TUTUP

Review Kamen Rider Build: Layakkah Disebut Seri Heisei Terbaik?!

Akhirnya serial Kamen Rider yang berada di penghujung era Heisei ini tamat! Apakah Build bisa dibilang seri Heisei terbaik? Simak review Kamen Rider Build berikut ini!

Jika melirik kembali ke awal perkenalannya, konsep Kamen Rider Build ini memang bukan konsep baru. Campuran antara dua hal berbeda, atau dalam serial ini disebut Best Match, sebenarnya sudah digunakan pada serial Kamen Rider W. Tapi apa yang membuat Kamen Rider Build begitu menarik dan apakah serial ini layak mendapatkan gelar Seri Kamen Rider Heisei terbaik? Simak review Kamen Rider Build berikut ini! Kamen Rider Build memperkenalkan sebuah dunia yang berbeda dari biasanya, dunia di mana Jepang terbagi menjadi tiga wilayah: Touto, Seito, dan Hokuto. Jepang menjadi terbagi tiga akibat efek sebuah properti yang dibawa pulang dari Planet Mars bernama Pandora Box. Pandora Box ini entah bagaimana memunculkan dinding raksasa yang memanjang ke tiga arah. Dinding itu kemudain dinamai Sky Wall karena tingginya yang menjulang sampai ke langit. Bisa dibilang formula yang dimainkan di serial Kamen Rider Build ini sebenarnya tak jauh berbeda dibanding para pendahulunya. Seperti desain dasarnya yang sederhana, benar-benar ideal untuk bisa dibilang sebagai seorang Kamen Rider, berbeda dengan Kamen Rider Ex-Aid yang desainnya agak nyeleneh. Lalu apa yang membuatnya berbeda? Kebanyakan serial Kamen Rider di era Heisei kurang memiliki tokoh utama dengan kesan heroik. Sebut saja Kamen Rider Kabuto yang tujuannya cenderung pada keinginannya untuk menyelamatkan adiknya atau Kamen Rider Decade yang perannya malah jadi penghancur dunia, seorang Kamen Rider yang benar-benar memerankan sisi superhero secara mencolok seperti Kamen Rider Build ini memang cukup dinantikan. Sento Kiryu bahkan mengatakan sendiri bahwa ia senang menolong orang lain dan Sento bertarung demi cinta dan kedamaian, sesuatu yang kadang menjadi bahan lelucon oleh karakter lainnya. Asyiknya, satu demi satu karakter yang berada di sekitar Sento jadi tertular olehnya. Kamen Rider Grease dan Kamen Rider Rogue yang awalnya musuh pun jadi ikut-ikutan berucap kalau mereka bertempur demi cinta dan kedamaian, seperti Sento. Memperlihatkan seorang karakter utama yang sanggup menginspirasi sekitarnya seperti Sento Kiryu ini tentu tidak mudah, bahkan bisa jadi malah memperburuk cerita jika tidak dimainkan dengan baik. Seperti halnya Kamen Rider Ghost yang kadang terkesan memaksakan Takeru agar menjadi inspirasi bagi sekitarnya, serial Kamen Rider Build ini terasa lebih alami dalam menjadikan Sento Kiryu sebagai teladan bagi yang lain.


