Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hi Citizen! Sudah ada diantara kamu yang menonton Iron Man 3 ? Bagaimana pendapat kamu semua? Indonesia termasuk beruntung bisa menyaksikan Tony Stark lebih cepat dibandingkan dengan negara asalnya sendiri, Amerika Serikat. Nah, pada kesempatan kali ini, saya ingin memberikan sedikit review setelah menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam di dalam bioskop.
Di seri ketiga ini, kita bisa melihat kembali kekuatan utama seorang Tony Stark dan itu bukanlah armor maupun kumpulan senjata canggih yang dia miliki melainkan tingkat kecerdasannya yang bisa dikatakan jenius. Sepanjang film, Stark harus menggunakan pengetahuannya untuk menghadapi berbagai macam rintangan yang muncul. Namun begitupun, Stark sendiri sedang berada pada kondisi psikis yang buruk setelah kejadian yang dialaminya di dalam The Avengers. Sampai pada Iron Man 2, Stark percaya kalau dia adalah satu-satunya super hero di Bumi. Hingga pada akhirnya dia bertemu dengan gerombolan manusia super di The Avengers. Hal ini membuatnya terobsesi untuk membuat armor yang lebih kuat daripada sebelumnya, hanya untuk melindungi satu-satunya orang yang dia sayangi, Pepper Potts.
Cerita kemudian mundur sampai tahun 1999, dimana Stark dan ilmuwan Maya Hansen secara arogan tidak mengindahkan permintaan Aldrich Killian untuk membantu perusahaannya, Advanced Idea Mechanics, dalam mengembangkan sebuah serum yang disebut sebagai Extremis dan digunakan untuk memulihkan seseorang dari kondisi lumpuh. Adegan kembali maju ke masa sekarang dimana serangkaian bom yang diinisiasi oleh seorang teroris dengan codename The Mandarin telah mengguncang Amerika Serikat. Dalam salah satu serangan bom tersebut, Happy Hogan, teman sekaligus Security Chief dari Stark's Industries terluka dan ini membuat Stark berang. Stark mengultimatum The Mandarin dan dijawab dengan diserangnya rumah Stark di Malibu.
Shane Black sepertinya belajar dari kekurangan film sebelumnya, yaitu fokus cerita. Di Iron Man 2, fokus cerita lebih ke Tony Stark yang sedang sekarat sehingga karakter antagonis, Ivan Vanko, seperti hanya selingan. Di film ketiga ini, kita dihadapkan oleh dua antagonis, Aldrich Killian (Guy Pearce) dan Mandarin (Ben Kingsley) yang masing-masing mendapat porsi yang cukup. Meski fokus cerita yang diperbaiki, plot yang bisa dibilang terlalu dangkal atau umum membuat story-nya mudah ditebak. Diselipkannya twist yang bisa dibilang agak mengejutkan menjadi nilai plus. Siapa sangka kalau Mandarin itu ternyata bukan Mandarin? Heran? Tonton sendiri agar tahu maksudnya.
Untuk special effect, tidak perlu diragukan lagi. Scene dimana rumah Tony Stark diserang menurut saya yang paling berkesan. Main highlight-nya sendiri jelas, kemunculan berbagai armor Iron Man yang dikendalikan oleh JARVIS, program buatan Stark, meski yang paling disorot di film ini adalah Mark 42.
Iron Man 3 adalah film yang menarik, ringan dan penuh dengan ledakan. Tidak sebaik The Avengers tapi berhasil melampaui level Iron Man 2 dimana sisi psikologis seorang Tony Stark semakin diperdalam. Cerita cinta antara Stark dan Potts juga menjadi semakin rumit dan menarik untuk dicermati, dimana hal ini sangat mempengaruhi kondisi Stark secara keseluruhan. Iron Man 3 tentunya harus menjadi film wajib yang kamu tonton saat ini, terutama jika kamu adalah penggemar ledakan khas Hollywood! Duniaku juga akan bagi-bagi tiket gratis untuk event nobar Iron Man 3, bagaimana cara mendapatkan tiketnya? Langsung saja follow akun twitter Duniaku.Net dan juga Movies Explorer Club untuk informasi lebih lanjut!