TUTUP

Review Doctor Sleep, Konklusi Kisah Danny dan The Shining

Babak selanjutnya dari para Shining dan hotel Overlook

Tahun 1980 merupakan tahun yang sangat sibuk. Tercatat pada tahun tersebut kamu bakal menemukan film-film apik, seperti misalnya The Empire Strike Back, Raging Bull, dan The Shining. Khusus yang terakhir, film ini akhirnya mendapatkan sekuelnya berdasarkan novel Doctor Sleep yang terbit di tahun 2013.

Tidak tanggung-tanggung, Warner Bros langsung menunjuk Mike Flanagan untuk membidani Doctor Sleep. Mike sendiri merupakan sutradara veteran untuk film horor dan adaptasi. The Haunting Hill House merupakan salah satu karya adaptasinya yang terbilang sukses di Netflix.

1. Danny dan The Shining

dok. Warner

Hidup Dan Torrance (Roger Dale Floyd) tidak membaik setelah berhasil bertahan dari teror di hotel Overlook. Danny tetap mendapatkan teror yang mengerikan dari para makhluk di Overlook, bahkan sang ibu, Wendy (Alex Essoe), mendapati kalau Danny tidak mau berbicara sedikitpun.

Kondisi ini berakhir setelah Dick (Carl Lumby) mengajari Danny cara membuat perangkap untuk para makhluk mengerikan tersebut. Perangkap tersebut berhasil dan Danny akhirnya mau berbicara dengan Wendy dan hidup normal.

Sayang Danny dewasa (Ewan McGregor) tumbuh menjadi sosok yang hobi minum dan berkelahi di bar. Keadaan ini timbul karena Danny harus menutupi kemampuan Shining miliknya, dan untuk mencapai hal ini Danny harus mabuk berat setiap hari.

Pada sisi lainnya, Abra Stone (Kyliegh Curran) mendapati kalau dirinya memiliki kemampuan yang berbeda dari anak-anak seumurannya. Kemampuan tersebut ternyata Shining yang lebih kuat dari Danny. Lewat Shining, Abra mampu berkomunikasi dengan Danny dan melihat hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Termasuk salah satunya adalah kegiatan para True Knot.

True Knot sendiri merupakan orang-orang yang mengkonsumsi awan atau uap yang muncul dari para Shining yang mati. Saat melihat kemampuan Abra, Rose the Hat (Rebecca Ferguson) yang merupakan pemimpin True Knot, menginginkan uap miliknya.

Rose yang memiliki kemampuan untuk melihat posisi Abra, berusaha masuk ke dalam pikirannya. Kekuatan Shining Abra rupanya terlalu kuat, sehingga hasilnya Rose terjebak dan pikirannya dibaca oleh Abra. Melihat kemampuan dan potensi yang dimiliki Abra, Rose menggelar perburuan untuk mendapatkan Abra.

Abra sendiri meminta bantuan Danny yang selama ini berkomunikasi dengan dirinya melalui telepati. Danny yang semula menolak, akhirnya bersedia membantu Abra setelah Dick kembali muncul dan meyakinkan Danny untuk menolong Abra.

Baca Juga: 7 Film Marvel Cinematic Universe yang Terasa Sebagai Filler!

2. Pace yang sempurna

dok. Warner

Doctor Sleep merupakan salah satu dari sedikit film yang memiliki pace sempurna. Kamu tidak akan dibiarkan terlalu lama berjalan tanpa momen penting, tapi film ini juga tidak terlalu tergesa-gesa membentuk eksposisi. Kamu akan dibawa terlebih dahulu ke berbagai momen yang membentuk berbagai event di Doctor Sleep, sebelum akhirnya dibiarkan maju mengikuti cerita.

Keadaan ini membuat para penonton Doctor Sleep bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi di The Shining tanpa harus menonton ulang filmnya. Beberapa momen di dalam film ini akan membuatmu ingin kembali menonton The Shining, atau menontonnya untuk pertama kali. Untuk yang terakhir kami tidak heran, mengingat nama Stanley Kubrick kurang terdengar di Indonesia, padahal referensi filmnya muncul di mana-mana.

Walaupun kami bilang sempurna, efek dari eksposisi yang muncul di awal-awal film terasa cukup lambat untuk sebagian penonton. Tapi sejatinya bagian tersebut memang mutlak diperlukan, karena banyaknya informasi yang harus diterima penonton. Kamu tidak mungkin menjelaskan posisi Danny, Abra, True Knot, Rose, dan lain sebagainya, tanpa menjelaskan apa itu Shining dan teror di hotel Overlook.

3. Sound yang di atas rata-rata

dok. Warner

Selain pace yang sempurna, film Doctor Sleep juga menggunakan suara sebagai salah satu senjata utamanya. Penggunaan spatial sound di Doctor Sleep menjadikan ketegangan yang ada di film ini terasa berlipat-lipat. Apalagi beberapa suara dihadirkan melingkar-lingkar sepanjang film, membuat beberapa adegan seperti melompat ke luar layar bioskop.

Suara juga merupakan cue penting di dalam film ini. Kamu bakal merasakan ketegangan yang luar biasa hanya dari mendengarkan berbagai musik atau sound effect yang muncul di dalam film. Doctor Sleep tidak menggunakan suara-suara khas jumpscare untuk meneror penontonnya. Sebagai gantinya kamu akan menemukan berbagai nada yang menjadi cue akan adanya teror yang muncul.

Mike Flanagan juga kembali menggunakan berbagai track dari The Shining di beberapa bagian Doctor Sleep. Hal ini lagi-lagi membangkitkan nostalgia dan perasaan tidak nyaman di saat yang bersamaan.

Sebenarnya penggunaan musik dan sound effect yang di atas rata-rata memang mutlak harus ditemukan di Doctor Sleep, apalagi kalau mengingat betapa mengerikannya musik dan sound effect yang digunakan Kubrick di dalam film The Shining. Bagian ini jadi suatu kewajiban bagi Doctor Sleep, atau film ini bakal terasa mentah dan kalah kualitas dari prekuelnya.

4. Konklusi

dok. Warner

Bagian konklusi merupakan bagian yang paling mudah bagi kami. Doctor Sleep merupakan sebuah film yang wajib tonton, apalagi kalau kamu penggemar karya-karya Stephen King dan ingin mengetahui babak selanjutnya dari The Shining.

Doctor Sleep memiliki banyak perbedaan dengan novelnya, dan perbedaan-perbedaan ini dimunculkan untuk menyesuaikan dengan film The Shining garapan Stanley Kubrick. Bisa dibilang film ini memuat 30 persen The Shining versi Kubrick dan 70 persen versi King. Penyesuaian ini tidak mengganggu walaupun lagi-lagi sedikit mengubah berbagai event dan segmen cerita Doctor Sleep.

Doctor Sleep kami ganjar dengan nilai 4,5 dari 5 bintang review, dan film ini sudah bisa kamu tonton di bioskop-bioskop favoritmu, mulai dari 6 November 2019.

Baca Juga: Beda Arti, Ini Klarifikasi Sutradara Godfather Tentang Film Marvel!