TUTUP

Review Bagman, Teror Masa Kecil yang Jadi Kenyataan

Hantu masa kecil kembali lagi

GENRE: Horor

ACTORS: Sam Claflin, Steven Cree, Antonia Thomas

DIRECTOR: Colm McCarthy

RELEASE DATE: 25 September 2024

RATING: 3/5

Bagman adalah film horor yang lebih dari sekadar cerita tentang makhluk mitos yang menculik anak-anak. Disutradarai oleh Colm McCarthy, film ini mengeksplorasi tema trauma masa kecil yang membekas hingga dewasa, dengan atmosfer yang mencekam dan visual yang mendalam.

Dibintangi oleh Sam Claflin, Antonia Thomas, dan Caréll Vincent Rhoden, Bagman membawa penonton ke dalam dunia kelam di mana teror masa lalu kembali menghantui masa kini.

1. Plot Klasik Tentang Hantu Masa Kecil

Dok. Lionsgate

Patrick McKee (Sam Claflin) hampir menjadi korban makhluk menyeramkan bernama Bagman ketika masih kecil, sebuah pengalaman yang meninggalkan luka batin mendalam. Kini, sebagai ayah dari seorang anak, Patrick harus menghadapi kembali ketakutan terdalamnya ketika Bagman kembali untuk mengancam keluarganya.

Sementara plot utama film ini menarik, konsep Bagman bukanlah sesuatu yang benar-benar baru di genre horor. Narasi tentang makhluk mitos yang menculik anak-anak mengingatkan kita pada film seperti It dan The Babadook. Meski begitu, McCarthy berhasil memadukan elemen-elemen familiar ini dengan gaya penyutradaraan yang memikat, membuat Bagman tetap terasa segar dan menegangkan.

Baca Juga: Review Never Let Go: Horor yang Penuh Ketegangan dan Ambiguitas

2. Pengembangan Karakter dan Sinematografi

Dok. Lionsgate

Performa Sam Claflin sebagai Patrick patut diapresiasi, ia mampu menggambarkan dengan baik trauma dan perjuangannya melawan rasa takut. Namun, pengembangan karakter lain, seperti Karina (Antonia Thomas), istri Patrick, terasa kurang mendalam. Meskipun perannya penting dalam cerita, ia lebih sering terjebak dalam peran klise sebagai korban, tanpa banyak peluang untuk berkembang. Anak mereka, Jake (Caréll Vincent Rhoden), pun lebih difungsikan sebagai alat plot daripada karakter yang berkembang sendiri.

Salah satu kekuatan utama Bagman adalah sinematografinya. McCarthy dan sinematografer film ini menggunakan pencahayaan gelap, ruang-ruang sempit, dan kamera yang mengikuti karakter dengan cemas, menciptakan suasana horor yang mencekam. Penggunaan efek visual untuk menghadirkan Bagman juga dilakukan dengan baik, membuat sosoknya menyeramkan tanpa berlebihan.

Tata suara film juga patut dipuji. Musik latar yang minimalis berpadu dengan efek suara yang tajam untuk menciptakan momen-momen ketegangan yang intens. Bagman tidak hanya muncul sebagai ancaman visual, tetapi kehadirannya terasa dari suara langkah kaki dan derak pintu yang terbuka perlahan.

3. Trauma yang Mendalam

Dok. Lionsgate

Satu aspek yang membuat Bagman lebih menonjol adalah eksplorasi tema trauma psikologis. Bagman bukan sekadar makhluk jahat, melainkan personifikasi dari ketakutan dan trauma Patrick yang tak pernah hilang. Film ini menggunakan Bagman untuk menyimbolkan bagaimana trauma masa kecil bisa tetap menghantui hingga dewasa, merusak hubungan dan kestabilan emosi seseorang. Dengan demikian, Bagman menawarkan lebih dari sekadar horor makhluk, tetapi juga sebuah studi tentang bagaimana ketakutan bisa berakar begitu dalam di jiwa manusia.

Meskipun secara visual dan atmosfer Bagman sangat kuat, narasinya tetap terasa akrab bagi penggemar horor. Dengan banyaknya film yang mengeksplorasi trauma dan ancaman masa kecil, Bagman tidak terlalu menambahkan hal baru ke dalam trope ini. Film ini mungkin tidak akan mengejutkan penonton yang sudah terbiasa dengan cerita horor psikologis yang serupa, seperti The Babadook atau Hereditary.

Bagi penonton yang menyukai film-film seperti It atau Sinister, Bagman bisa menjadi pilihan yang layak. Kedua film tersebut juga menampilkan sosok makhluk mitos yang berfokus pada anak-anak sebagai korban, namun Bagman memiliki pendekatan yang lebih subtil dalam menyampaikan teror melalui trauma psikologis. Dibandingkan dengan It, yang lebih menonjolkan horor supranatural yang besar, Bagman lebih intens di sisi emosional dan internal karakter.

4. Kesimpulan

Dok. Lionsgate

Secara keseluruhan, Bagman adalah film horor yang solid dengan elemen psikologis yang kuat. Meskipun tidak menawarkan inovasi besar di sisi cerita, film ini berhasil menghadirkan pengalaman yang menegangkan melalui sinematografi, atmosfer yang terbangun dengan baik, serta penggalian trauma masa kecil yang emosional. Bagi penggemar horor yang menyukai perpaduan antara mitologi dan trauma psikologis, Bagman adalah film yang layak ditonton.

Baca Juga: Review Film Transformers One, Awal Pecahnya Konflik Abadi!