TUTUP

Review Mara, Mahluk Halus di Balik Tidur Ketindihan!

Film Mara menceritakan mahluk yang bertanggung jawab atas kejadian tidur ketindihan! Pernah mengalaminya? Simak review kami berikut ini!

Tidur ketindihan atau sleep paralysis kerap dialami oleh orang-orang yang mengalami narcolepsy (mudah tertidur karena situasi rileks), atau apnoea (penghentian nafas sementara saat tidur). Tapi sebenarnya banyak orang yang percaya kalau tidur ketindihan itu sebenarnya berurusan dengan makhluk halus. Nah, film Mara ini berusaha membangkitkan teror dari fenomena tidur ketindihan. Jadi boleh percaya atau tidak, setiap kali kamu mengalami tidur ketindihan, artinya kamu sedang diikat oleh makhluk halus dan mungkin Mara sedang menindih dadamu saat itu.

Sinopsis Mara

Film Mara diawali dengan kasus kematian janggal seorang pria di tempat tidur. Sang istri, Helena (Rosie Fellner) yang menyaksikan langsung tragedi ini mengalamo trauma berat. Menurut penuturannya kepada Kate (Olga Kurylenko), psikolog forensik yang memeriksanya, wanita tersebut berulang kali menyebut nama Mara. Dengan berat hati, Kate menetapkan Helena mengalami gangguan kejiwaan. Alhasil, wanita tersebut harus berpisah dengan buah hatinya, Sophie (Mackenzie Imsand). Merasa bersalah, diam-diam Kate mencoba menyelidiki kasus ini. Ia berharap dapat membebaskan Helena dan menyatukannya kembali dengan Sophie. Tapi ternyata teror Mara tidak berhenti begitu saja. sumber: film Mara[/caption] Kate yang tidak pernah percaya dengan cerita tentang makhluk halus malah ikut mengalami sleep paralysis dan ditindih oleh sesosok makhluk halus. Penasaran apakah peristiwa gaib ini benar-benar ada, Kate kemudian melakukan investigasi menyeluruh. Mulai dari Dougie (Craig Conway) yang ternyata sangat paranoid dan hanya menyisakan waktu tidurnya dua jam sehari agar tidak ditindih Mara dan kemudian dibunuh.

Sosok Mara

Mara, sejatinya memiliki modal yang cukup untuk masuk ke relung-relung otak, memancing ketakutan para penontonnya. Pasalnya, fenomena ketindihan memang begitu universal, banyak orang dari berbagai latar belakang pernah mengalami hal ini, termasuk orang Indonesia. sumber: film Mara[/caption] Ditambah lagi, Mara menghadirkan sejumlah mitos dan informasi yang dikaitan dengan fenomena ketindihan. Ini, membuat cerita dalam Mara kian menarik untuk diikuti. Performa Javier Botet, seorang aktor spesialis pemeran hantu dan sosok monster, juga cukup membuat merinding. Sayangnya semua kelebihan di atas mentah begitu saja karena banyaknya kurva jumping scare yang tidak seimbang, sehingga kamu akan menemukan berbagai momen yang mudah tertebak dan tidak seram lagi. sumber: film Mara[/caption] Selain masalah jumping scare yang sangat ketebak, sosok Mara juga sebenarnya kurang seram. Penggambaran hantu yang berjalan mengambang perlahan dan bergerak dengan suara berderak-derak sudah terlalu sering kami saksikan di film horor Asia maupun Hollywood. Hasilnya, kami malah tersenyum lebar begitu melihat sosok utuh Mara yang bergerak-gerak dengan kikuk.

Kesimpulan

Mara menghadirkan film horor dengan plot yang membingungkan dan melompat-lompat. Rasanya kami seperti menyaksikan film horor dengan alur cerita yang paling tidak beraturan. Masih lebih buruk dari film The Forest yang hadir di 2016, tapi masih jauh lebih baik dari Slender Man yang baru-baru ini melewati masa tayangnya di bioskop tanah air. Dengan segala kelemahan yang dihadirkan oleh plot maupun sosok Mara, pada akhirnya film ini hanya bisa kami ganjar dengan 2 dari 5 bintang. Jangan lupa like fan page Duniaku.net untuk terus memantau perkembangan dunia film! [embed]https://www.youtube.com/watch?v=G2wRPdld44M[/embed]