TUTUP

Seluk-beluk dan Cara Kerja Lampu di Dada Ultraman

Siapa yang dulu pernah geregetan melihat lampu kelap-kelip di dada Ultraman ini? *angkat tangan*

Sumber: Kaiju Addicts[/caption]

Ada yang pernah penasaran dengan bagaimana cara kerja lampu di dada Ultraman? Simak penjelasannya berikut ini.

Ultraman barangkali adalah tokoh superhero Jepang paling populer. Ia diciptakan sebagai pelindung galaksi dari serangan kaiju (monster). Sejak kelahirannya di tahun 60-an, Ultraman membuat anak-anak di seluruh penjuru dunia tertegun betapa kerennya membela kebenaran. [duniaku_baca_juga] Ultraman Tiga. Sumber: Ultraman Wiki[/caption] Tak hanya populer di Jepang dan Amerika, Ultraman juga tersimpan dalam ingatan anak-anak Indonesia, terutama sejak kemunculan trio Ultraman Tiga, Dyna, dan Gaia di televisi sejak tahun 90-an. Ohya, jangan lupakan juga Ultraman Cosmos. Dari sekian banyak episode Ultraman yang pernah kamu ikuti, pernah enggak kamu penasaran dengan cara kerja lampu di dada Ultraman? Sebagai anak-anak, lampu itu terbukti sering kali membikin jantung deg-degan dan khawatir akan keselamatan Ultraman. Apalagi ketika lampunya mulai berkedip-kedip dengan cepat, geregetan rasanya. Kenapa enggak cepat-cepat dilaser saja sih monternya alih-alih dipukuli dulu? Sumber: Ultraman Wiki[/caption] Lampu di dada Ultraman ini secara istilah disebut sebagai color timer. Kegunaannya tak selalu sama di seluruh universe Ultra, bahkan ada Ultraman yang tidak pakai lampu ini. Color timer berfungsi sebagai barometer yang menentukan sisa energi Ultraman. Lampu ini terhubung langsung ke jantung. Jadi ketika lampunya padam, Ultraman juga ikut mati. Seperti yang kita tahu, kelemahan terbesar Ultraman adalah ketergantungannya pada cahaya matahari. Atmosfer Bumi mengurangi jumlah cahaya matahari yang masuk ke permukaan sehingga ikut melemahkan Ultraman. Hal ini berbanding terbalik dengan planet asal mereka, Land of Light yang punya sumber cahaya sendiri bernama Plasma Spark. Ultraman Gaia. Sumber: Ultraman Wiki[/caption] Keterbatasan ini sering disebut oleh fans sebagai “Aturan Tiga Menit”, yang literally berarti masa hidup Ultraman di Bumi hanya tiga menit saja. Kedipan lampu di dada Ultraman itulah yang menjadi peringatan saat mereka kelelahan karena terlalu banyak mengeluarkan energi atau terluka. Lampu ini pada dasarnya berwarna biru dan menjadi merah ketika berkedip. Namun tak selamanya seperti itu, Ultraman jahat seperti Belial punya color timer berwarna ungu dan Dark Faust berwarna hitam. Bentuknya pun berbagai macam, ada yang bulat hingga segitiga.

Ternyata tak semua Ultraman memakai color timer. Lho, kok bisa? Silakan buka halaman selanjutnya.

Ultraseven. Sumber: Nostalgia King[/caption] Namun tak semua Ultraman punya color timer. Ultraseven dan ultraman yang tergabung dalam Ultra Force punya lampu kecil di kening mereka. Lampu ini dinamakan beam lamp. Berbeda dengan color timer, lampu kecil tersebut justru berfungsi sebagai indikator kekuatan Ultraman, bukan sisa energi. Nah, kasus unik lain terdapat dalam Ultraman Zero, di mana ia punya baik color timer maupun beam lamp. Ultraman Zero. Sumber: DeviantArt/WallpapperUltra16[/caption] Perbedaan antara color timer dan beam lamp ini bisa dijelaskan melalui dua teori. Teori pertama bisa ditarik kembali ke awal masa penciptaan Ultraman. Pada waktu itu, konseptor Ultraman dan kaiju Toru Narita sedang menyusun bagaimana tampilan Ultraman. Color timer ditambahkan di menit-menit terakhir deadline sebagai gimmick agar Ultraman bisa dipandang punya kelemahan oleh anak-anak. Narita benci banget sama penambahan ini dan kemudian menghilangkannya di dalam proyek selanjutnya, Ultraseven. Itulah makanya Ultraseven bisa berbeda sendiri dari rekan-rekannya yang lain. Lagipula, Ultraseven juga tak secara langsung terkoneksi dengan kontinuitas cerita seri Ultraman. Ultraseven. Sumber: daileon-blog[/caption] Sementara itu, teori kedua menjelaskan bahwa color timer ini memang secara sengaja ditanam di dada para Ultraman yang menempuh misi ekspedisi melawan kaiju di luar Nebula M78, rumah bagi Ultraman. Nah pengecualian bagi Ultraseven karena tugas mereka hanyalah sebagai pemandu (scout) untuk memetakan Galaksi Bima Sakti, jadi tak perlu lampu untuk menentukan cadangan energi. Tapi ternyata ada lampu lain yang bukan color timer atau pun beam lamp. Namanya, life gauge. Fungsinya sebenarnya sama seperti color timer, tetapi lampu ini tidak membutuhkan cahaya matahari, melainkan energi dari dalam Bumi (mana) yang dikonversi menjadi cahaya. Pengguna life gauge ini adalah Ultraman Gaia dan Agul. [read_more id="273863"] Aduh, repot banget ini universe-nya Ultraman perkara lampu saja. Tapi yang pasti kamu sudah tahu bagaimana cara kerja lampu di dada Ultraman yang selalu menyebalkan, apalagi kalau monsternya kuat dan tim Super GUTS yang seharusnya membantu lagi-lagi terlihat seperti sedang buang-buang pajak negara.
Sumber: Ultraman Wiki, The Complete History of Ultraman Part 1 (1966-1987), diedit oleh Fachrul Razi