Itu baru karakterisasi Sento Kiryu saja. Bagaimana dengan karakter lainnya? Yuk simak review Kamen Rider Build halaman berikutnya! Hal yang paling penulis sukai dari serial Kamen Rider Build ini adalah bagaimana mereka memainkan peran seluruh karakter yang ada. Interaksi antar karakternya hampir tidak ada yang percuma. Di cerita bahkan sempat disebutkan bahwa semua karakter yang pernah dijadikan Smash, sebutan untuk monster di serial ini, saling terhubung satu sama lain. Menarik, bukan? Tak hanya itu, para karakter utama juga memiliki dinamis yang asyik untuk ditonton. Interaksi tiap-tiap karakter utama seringkali mengundang gelak tawa penontonnya. Termasuk karakter yang tadinya dianggap serius seperti Himuro Gentoku, ujung-ujungnya juga ternyata punya sisi komedik yang sangat tak disangka begitu ia bergabung dengan tim Build. Meski begitu, Kamen Rider Build juga memiliki bagian cerita yang cukup mengundang tangis. Seperti di awal, kita langsung disuguhi oleh kematian pacar Ryuuga, salah satu hal yang memotivasinya untuk menjadi Kamen Rider. Kemudian berlanjut di sepanjang serial satu demi satu karakter mengalami tragedinya masing-masing. Sedekat apapun mereka dengan Sento Kiryu, tak menjamin mereka akan terhindar dari kematian. Belum lagi beberapa plot twist yang muncul dalam cerita. Banyak hal yang tidak disangka-sangka tapi tampak sekali sudah direncanakan sejak awal seperti identitas Blood Stalk, alasan Ryuuga bisa menjadi Kamen Rider, juga amnesia yang dialami Sento Kiryu. Sebagian besar yang disajikan dalam Kamen Rider Build bisa dibilang tersusun dengan rapi dan nyaris tanpa cela. Tentu semua hal di atas akan menjadi percuma jika tidak diimbangi dengan permainan peran yang luar biasa oleh para aktornya. Sebagian besar mereka telah memiliki pengalaman di bidang akting, jadi bukan hal aneh jika permainan ekspresi mereka bisa dimainkan dengan sangat cantik. Apalagi pemeran Ryuuga dan Kazumi sudah pernah bergabung di dalam waralaba Kamen Rider sebelumnya. Jangan lupa soal pengenalan form yang biasanya menjadi penyakit tetap serial Kamen Rider manapun di era Neo-Heisei (era setelah Decade). Biasanya, semua form yang muncul di awal-awal cerita itu hanya dimunculkan untuk iklan mainan. Tapi Kamen Rider Build berhasil menyajikan "iklan" tersebut dengan apik, meminimalisasi kesan itu di sana. Tak bisa dilupakan juga kalau Sento Kiryu melakukan upgrade wujud lamanya. Mulai dari Sparkling, Hazard, bahkan Genius yang merupakan wujud terkuatnya, kebanyakan memiliki efek samping masing-masing yang benar-benar terasa bahayanya sehingga tak bisa diaktifkan sembarangan. Mereka memberikan alasan dan cerita yang kuat untuk setiap form! Ini yang kadang-kadang kurang terasa di serial Kamen Rider sebelumnya. Kombinasi yang keren dan keseimbangan antara segala sisi yang dimiliki oleh Kamen Rider Build inilah yang membuat penulis review Kamen Rider Build merasa bahwa serial ini bisa dibilang salah satu yang terbaik.
Lalu apakah ada sisi negatif dari Kamen Rider Build? Hmm, coba baca di halaman terakhir review Kamen Rider Build ini! Sulit mencari kekurangan yang dimiliki oleh serial ini, tapi jika penulis review Kamen Rider Build harus memilih satu mungkin itu adalah proses perubahan karakter Himuro Gentoku alias Kamen Rider Rogue. Menurut penulis, perkembangan karakter Gentoku yang awalnya penjahat kemudian berubah menjadi pahlawan ini terlalu cepat alias transisinya hanya beberapa episode saja. Memang, alasan perubahan karakter Gentoku yang drastis ini disebutkan karena efek cahaya Pandora Box telah hilang dari dirinya. Namun rasanya tetap saja perubahan karakter ini terasa terlalu cepat bagi penulis, sehingga karakter Gentoku yang tiba-tiba menampakkan sisi komedinya menjadi terlalu timpang. Tak hanya itu, karakter Utsumi yang tadinya berpihak pada Evolt lalu tiba-tiba berpindah haluan dengan membantu Gentoku ini juga terasa terlalu cepat. Juga soal identitasnya sebagai manusia robot alias cyborgPlot twist sepenting ini menurut penulis seharusnya tidak ditampakkan di penghujung akhir serial, apalagi diungkapkannya fakta ini juga tidak memiliki pengaruh banyak pada cerita. Peran Utsumi di cerita memang ada, tapi seperti disia-siakan di akhir serial. Begitu juga soal Vernage yang merasuki Misora, di akhir cerita perannya sama sekali tak terasa. Kata-kata "Peranku akhirnya telah selesai," oleh Vernage malah menjadi bahan candaan oleh para penggemar karena ia tak tampak melakukan apapun mendekati akhir serial Kamen Rider Build. Tapi meski dengan sedikit kekurangan yang penulis sampaikan, sebagian besar cerita tetap sangat bisa dinikmati. Apalagi jika dibandingkan pendahulunya sesama era Heisei, menurut penulis Kamen Rider Build layak disebut salah satu yang terbaik secara keseluruhan. Bagaimana menurut kalian review Kamen Rider Build ini? Apakah bisa dianggap serial Heisei terbaik atau masih ada yang lebih bagus lagi daripada ini? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar, ya! Skor: 5/5