TUTUP

4 Alasan Kenapa Fast and Furious 9 Mengecewakan 

Han kembali, tapi penjelasannya kok gitu banget ya

Fast and Furious 9 memiliki agregat review Rotten Tomatoes dari kritikus yang lebih rendah dari film kedelapan.

Nilai film Fast and Furious 8 dari kritikus adalah 67%, sementara nilai Fast and Furious 9 adalah 59%. Itu juga lebih rendah dari nilai untuk spinoff Fast and Furious yaitu Hobbs and Shaw. (67%). 

Sejak Fast FiveFast and Furious sempat konsisten memperoleh nilai fresh dari kritikus di Rotten Tomatoes, yang berarti agregatnya di atas 60%. Namun Fast and Furious 9 akhirnya secara tipis memperoleh rotten. 

Apa saja alasan kenapa Fast and Furious 9 mengecewakan? Ini aspek-aspek yang mengganggu! 

1. Alasan yang diberikan soal kenapa Han masih hidup terasa kurang memuaskan

youtube.com/universalpicturesuk

Salah satu materi promo Fast and Furious 9 yang bikin penasaran adalah kembalinya Han.

Han sebenarnya sudah mati di Fast and Furious: Tokyo Drift. Lalu Fast and Furious 6 memperlihatkan bahwa kematian Han bukan sekedar kecelakaan, dan ada sosok Deckard Shaw yang bertanggung jawab di baliknya.

Terungkapnya Han masih hidup sempat membuat banyak teori bagaimana itu bisa terjadi.

Namun penjelasan di filmnya soal kenapa Han masih hidup terasa seadanya, dan kurang dijelaskan dengan baik. 

Alasan seadanya ini membuat kembalinya Han yang seharusnya heboh jadi terasa dipaksakan.

Baca Juga: Dwayne Johnson Tegaskan Dia Menolak Kembali untuk Fast and Furious 10

2. Semakin karakter-karakter Fast and Furious terasa super, semakin gak berkesan adegan gila di filmnya

Dom Toretto (kiri) dan Jakob Toretto (kanan). youtube.com/universalpicturesuk

Seiring dengan semakin bertambahnya film Fast and Furious, karakter-karakter film ini terasa bukan lagi manusia biasa. Mereka adalah superhero

Sebenarnya, sejak film Fast and Furious 7 atau pun kesan superhero dengan mobil ini sudah terasa. Lalu film kesembilan membuat situasinya makin gila dengan adegan macam mobil bisa ke luar angkasa.

Masalahnya begini: aksi-aksi absurd di film bisa terasa menegangkan kalau kita sebagai penonton masih merasa khawatir terhadap risiko dari tindakan tersebut pada karakternya. 

Seiring dengan semakin supernya karakter-karakter Fast and Furious, aksi gila mereka semakin terasa gak punya konsekuensi pula. Adegan-adegan gila di filmnya pun terasa hampa karena kita yakin duluan gak akan terjadi apa-apa pada Dom Toretto dan gengnya.

Tej dan Roman ke luar angkasa? Gila memang, tapi ya kita menerima saja. Tak ada ketegangan, tak ada rasa takjub, karena kita tahu kalau meski absurd, mereka akan berhasil, dan mereka tidak akan kenapa-kenapa. 

Bahkan, kadang saya merasa tokoh-tokoh Fast and Furious lebih super dari karakter di film superhero.

Karakter hero di MCU punya risiko menderita cedera permanen atau bahkan mati karena aksi mereka. Clint Barton, misalnya, akhirnya kehilangan pendengarannya sebelum serial Hawkeye dimulai. Lalu ada juga karakter-karakter di Endgame yang kehilangan nyawa.

Bahkan risiko-risiko ini yang membuat kita masih tegang saat menyaksikan film MCU, meski mereka beneran superhero. Meski super, mereka semua bisa terluka dan bahkan mati. Mereka bahkan bisa gagal, seperti yang terjadi di Infinity War

Sementara itu di Fast and Furious, karakter seperti Roman Pearce seakan bisa selalu lolos dari situasi absurd apapun tanpa dampak berarti. Lalu ada juga kasus karakter seperti Han, yang bisa secara ajaib diungkap masih hidup setelah lama dikira mati. 

Perkembangan geng Dom Toretto yang makin super ini membuat saya khawatir aksi-aksi di film Fast and Furious 10 bakal terasa makin hampa dibanding 9. Para hero kita terasa sulit terluka, sulit dikalahkan, dan mustahil bisa gagal. 

3. Kemunculan dan perkembangan karakter Jakob Toretto yang kurang oke

Dok. Universal Pictures

Fast and Furious 9 mengungkap kalau Dom dan Mia Toretto ternyata punya saudara, yang gak mereka sebut-sebut di film sebelumnya.

Saya sempat mengira kalau Jakob akan menjadi karakter yang diolah semenarik Luke Hobbs di film kelima. 

Meski begitu, penyajian dan penokohan Jakob terasa kurang oke. Apalagi kalau dibandingkan Hobbs.

Sebagai sosok yang di sebagian film jadi musuh Dom, Jakob terasa tidak seberbahaya atau semenarik Luke Hobbs di film kelima dulu, meski seharusnya sosok ini memiliki hubungan yang lebih personal dengan Dom.  

Dia jadi baik di akhir film juga terasa terlalu mendadak.

John Cena bisa memerankan karakter yang menarik. Kalau tidak percaya, kamu bisa menyaksikan aksinya sebagai Peacemaker di The Suicide Squad. Tapi karakter yang diberikan ke dia di Fast and Furious 9 ini kurang oke. 

Berhubung Dwayne Johnson sepertinya gak mau balik ke Fast and Furious, tampaknya John Cena dengan Jakob Toretto akan menggantikan posisinya di film selanjutnya. Masalahnya ya... Jakob ini beneran gak semenarik Hobbs. 

4. Penjahat yang kurang berkesan

Charlize Theron sebagai Cipher di Fast and Furious 9. youtube.com/universalpicturesuk

Ancaman besar di Fast and Furious 9 awalnya adalah Jakob Toretto.

Namun kemudian di bagian akhir film, yang jadi musuh utama adalah Otto dan Cipher. Apalagi berhubung Jakob jadi baik. 

Secara keseluruhan, para penjahat ini terasa kurang berkesan. Cipher memang menjadi musuh lagi di akhir film, namun ia tidak melakukan tindakan -tindakan yang semenarik aksinya di film kedelapan.

Sementara di film kedelapan Cipher membuat Dom harus melawan kelompoknya sendiri, aksinya di film kesembilan tidak terlalu menonjol. Membuat Otto mengkhianati Jakob di klimaks film malah membuat masalah sendiri bagi dia. 

Sementara itu Otto dan pengikutnya... sejak awal dia tidak dibangun dengan baik, dan bahkan kamu mungkin sudah melupakan nama dia saat keluar bioskop. 

Itu empat alasan kenapa Fast and Furious 9 mengecewakan. Setuju gak? Sampaikan di kolom komentar! 

Baca Juga: Masih Lanjut, Fast and Furious 10 Direncanakan Rilis April 2023