Banyak yang menganggap saat ini tayangan WWE SmackDown lebih bagus dari RAW. Padahal pegulat di SmackDown lebih sedikit. Bagaimana bisa? Ini Alasannya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sumber: WWE.com[/caption]
Banyak yang menganggap saat ini SmackDown lebih bagus dari RAW. Padahal pegulat di SmackDown lebih sedikit. Bagaimana bisa? Ini Alasannya!
Kalau kamu masih ingat, Juli kemarin WWE terpecah. Sebagai
show utama WWE,
RAW menjarah lebih banyak pegulat. Mungkin tidak apa-apa kalau
SmackDown masih disisakan pegulat yang memang berkualitas, atau
gimmick seperti pegulat kelas
cruiserweight atau kumpulan pegulat wanita elit. Namun dari hasil
draft saat itu, tak terbayang kemungkinan
Smackdown lebih bagus dari
RAW. [read_more id="260152"] Walau mendapatkan pegulat sekelas Dean Ambrose, Randy Orton, AJ Styles, dan John Cena,
SmackDown juga kebagian nama remeh seperti Zack Ryder, Eva Marie, Mojo Rawley, hingga Kane yang sudah tidak lagi populer di kalangan fan kelas berat. Tak salah bila saat itu banyak yang memprediksi
SmackDown tetap akan menjadi acara kelas dua bila dibandingkan
RAW. Tapi coba lihat hasil
polling dari forum gulat populer,
Freakin Awesome Network. SmackDown dinyatakan yang terbaik dalam enam dari delapan pekan!
RAW hanya bisa menang di pekan pertama dan pekan keenam, yang menampilkan Kevin Owens sebagai juara. Bagaimana bisa ini terjadi? Mari kita telusuri penyebabnya.
[page_break no="1" title="Durasi Hanya Dua Jam"]
Jujur, waktu tiga jam untuk acara apapun itu terasa sangat lama. Seharusnya durasi ini hanya digunakan WWE untuk acara-acara besar saja. Duduk menyaksikan acara tiga jam itu terasa sangat sulit. Dengan waktu yang hanya dua jam,
SmackDown bisa lebih mudah dinikmati. Tapi tentunya
Smackdown lebih bagus dari
RAW bukan karena durasinya lebih singkat saja.
[page_break no="2" title="SmackDown Unggul dari Segi Booking"]
Di tahun 2016 ini, kebangetan rasanya kalau kamu belum tahu WWE itu sudah diatur. Layaknya teater, masing-masing pegulat sudah diberi peran baik dan jahat, pemenang dan yang kalah pun sudah ditentukan sebelumnya. Hanya saja risiko cidera itu nyata, karena gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pegulat ini memang cenderung berbahaya dan tak sebaiknya ditiru oleh orang awam. Nah,
SmackDown lebih bagus dari
RAW dalam segi
booking para pegulat. Layaknya era Attitude di tahun 90an, semua pegulat
SmackDown memiliki peran masing-masing, tak peduli sekecil apa. Padahal durasi acaranya lebih singkat satu jam dari
RAW. Selama delapan pekan,
SmackDown menyulap Heath Slater (yang wajahnya ada di atas) dari pecundang menjadi juara
tag team yang sangat populer di mata fan. Para pegulat wanitanya mungkin tidak sampai sekelas Sasha Banks atau Bayley, yang ada di
RAW, tapi Nikki Bella, Carmella, Becky Lynch justru lebih diberi kesempatan untuk membangun karakter ketimbang rekan mereka di
RAW. Dalam dua jam di
SmackDown, para karakter di acara ini konsisten dibangun. Dalam tiga jam di
RAW, para pegulat sering disisihkan oleh karakter bukan petarung seperti Stephanie McMahon, Mick Foley, dan Triple H. Sudah begitu, penulis
RAW juga tak mampu membangun karakter dan plot sebaik penulis
SmackDown, sehingga tiga jam itu terasa begitu berat, kacau, dan cenderung membosankan.
[page_break no="3" title="SmackDown Mendengarkan Fan"]
Masih berhubungan dengan
booking, penulis naskah
SmackDown sudah terbukti sangat mendengarkan fan.
