetron seperti ini yang notabenya banyak sekali di tonton, tidak menutup kemungkinan akan muncul geng motor baru dimana-mana yang akan meresahkan warga.
Lanjut ke halaman 2...Bagaimana sinetron ini tidak memberikan pengaruh bagi penontonnya, bayangkan saja, jam tayang sinetron ini tidak masuk akal. Dalam sehari sinetron Anak jalanan bisa tayang lebih dari 3 jam atau tiga- sampai empat episode berturut-turut. Mungkin rating yang tinggi menjadi alasannya guna mendapatkan keuntungan yang besar. Sebenarnya hal tersebut tidak menjadi masalah JIKA kontern dari sinetron ini mendidik dan memang baik untuk di tonton.
[read_more id="239372"]
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga sudah melayangkan teguran tertulis terkait adegan kekerasan di beberapa episode Anak Jalanan. Seperti dilansir dari laman KPI, mereka menemukan sejumlah pelanggaran di episode penayangan 31 Desember 2015 pukul 20.09 WIB. Di episode tersebut memang menampilkan adegan pengeroyokan oleh sekelompok geng motor terhadap seorang pria hingga membuatnya jatuh pingsan
Sinetron produksi Sinemart tersebut dinilai melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 21 Ayat (1) serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 Ayat (1) dan Pasal 37 Ayat (4) huruf a. Karena itu, KPI menjatuhkan sanksi administrasi berupa teguran tertulis untuk sinetron ini.
Saya kira tentu tidak sedikit remaja atau anak-anak kecil yang turut meyaksikan sinetron ini. Hurlock menjelaskan remaja berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah tersebut memiliki arti yang lebih luas, mencakup, kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja yang memasuki masa transisi dan pencarian jati diri, belum memiliki kematangan secara emosional. Oleh karena itu bisa saja adegan kekerasan dalam sinetron ditiru.
Remaja cenderung mencari “tokoh” panutan bagi dirinya terlebih jika ia tidak mendapatkannya dari kedua orang tuanya. Coba bayangkan jika tokoh panutannya tersebut adalah tokoh dalam sinetron seperti ini. Secara tidak sadar mereka mengikuti dan menjadikan tokoh fiktif dalam sinetron tersebut panutan.
Disini KPI yang seharusnya bersikap tegas. Teguran tertulis saja sepertinya tidak cukup, saya kira sinetron seperti ini lebih baik dihentikan karena banyak memberikan dampak negatif daripada dampak positif.
Bagaimana pendapat mu? Apa kamu setuju? Atau kamu penggemar dari sinetron Anak Jalanan? Berikan pendapat mu pada kolom komentar ya!
Lanjut ke Halaman Berikutnya...Boy (Stefann William) adalah seorang remaja berpenampilan urakan dan cuek tetapi juga saleh dan tampan. Gaya Boy yang keren dan gagah saat mengendarai motor dan sering memenangkan balapan, membuat ia digilai gadis-gadis seusianya. Sikapnya yang penuh kharisma khas anak muda, membuatnya ditunjuk sebagai ketua perkumpulan anak motor Warrior. Tidak hanya di area balap, di sekolah pun Boy menjadi idola. Sikapnya yang ramah, cuek tapi pintar dan atletis, membuatnya selalu menjadi pusat perhatian.
Tentu saja Boy tidak terlalu menanggapi perasaan gadis-gadis yang memujanya. Di hatinya hanya ada 1 wanita, Adriana(Cut Meyriska), mantan pacarnya yang sangat ia sayangi, yang kemudian meninggalkannya karena memilih bersama pria yang jauh lebih tua dan kaya. Sikap Adriana yang seperti itu menyisakan luka yang dalam di hati Boy.
Sampai akhirnya Boy bertemu dengan Reva (Natasha Wilona), gadis yang ditolongnya, karena sempat terlibat kejar-kejaran dengan geng motor lain. Awalnya Boy terkejut saat tahu pengendara motor yang ditolongnya adalah seorang gadis cantik. Boy pun kagum dengan kelihaian Reva mengendalikan motornya. Sayangnya Reva kesal sekali dengan Boy dan geng motornya, karena telah menyebabkannya terlibat perselisihan antar geng motor. Geng Motor pimpinan Mondy (Immanuel Caesar Hito) menyangka Reva adalah anggota Warrior. Boy tertohok dengan perkataan Reva. Ia jadi merasa bersalah, karena bisa saja korban kesalahpahaman ini telah terjadi pada banyak orang, bukan hanya Reva. Boy pun berencana membubarkan geng motornya. Tentu saja hal ini ditentang oleh teman-temannya. Beberapa teman Boy berusaha memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil alih kepemimpinan Boy. Geng Warrior pun mulai terpecah.
[read_more id="218670"]
Reva sendiri adalah anak pengusaha kaya, Bei (Adipura), yang memilih kebut-kebutan dengan motornya sebagai bentuk pemberontakan terhadap sikap ayahnya yang menikah lagi dengan gadis yang tidak beda jauh dari umurnya. Reva pun selalu merasa istri baru papanya adalah penyebab kematian ibunya. Ibu tiri Reva ini tidak lain adalah Adriana. Adriana selalu berusaha menjalankan berbagai macam cara untuk memenangkan hati Reva, tetapi sikap benci Reva pada Adriana tidak tergoyahkan.
Sama-sama menjadikan jalanan sebagai rumah kedua mereka, dengan menghabiskan waktu mengendarai motor, membuat Boy dan Reva menjadi dekat. Motivasi mereka pun sama, sama-sama menjadikannya pelarian dari sikap frustasi mereka terhadap kondisi keluarga mereka masing-masing. Boy sangat kaget saat tahu bahwa ibu tiri Reva adalah Adriana, mantan pacarnya. Sedangkan Adriana memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil hati Reva.