TUTUP

Paling Berkesan, Inilah Urutan 10 Film Indonesia Terbaik 2017!

Duniaku.net mengurutkan 10 film Indonesia terbaik yang rilis tahun 2017 kemarin. Sudah nonton semuanya? Yang mana favoritmu?

Dunia perfilman Indonesia tahun 2017 boleh dibilang naik kelas dengan sejumlah judul yang menembus batas. Inilah urutan 10 film Indonesia terbaik 2017 menurut Duniaku.net.

Film Pengabdi Setan oleh sutradara Joko Anwar adalah salah satunya. Film yang diadaptasi dari film berjudul sama tahun 1982 itu mengangkat standar film horor Indonesia lebih tinggi. Ia juga menjadi film Indonesia terlaris tahun ini dengan raihan 4,2 juta penonton.

[duniaku_baca_juga]

Di tempat lain, ada Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya sutradara Mouly Surya yang menjadi critics darling. Filmnya telah melanglang buana ke beberapa festival film luar negeri seperti Cannes sebelum tayang di Indonesia.

Film remaja juga berkembang pesat tahun ini. Sejumlah judul mendobrak batas-batas klise dan menunjukkan bahwa film remaja Indonesia juga bisa diperhitungkan jika dibuat dengan apik.

Tanpa perlu berlama-lama lagi, Duniaku.net mengurutkan 10 film Indonesia terbaik 2017 berikut ini:

[page_break no="10" title="Banda: The Dark Forgotten Trail"]

Di urutan ke-10 film Indonesia terbaik 2017 ada film dokumenter Banda, The Dark Forgotten Trail karya sutradara Jay Subiyakto. Jika kamu berpikir bahwa film dokumenter itu membosankan karena terlalu banyak info dengan minim variasi gaya seperti film fiksi, Banda akan mengejutkanmu.

Dokumenter penuh gaya dengan sinematografi ciamik ini bercerita tentang kisah Pulau Banda yang dulu jadi primadona karena produksi pala. Namun, sekarang ia dilupakan. Banda, The Dark Forgotten Trail ini menjadi dokumentasi yang tidak juga menarik dan penting, tetapi juga menyesakkan dada. Ada kepedihan di balik kecantikan visual dan kemegahan musiknya.

[page_break no="9" title="Susah Sinyal"]

Setelah film Cek Toko Sebelah sukses besar tahun lalu, ada beban harapan yang akan selalu dialamatkan pada sutradara Ernest Prakasa. Apalagi, Susah Sinyal juga bermain di tema yang sama dengan CTS: drama, komedi, dan keluarga.

Hasilnya, Susah Sinyal tak sekuat CTS dalam pesan-pesannya. Walaupun begitu, Ernest dan istrinya Meira Anastasia sebagai penulis skrip menunjukkan kebesaran hati. Susah Sinyal punya cukup amunisi untuk terus menghadirkan tawa sekaligus menggugah emosi. Bahagia menontonnya.

[page_break no="8" title="Sweet 20"]

Film ke-3 dari 10 film indonesia terbaik 2017 adalah Sweet 20. Sweet 20 ini adalah kasus unik dan langka. Ia dibuat sebagai adaptasi dari film populer Korea Selatan, Miss Granny (2014). Mengadaptasi film itu bukan urusan main-main, apalagi yang diadaptasi adalah film Korea yang terkenal jago memainkan emosi.

Sutradara Ody C. Harahap, penulis skrip Upi dan sang bintang Tatjana Saphira berhasil membuat Sweet 20 lebih fun dan menohok daripada film adaptasinya. Sejumlah perubahan dilakukan, seperti mengganti lagu di panti jompo menjadi dendang Melayu dan segala kearifan lokal lain, membuat Sweet 20 sangat dekat dengan penonton Indonesia.

[page_break no="7" title="Istirahatlah, Kata-Kata"]

Sosok Wiji Thukul adalah simbol perlawanan yang tidak akan pernah usang, di samping Munir dan Soe Hok Gie. Puisi-puisinya memicu bara api perjuangan. Ambil saja sebaris puisinya yang paling populer, “Hanya ada satu kata: lawan!”

Sutradara Yosep Anggi Noen mengangkat sepenggal kisah Wiji Thukul dalam perjuangannya menjadi buronan rezim Soeharto. Yosep mempresentasikan film ini lewat berbagai simbol-simbol yang memancing penonton untuk menginterpretasikan apa maknanya; misal, ketika Wiji berjalan menuju sebuah persipangan, siapapun yang mengenal Wiji akan menebak ia pasti belok kiri.

Tentu saja ia belok kiri. Istirahatlah, Kata-Kata adalah film biografi yang terasa sunyi dan mengiris hati.


Lanjutan film terbaik Indonesia 2017 bisa kamu cek di halaman kedua!

[page_break no="6" title="Bukaan 8"]

Dibanding sembilan nomor dalam 10 film Indonesia terbaik ini, Bukaan 8 adalah film paling tidak ambisius. Ia bercerita tentang seorang selebtwit buzzer politik yang kere, tetapi harus putar otak karena istrinya segera melahirkan.

Bukaan 8 ini sangat sederhana sekali. Lokasinya hanya di sekitaran rumah sakit saja. Hampir tidak ada kemewahan production value di dalamnya. Tapi, barangkali beginilah jika suatu karya dibuat dengan passion dan dasar sentimental. Bukaan 8 dibuat oleh penulis skrip Salman Aristo dan sutradara Angga Dwi Sasongko sebagai semacam tribute bagi para ayah muda untuk keluarganya. Sangat hangat dan menyentuh.

