TUTUP

Review The Conjuring The Devil Made Me Do It: Tidak Seseram Prekuelnya

Film Conjuring baru ini malah kerasa gak seram?

GENRE: Horror

ACTORS: Vera Farmiga, Patrick Wilson

DIRECTOR: Michael Chaves

RELEASE DATE: 2 Juni 2021

RATING: 3.5/5

Ed dan Lorraine Warren kembali menuturkan kisah seramnya di layar lebar. Kali ini mereka berurusan dengan kasus pembunuhan legendaris yang terjadi di Brookfield, Connecticut.

Kasus pembunuhan tersebut melibatkan kekuatan dari dunia lain, sehingga pengadilan membutuhkan kesaksian ahli yang berasal dari suami istri tersebut.

Gimana kualitasnya? Simak review The Conjuring: The Devil Made Me Do It berikut ini! 

1. Kasus Arne Cheyenne Johnson

Dok. Atomic Monster

Kasus Arne (Ruairi O’Connor) bermula dari pengusiran iblis yang gagal dilakukan oleh keluarga Glatzel terhadap anak mereka, David (Julian Hilliard). Dalam proses pengusiran yang gagal tersebut, sang iblis ternyata berpindah ke Arne yang memang menawarkan diri untuk menggantikan David.

Sebulan kemudian Arne ternyata melakukan pembunuhan terhadap tuan tanah tempat dia tinggal bersama Debbie Glatzel (Sarah Catherine Hook). Dalam pembunuhan tersebut Arne bersaksi kalau dia berada dalam pengaruh iblis, sehingga pengadilan membutuhkan kesaksian dari Ed dan Lorraine.

Ternyata masalah yang Ed dan Lorraine menjadi lumayan rumit. Pasalnya iblis yang merasuki Arne ternyata bukan iblis biasa. Iblis ini muncul dari ritual ilmu hitam yang terlarang. Ritual ini meminta korban baik dari pembunuh dan orang yang dibunuh, sehingga Ed dan Lorraine harus berpacu dengan waktu atau nyawa Arne tidak akan tertolong.

Baca Juga: 5 Film dan Serial MCU Fase 4 yang Berkaitan dengan Endgame!

2. Jauh dari seram

Dok. Atomic Montser

Sebenarnya bagian kedua ini menjadi spoiler besar bagi film The Conjuring: The Devil Made Me Do It, pasalnya film ini memang jauh dari kata seram. Sebagai gantinya kita disuguhi dengan sebuah plot yang lebih mendekati suspense thriller.

Film ini berkutat pada bagaimana Ed dan Lorraine harus meyakinkan hakim, jaksa penuntut umum, dan pembela, bahwa iblis itu benar-benar ada. Bahkan nasib dari Arne berada di tangan mereka. Hal ini menjadikan kasus Arne memiliki cakupan yang luas ketimbang kasus-kasus horor lainnya.

Ketimbang berurusan dengan hantu atau iblis di satu rumah saja, Ed dan Lorraine harus berurusan dengan hal-hal yang bersifat umum, seperti misalnya pengadilan, penyelidikan dan kesaksian. Hasilnya film ini seperti melupakan unsur horor yang sebelumnya di jual habis-habisan di setiap film hasil karya Atomic Monster Production.

Efek sampingnya? Kita jadi seperti kehilangan The Conjuring yang kita kenal. Efek baiknya? Kita mendapatkan The Conjuring yang lebih fresh dan bisa diikuti tanpa takut terkena obral jumpscare yang berlebihan.

3. Jumpscare?

Dok. Atomic Monster

The Conjuring: The Devil Made Me Do It pada awalnya memanfaatkan setting yang lebih familiar dengan rumah angker yang berantakan dan penuh dengan cakaran-cakaran hewan buas. Sayangnya setelah adegan ini berakhir, kamu akan mendapati kalau film ini masih memanfaatkan berbagai jumpscare dengan formula yang sama dengan prekuelnya.

Kalau kamu terbiasa dengan film-film yang dibuat oleh Atomic Monster Production, kamu pasti akan tahu di mana saja sang hantu bakal muncul. Michael Chaves sepertinya tidak banyak berkembang setelah film The Curse of La Llorona, sehingga terus menggunakan formula yang sama.

Untunglah scoring dari Joseph Bishara, yang juga menggarap The Conjuring (2013), Annabelle (2014), The Conjuring 2 (2016), The Curse of la Llorona (2019), dan Annabelle Comes Home (2019), cukup membantu bergulirnya setiap plot dan jumpscare yang muncul di The Conjuring: The Devil Made Me Do It.

Bagaimana dengan sang iblis yang ditampilkan di film ini? Well, ketimbang Valak dan Annabelle, iblis yang hadir di The Conjuring: The Devil Made Me Do It tidak memiliki bentuk spesifik sehingga cukup mudah untuk dilupakan. Kami malah meyakini kalau iblis yang ada di film ini sangat generik, dengan hidung panjang dan kuping yang runcing.

4. Kisah Cinta Ed dan Lorraine

Dok. Atomic Monster

Hilangnya jumpscare yang berlebihan dimanfaatkan dengan baik oleh karakter Ed dan Lorraine sebagai panggung mereka dalam menjelaskan latar belakang percintaan mereka. Untunglah hal ini didukung dengan chemistry yang terjaga baik antara Patrick Wilson dan Vera Farmiga.

Hubungan keduanya yang intim menjadi pendorong utama berjalannya plot cerita The Conjuring: The Devil Made Me Do It. Bisa jadi film ini tak sebaik yang diharapkan tanpa kehadiran mereka berdua.

Penampilan keduanya mencuri perhatian sepanjang film, apalagi ketika mereka berada satu frame. Wilson yang tampil sebagai Ed, selalu melindungi Lorraine meskipun dia tidak memiliki kekuatan supranatural. Sementara Lorraine selalu berjuang untuk melindungi para korban, karena yakin ada Ed di sisinya.

Harus diakui, keintiman dan kisah Ed dan Lorraine dalam film ini lebih baik dan lebih jelas dari dua film sebelumnya.

5. Kesimpulan

Dok. Atomic Monster

Dibandingkan kedua film sebelumnya, jelas The Conjuring: The Devil Made Me Do It menjadi film paling lemah untuk urusan menakut-nakutinya. Tetapi bukan berarti film ini menjadi yang terburuk dan harus dilewatkan begitu saja. Justru kalau kamu ingin menonton The Conjuring dengan nyaman, kamu bisa memulainya dari The Conjuring: The Devil Made Me Do It.

Secara garis besar, film ini masih berhak mendapatkan nilai 3.5 dari 5. Sebab kami masih mendapati semua resep utama The Conjuring dengan sedikit minus di sana-sini. Kami sangat menyayangkan dengan tampilan generik dari sang iblis. Menjadikan film ini kehilangan kesempatan untuk menciptakan satu karakter iblis yang bisa dibuatkan spin-off-nya.

Itulah review The Conjuring: The Devil Made Me Do It versi Duniaku.com. Gimana pendapat kamu? Sampaikan di kolom komentar!

Diterbitkan pertama 03 Juni 2021, diterbitkan kembali 05 Oktober 2024.