Tag team Uso misalnya. Pegulat kembar yang merupakan anak Rikishi ini sering dihujat oleh fan, jadi tanpa pikir panjang mereka diberi peran jahat dengan menciderai American Alpha, tim yang lebih populer. Efeknya, sekarang mereka terasa lebih
fresh baik dari segi penampilan, cara membawa diri, hingga - yang terpenting - cara bergulat. Ada juga Nikki Bella dan Carmella. Awalnya Nikki Bella datang membantu pegulat-pegulat wanita dari sisi jahat, sementara Carmella berada di sisi baik. Namun Carmella gagal meraih simpati penonton, sementara Nikki - yang baru cidera parah - justru meraih respons bagus. Nikki pun diganti diberi peran baik, sedangkan Carmella menjadi penjahat. Dengan menempatkan pegulat di peran yang lebih cocok, menyaksikan
SmackDown jadi lebih menyenangkan. Kamu bahkan bisa mendengar reaksi penontonnya lebih bagus dari di
RAW, yang kadang terasa sepi di jam kedua dan ketiga. Memangnya apa salah
RAW? Penulis dari
show terbesar WWE itu cenderung keras kepala menempatkan seorang pegulat ke peran yang mereka inginkan. Contohnya ya musuh Triple H di gambar di atas, Roman Reigns. Walau konsisten dihujat, penulis naskah
RAW tetap memaksakan Reigns menjadi jagoan, dan tidak mau menyingkirkan dia dari konflik utama. Alih-alih suka, sepertinya fan
RAW juga sudah putus asa menanggapi Reigns.
[page_break no="4" title="Dimotori Pegulat yang Berkualitas"]
Sumber: WWE.com[/caption]
Booking kuat bisa jadi berantakan kalau kemampuan pegulatnya seragam jeleknya. Pegulat
SmackDown memang lebih sedikit dari
RAW, namun tetap ada pegulat elit seperti AJ Styles, Dean Ambrose, dan Randy Orton di sana. Para pegulat ini seakan menjadi pilar, yang menjadi tumpuan sementara pegulat yang lebih muda berkembang dan menemukan pijakan. John Cena mungkin sudah jarang tampil karena usianya yang sudah mulai tua dan tawaran main film yang mulai membanjirinya. Tapi saat dia tampil, dia membuktikan dirinya bisa dengan mudah dimasukkan ke pertandingan utama. Tak hanya itu, karena
booking yang superior, saat Dean Ambrose menyerang Cena di akhir acara pekan ini, Ambrose justru dihujat penonton. Cena mungkin pegulat populer, tapi yang benci kepadanya pun tidak sedikit. Karenanya biasanya saat pegulat ini muncul, separuh arena akan memujanya sementara separuh lagi menghujatnya. Bahkan saat pegulat seperti Ryback menyerangnya pun biasanya si penyerang justru diberi tepuk tangan. Tidak demikian kali ini. Satu-satunya pegulat yang terasa disia-siakan oleh
SmackDown hanya Bray Wyatt, yang meski berbakat tidak diberi peran yang berarti. Tapi itu pun mungkin akan berubah dalam waktu dekat.
[page_break no="5" title="Pertandingannya Lebih Memikirkan Unsur Psikologis"]
Ada hal yang menarik dari
WWE Backlash, acara besar ekslusif
SmackDown. Walau itu acara besar, sedikit pegulat yang tiba-tiba menjelma menjadi dewa, mampu melawan meski sudah dihajar serangan terkuat musuh mereka. Sebagian besar pertarungan di sana selesai dengan satu gerakan pamungkas. Mungkin pendekatan ini terasa kurang spektakuler. Tapi setelah melihat pertarungan Reigns melawan Kevin Owens di
RAW, pendekatan membumi ini justru terasa lebih superior. Dengan minimnya
spam gerakan pamungkas, para pegulat menyajikan kisah dan pertarungan yang lebih baik untuk penonton. Dan hasilnya pun adalah
show yang secara keseluruhan terasa superior.
Itulah lima alasan kenapa saat ini
SmackDown lebih bagus dari
RAW. Bagaimana dengan kamu? Setelah delapan pekan, mana yang kamu dukung?
SmackDown atau
RAW?