[page_break no="5" title="My Generation"]

Nomor lima dari 10 film Indonesia terbaik 2017 adalah My Generation. Topik milenial dan Gen Z cukup ramai dibahas netizen Indonesia tahun 2017 kemarin. My Generation ini memotret fenomena generasi manusia baru yang tercipta berkat perkembangan teknologi.

Kolom komentar trailer film karya Upi ini dibombardir netizen karena dinilai film tak bermoral. Tapi kita tahu Upi, ia pernah membuat film Radit dan Jani (2008) yang sama-sama ‘amoral’. Yang sebagian orang tak sadar, Upi adalah salah satu sutradara Indonesia terbaik dalam urusan memotret kehidupan remaja secara jujur dan blak-blakan.

My Generation adalah suara dan identitas kids zaman now. Dengan penceritaan yang energetik, film ini seakan-akan berbicara tentang isi kepala para generasi muda sekarang. Sementara bagi generasi sebelumnya (seperti orang tua), My Generation ini merangsang pemikiran. Film yang berani dan relatable.

[read_more id="345386"]

[page_break no="4" title="Pengabdi Setan"]

Urutan keempat film terbaik Indonesia 2017 adalah Pengabdi Setan. Secara garis besar, tak banyak yang diubah Joko Anwar dari film orisinalnya yang terbit tahun 1982 lalu. Pengabdi Setan masih tetap sama, keluarga yang diteror oleh sosok gaib karena telah menyembah jin. Joko memperbaiki naskah dan memperkuatnya dengan sinematografi, artistik, dan musik yang ciamik, membuatnya jadi sedemikian menyeramkan dan membuat bulu kuduk merinding.

Pengabdi Setan adalah landmark bagi perfilman Indonesia. Ia muncul di tengah lelahnya penonton Indonesia dengan film-film horor murahan yang kerjanya meraup uang saja. Joko membuktikan bahwa film horor Indonesia juga bisa bagus jika dibuat dengan baik dan serius.


Tiga besar film Indonesia terbaik 2017 bisa kamu simak di halaman ketiga!

[page_break no="3" title="Galih & Ratna"]

Galih & Ratna adalah daur ulang dari film remaja populer Gita Cinta dari SMA (1979) yang dibintangi Rano Karno dan Yessi Gusman. Keduanya sama-sama berkisah tentang konflik pasangan sejoli dengan orang tua mereka. Bedanya, konflik cerita Galih & Ratna di-upgrade agar sesuai konteks masa kini.

Bayangkan saja, keluarga Ratna dalam film versi 1979 itu dulu menolak hubungan cinta anaknya karena perkara orang Jawa tak boleh berhubungan dengan orang Sunda. Udik sekali. Nah, film versi 2017 oleh sutradara Lucky Kuswandi ini bercerita tentang Galih dan Ratna yang sulit bersatu karena terhalang pilihan belajar, cinta, keinginan orang tua, mimpi, dan idealisme. Kosakata yang milenial sekali.

Walaupun ceritanya formulaik, tetapi Lucky mengolahnya sangat manis lewat kemistri aktor Refal Hady dan aktris Sheryl Sheinafia. Film ini selalu berhasil membuat saya tersipu. Galih & Ratna adalah perayaan masa-masa SMA yang penuh kesan.

[page_break no="2" title="Posesif"]

Sudah terlalu banyak film remaja Indonesia yang bermain di kisah cinta menye-menye lelaki dan wanita muda. Posesif merusak imajinasimu tentang indahnya hubungan asmara. Bagaimana tidak, film yang disutradarai Edwin ini bercerita tentang toxic relationship antara Yudhis (Adipati Dolken) dan Lala (Putri Marino) yang diisi oleh kekerasan fisik.

Posesif tidak mengumbar potret kekerasan itu secara sia-sia saja, tapi membuatnya sebagai pemantik kesadaran bagi pasangan-pasangan di luar sana yang mengalami kejadian serupa; kekerasan tidak boleh dibiarkan.

Posesif awalnya menunjukkan pada penonton kisah cinta monyet yang manis sebelum menjadi muram seiring berjalannya waktu. Film ini cantik tapi menyimpan kengerian. Film remaja romantis yang lebih mirip film thriller.

[read_more id="341237"]

[page_break no="1" title="Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak"]

Film Indonesia terbaik 2017 kali ini Duniaku.net anugerahkan pada Marlina karya sutradara Mouly Surya. Sejenak sebelum kenal, sulit untuk menyangka bahwa film yang latarnya padang gersang seperti film genre Western ini adalah film Indonesia.

Cerita Marlina sederhana, tetapi juga gelap, tentang kisah Marlina yang kedatangan perampok yang berencana mencuri semua ternak sekaligus memperkosanya beramai-ramai. Marlina menyuarakan napas perjuangan bagi kaum wanita di tengah sistem patriarki yang masih mengakar kuat di setiap sudut negeri ini.

Latar dan musik Western bikin Marlina terasa jauh, tapi budayanya yang membuatnya dekat. Pesona visual Sumba dan keindahan musik Western tak menyembunyikan getir di baliknya. Marlina menunjukkan betapa visionernya Mouly sebagai sutradara, jauh di antara sebagian besar sutradara Indonesia lain. Sebagai film, Marlina ada di level berbeda film Indonesia dan layak diapresiasi sebagai film Indonesia terbaik tahun 2017.


Demikian urutan 10 film Indonesia terbaik 2017 menurut Duniaku.net. Apa film Indonesia favoritmu tahun ini?

Diedit oleh Fachrul Razi