TUTUP

Review Gods of Egypt: Konsep Oke, Hasil Akhir Kurang Memuaskan

Gods of Egypt memberikan konsep fresh yang menarik, sayang eksekusinya kurang memuaskan. Lumayan untuk tontonan selagi weekend.

Gods of Egypt memberikan konsep fresh yang menarik, sayang eksekusinya kurang memuaskan.

Sejak akhir tahun 2015 lalu, kita dibuat penasaran dengan film baru berjudul Gods of Egypt. Sebuah film fantasi dimana seluruh dewa-dewi Mesir digambarkan sebagai sosok raksasa yang mampu berubah wujud menjadi sosok ber-Armor yang sangat keren. Untuk ceritanya sendiri terinspirasi dari sejarah dewa Mesir, dimana Ra sang dewa matahari memiliki dua anak yaitu Osiris dan Set. Dari trailer-nya sudah menceritakan cerita utamanya sendiri yaitu Set (diperankan Gerard Buttler) ingin merebut kerajaan saudaranya sendiri yaitu Osiris. Ia membunuh Osiris lalu menantang Horus (diperankan oleh Nikolaj Coster-Waldau) sang penerus raja Osiris. Namun Horus berhasil dikalahkan dan kedua matanya dicongkel. Lalu muncul seorang manusia bernama Bek (diperankan Brenton Thwaites) ingin membantu Horus membalaskan dendamnya, dengan mengambil salah satu mata Horus. Petualangan Bek dan Horus pun dimulai di film Gods of Egypt. Meskipun Gods of Egypt mengangkat kerajaan dan mistologi Mesir kuno. Namun kamu bisamelihat teknologi-teknologi para dewa Mesir yang lebih canggih dari era ini. Misalnya saja dewa Ra (diperankan oleh Geofrey Rush) digambarkan sebagai dewa yang menunggangi kapal modern raksasa di luar angkasa yang setiap hari berjuang mengusir Chaos (iblis) yang mau menelan bumi. Keren bukan konsepnya? Dari konsep petualangan Gods of Egypt terlihat keren. Namun setelah saya melihat hasil akhirnya, film ini memiliki banyak kekurangan. Yang cukup fatal adalah akting para aktor yang cukup datar. Brenton Thwaites yang memerankan sang tokoh utama, Bek, berhasil cukup baik dalam melakukan aksi ala pencuri dari Mesir dengan baik. Tetapi aktingnya parah, hampir semua adegan yang harusnya bisa membangkitkan emosi penonton, justru hilang gara-gara aktingnya yang datar. Hal ini juga terlihat di beberapa aktor lainnya. Untungnya aktor lain Gods of Egypt seperti Coster-Waldau yange memerankan Horus, lebih mendingan dibanding lainnya. Dan tentu saja Gerard Buttler yang sudah berada di zona nyamannya sebagai seorang Raja atau Warrior di film klasik sebelumnya, cukup baik memerankan tokoh jahat Set di film ini. Kekurangan berikutnya adalah pada CGI yang ditampilkan sendiri. Untuk film sekelas Holywood, CGI dari Gods of Egypt masih terlihat sangat kasar. Terutama pada bagian Armor-Armor para dewa-nya. Beberapa monster juga terlihat kasar, sehingga membuat potongan aksi yang seharusnya bagus, malah menjadi jelek. Bahkan bisa dibilang, hampir seluruh CGI yang ada di film Gods of Egypt ini, lebih buruk dibandingkan dengan CGI yang ditampilkan di cut scene sebuah video game saat ini. Namun film ini masih memberikan pelajaran yang baik untuk kita. Banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari perbuatan baik tokoh utamanya. Jika weekend ini kamu senggang, maka Gods of Egypt cukup bisa menjadi hiburan untuk mengisi waktu liburmu.